Home / Romansa / Terjebak Sandiwara Bos Besar / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Terjebak Sandiwara Bos Besar: Chapter 81 - Chapter 90

114 Chapters

81. Terus berlanjut

Ardan akhirnya menceritakan tentang kakeknya yang walau keras kepada keluarga, tapi pria tua itu sangat penyayang kepada perempuan. Harsato lah yang pertama menentang pernikahan kedua Jerry karena ia memikirkan perasaan istri pertama Jerry, Devita. Ia paham betul tindakan putranya itu bisa melukai Devita, walau wanita itu tidak mengatakan apa-apa. Namun semua itu sia-sia karena Jerry memaksakan kehendak karena sudah terlanjur memiliki seorang putra dari Isana. Pernikahan kedua Jerry pun akhirnya dilakukan dengan dalih pernikahan bisnis karena Harsato tidak menyukai hal tersebut. Putra dari Isana itu juga tidak diperbolehkan menyandang nama keluarga Harsato sebagai konsekuensi dari tindakan Jerry. Lita mendengarkan semua penjelasan Ardan sambil menghela nafas panjang. Rasa sesak juga menyelimuti hatinya karena ia bisa memahami situasi rumit keluarga tersebut. Sebelumnya ia berpikir kehidupan para konglomerat pastilah mudah dan b
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

82. Berdamai

“Jadi bagaimana pembicaraan mu dengan kakek?” “Kamu mau membahas itu padahal kita sedang liburan?” Pandangan mata Lita beralih ke danau di depannya. Mereka baru saja mengunjungi kuil tertua di pusat kota tua Tokyo lalu mampir ke taman Ueno yang tidak jauh dari daerah Asakusa. Ia seharusnya merasa senang karena sedang berlibur. Namun perasaannya tidak tenang karena memikirkan tentang Lisa dan keluarganya. “Mama sudah lelah?” tanya Alen dengan ekspresi khawatir. “Sedikit… Alen mau kemana lagi?” Mereka sudah mengunjungi kota tua di daerah itu dari pagi hingga sore, tapi Alen bahkan tidak menunjukkan rasa lelah sedikit pun. “Hmmm kalau mama lelah, kita makan saja lalu pulang.” Ardan mengangguk setuju lalu melirik ke Alen sambil tersenyum. Ia merasa bangga karena putranya tumbuh dengan baik dan sangat pengertian. “Oke kalau begitu.” Keluarga kecil tersebut berjalan bersama menuju restoran terdekat karena engg
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

83. Penolakan

Ekspresi Ardan kembali menjadi datar begitu ia turun dari kendaraannya. Ia melangkah dengan tenang lalu masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Di ruang tamu terlihat ayahnya sedang duduk bersama Salim dan juga putrinya, Lisa. Pandangan Jerry langsung mengarah ke Ardan yang baru datang. “Oh ada tamu? Selamat siang om Salim, Lisa,” sapa Ardan tetap dengan ekspresi datarnya. “Duduk!” perintah Jerry dengan ekspresi buruk. Ardan menurut tanpa banyak bicara. Ia duduk di kursi dekat ayahnya berada. Pandangannya menatap ke Salim dan Lisa secara bergantian. Ia sudah bisa menduga keadaan menjadi lebih rumit karena melihat ayahnya yang tidak berbasa-basi menunjukkan sikap di depan orang lain. “Kamu tidak mengatakan kepada papa mu tentang pesan dari Lisa,” ucap Salim mengawali pembicaraan. “Ya, saya lupa karena sedang sibuk bekerja… maafkan saya.” Pria itu memang mengucapkan maaf, tapi itu dilakukan setengah hati han
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

