Home / Romansa / Terjebak Sandiwara Bos Besar / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Terjebak Sandiwara Bos Besar: Chapter 71 - Chapter 80

114 Chapters

71. Kopi yang disukai

Usai liburan bersama keluarga Ardan di Bali pada akhir pekan lalu. Lita telah kembali bekerja pada senin pagi dengan suasana hati yang lebih segar. Ia bisa menjadi lebih fokus menyelesaikan pekerjaannya. Ia bahkan mempunyai beberapa ide untuk permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Semua idenya dicatat dan disimpan untuk persiapan saat akan rapat pada rabu nanti. /klek…/ “Kamu masih bekerja pada waktu istirahat?” Lita menatap Ardan yang baru datang dengan ekspresi datar. Ia sudah semakin terbiasa dengan perhatian Ardan apalagi setelah liburan bersama pada akhir pekan lalu. “Tentu saja tidak.” “Ayo makan di luar.” Dahi Lita mengernyit. “Di luar? Kenapa tidak di kantin?” “Ada restoran teman ku yang baru dibuka akhir pekan lalu, karena aku tidak datang jadi aku ingin berkunjung sekarang.” “Oke, ayo kesana.” Perempuan bermata coklat itu segera membereskan barang di atas meja lalu
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

72. Mencari distraksi

Lita bangun dengan suasana hati yang buruk karena otaknya tidak bisa berhenti memikirkan berbagai kemungkinan yang tidak ia tahu. Perempuan tersebut sudah menyesali tindakannya yang berupaya mencari tahu. Ia sadar bahwa apa pun yang terjadi tetap tidak akan mengubah kenyataan yang dijalaninya saat ini. “Apa terjadi sesuatu lagi di kantor?” tanya Ardan saat melihat Lita yang tampak lebih diam sejak pagi. “Ehmm, tidak… aku hanya agak lelah karena lembur semalam.” “Minggu depan anggota editor akan bertambah kan?” “Ya… sepertinya aku baru bisa berhenti lembur mulai minggu depan.” “Apa perlu Zan membantu?” “Kamu bercanda? Pekerjaan Zan sudah sangat banyak, Ardan…” “Dia sedang tidak terlalu sibuk sekarang.” “Tidak usah, mana bisa asisten mu tiba-tiba jadi editor,” gerutu Lita pelan. “Dia itu bisa mengerjakan apa saja…” “Sepertinya kamu menyiksanya dengan baik sejak dulu?” Ardan hanya tertawa ke
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

73. Kebenaran yang disembunyikan

“Saya Kiana, saya dulu sempat beberapa kali bekerjasama dengan pak Ardan, senang sekali sekarang berkesempatan bertemu istrinya…” Lita menyambut tangan Kiana yang diulurkan kepadanya lalu menyebut namanya meski perempuan di depannya sudah mengetahui tentangnya. “Ah maaf apa saya menganggu?” “Tidak kok.” “Apa pak Ardan dan putranya ikut?” “Mereka tidak ikut, saya datang sendiri untuk urusan pekerjaan pribadi.” “Ah begitu?” ucap Kiana dengan ekspresi kecewa yang tidak bisa disembunyikan. Rey yang sejak tadi berdiri di kejauhan dengan ekspresi canggung akhirnya mendekat. “Kia…” Raut wajah Rey yang buruk akhirnya membuat Kiana merasa tidak enak. Setelah berbincang sebentar, perempuan itu pun akhirnya pamit lebih dulu. “Maaf, aku tidak tau kalau dia mengenal suami mu…” Kata ‘suami’ yang disebutkan Rey membuat perut Lita tiba-tiba terasa mual. Ia tidak mengerti kenapa lagi-lagi respon tubuhnya aneh padahal sel
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

74. Kebohongan yang manis

Setelah terdiam dalam waktu lama dengan ekspresi kosong, akhirnya Lita melangkah turun lalu membayar semua makanan dan minumannya. Rey maupun perempuan bernama Kiana itu sudah tidak terlihat di sekitar kafe. Lita tahu pasti pria tersebut langsung pergi karena tidak ingin melihat wajahnya lagi. Tubuhnya terasa lemas tapi Lita berusaha menahannya. Perempuan itu tidak ingin memperlihatkan dirinya yang menyedihkan atau membuat heboh jika ada yang merekamnya diam-diam saat ia pingsan. Mobil putih itu melaju pelan menyibak gerimis kecil yang mulai turun lalu berhenti di pinggir jalan karena pandangan mata Lita mulai terasa kabur. Lita tahu tubuh dan pikirannya telah mencapai batas bertahan dalam waktu lama. Oleh karena itu ia tidak lagi memaksakan diri untuk terus mengemudi. Meski saat ini ia berada di ambang keputusasaan, perempuan itu belum memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya, setidaknya untuk saat ini. Dengan energi yang tersisa