84. Ketenangan

Lisa mematung selama beberapa saat di tempatnya setelah Ardan meninggikan suara. Ia menggenggam erat tangannya sendiri dengan ekspresi cemas. “Ardan, tolong… aku tidak akan mengganggu mu, Lita, maupun Alen.. tolong aku,” ucap Lisa tanpa berani menatap ke arah Ardan. “Kamu harus bertanggungjawab sendiri untuk semua masalah yang kamu lakukan, Lisa. Jangan pernah berpikir untuk melibatkan ku, Lita, apalagi Alen.” “Tolong sekali ini saja… kamu bisa menceraikan ku setelah beberapa bulan…” “Kamu bisa mengajukan penawaran mu itu ke calon suami mu lainnya,” ucap Ardan dengan ekspresi datar. Tidak terlihat rasa kasihan dalam tatapan matanya yang dingin. Usai mengatakan itu, Ardan langsung melanjutkan langkahnya lalu masuk mobilnya tanpa mempedulikan Lisa yang mulai menangis. Selama perjalanan menuju rumah, ia berusaha menenangkan suasana hatinya yang buruk. Ardan tidak ingin emosinya nanti dilihat oleh siapapun. Alen dan Lita tampak sed
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

85. Keluarga yang rumit

Lita mengurungkan niatnya untuk bertanya setelah mempertimbangkan banyak hal. Ia akhirnya memilih menghabiskan waktu di kamarnya yang terletak di lantai dua. Walaupun setiap hari tidur di kamar utama dengan Alen dan Ardan, ia masih disediakan ruangan di lantai atas untuk digunakan sebagai tempat bekerja atau istirahat. Ia memeriksa beberapa dokumen yang diberikan Gita pada Jumat lalu. Lita perlu mempelajarinya karena pada Selasa nanti akan diadakan rapat gabungan dengan tim IT yang mengelola situs H&U Media. Tangan kanannya memegang bolpoin lalu menandai beberapa bagian yang ia rasa penting. Telinganya disumbat dengan headphone sehingga ia fokus dengan pekerjaannya tanpa mendengarkan suara lain. Fokus Lita sedang sangat baik sehingga ia bahkan tidak sadar sudah bekerja beberapa jam dan saat ini sudah cukup larut. ‘Jam 10? Aku tidak sadar… pantas rasanya lapar…’ Lita melepas headphone-nya lalu bangkit dari kursi kemudian melangkah keluar kamar. Langkahnya terhenti saat melihat
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

86. Sisi lain

Kesehatan Devita memburuk setelah pernikahan Jerry dan Isana. Namun ia menolak bercerai meski keluarganya meminta hal tersebut. Ardan mulai membenci banyak hal dan berubah banyak. Ia tidak lagi mendengarkan perkataan orang tuanya maupun kakeknya. Pada kondisi yang terus memburuk. Ardan akhirnya menunda perkuliahannya, ia berusaha fokus merawat sang ibu. Dalam waktu yang berdekatan, Ardan tidak sengaja mengetahui niat Lisa yang ternyata ingin memanfaatkannya karena keluarga Salim telah mengetahui perbuatan putrinya saat sekolah dulu. Mereka terus mendesak pertunangan untuk dimajukan. Hal itu lah yang membuat Ardan semakin membenci semua hal karena tidak ada satupun yang memikirkan kondisi ibunya yang sedang sakit. Devita meninggal tidak lama kemudian karena memburuknya penyakit bawaannya setelah mengalami stress berat. Namun ia tidak pernah sekalipun memberitahu kondisinya karena ia menghargai keputusan Jerry yang juga ingin merawat putranya yang lain. Setelah kematian ibunya, Ar
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

87. Bersemi

Setelah membenarkan posisi tidur Ardan, Lita melangkah menuju kamarnya sendiri dengan perasaan bercampur. Ia menghempaskan tubuhnya di ranjang lalu memandangi langit-langit kamar dengan ekspresi bingung. Lita tidak mengerti kenapa merasa berdebar setiap melihat Ardan mendekatkan wajah ke arahnya. Ia tidak tahu kenapa ia selalu merasa hanyut setiap menatap matanya yang selalu terlihat sedih itu. Meski berkali-kali mengingatkan diri tentang Ardan yang menghancurkan hidupnya, ada sisi lain dirinya yang mulai bisa menerima semuanya. ‘Apa aku begitu bodohnya?’ Semakin mengetahui lebih banyak tentang Ardan, Lita merasa semakin bersimpati kepadanya dan membuat kebencian serta amarah perlahan mereda dengan sendirinya. Jika sebelumnya ia meyakinkan dirinya melakukan semua untuk Alen. Sekarang ia mulai ragu terhadap apa yang sedang ia rasakan. Lita mulai mencurigai dirinya sendiri dan menyangkal perasaan yang serupa seperti saat ia bersa
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

88. Petaka

“Aku tidak keberatan, tapi apa mereka nanti tidak bertanya-tanya kalau aku yang mengantar?” “Tidak apa-apa kok, sebagian besar pengelolanya adalah keluarga mama, jadi kamu tidak perlu khawatir.” “Oke, jadi kapan aku harus mengantarnya?” “Sekarang.” “Sekarang? Tapi–“ “Aku akan bilang ke Fani kamu sedang ada pekerjaan lain,” sela Ardan pelan. Lita merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia akhirnya mengiyakan tanpa bertanya lagi. Ardan tampak sibuk dengan ponselnya lalu selang beberapa saat kemudian datang Zan dengan tas kotak di tangan. “Hati-hati di jalan,” ucap Ardan yang kemudian mengecup pelan kening Lita. “Y– ya…,” balas Lita yang kemudian langsung memasang ekspresi serius meski wajahnya masih memerah. ‘Sial… kalau begini terus bisa saja sandiwara ini akan semakin sulit untuk ku…’ “Mari bu Lita,” ucap Zan dengan ekspresi yang sama seperti biasa. Setelah menghela nafas panjang, Lita
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

89. Perasaan rumit

Tidak lama kemudian terdengar sirine pemadam kebakaran. Semua orang tampak panik sambil melihat gedung yang dilalap api. Suasana di depan gedung tersebut menjadi ramai, tapi Ardan tampak melangkah tenang dengan laptop dan beberapa dokumen di tangan. Jerry tampak pucat dan sempat memaksa masuk. Pria tua tersebut baru menghela nafas lega setelah melihat Ardan keluar dalam keadaan selamat. “Lita dimana?” “Dia sedang ada di tempat Sara.” Ardan menatap ayahnya dengan ekspresi datar lalu tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri. Meski bersikap tenang, pria tersebut sudah terlalu banyak menghirup asap dalam waktu lama. Sebagian fungsi keamanan sudah disabotase dan itu semua diluar perkiraan Ardan. Pria itu berpikir, Salim hanya menggertak dan tidak akan sampai menyebabkan kebakaran sebesar itu. Suasana di halaman gedung tersebut masih ramai meski api sudah berhasil dipadamkan. Banyak polisi dan juga wartawan yang berdatangan.
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

90. Khawatir

Setelah kemarin melewati hari yang panjang, kali ini Lita kembali merasakan perasaan cemas yang tidak berujung. Sebagian pekerja H&U Media diminta bekerja dari rumah untuk sementara waktu karena kondisi gedung dalam keadaan buruk. Namun hal yang menjadi fokus utamanya saat ini adalah Ardan yang tidak kunjung memberi kabar, padahal semua orang mengatakan keadaan Ardan tidak terlalu serius. “Mama terlihat tidak tenang,” ucap Alen yang baru saja menyelesaikan puzzle mainan yang disediakan oleh Sara. Sara sendiri tetap beraktivitas seperti biasa. Meski ingin menemani Lita dan Alen, wanita paruh baya itu tetap harus berangkat bekerja. “Begitukah?” “Ya… bukankah tante Sara sudah mengatakan kalau disini sangat aman karena banyak penjaga?” “Hmm ya… tapi mama sedang tidak memikirkan itu.” Dahi bocah itu mengernyit. “Apa tentang papa?” “Ya…” “Kenapa tidak ditelepon?” “Kemarin tante Sara bilang kalau papa mu butuh istirahat.” “Mama tidak perlu khawatir soal papa, papa akan baik-baik
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status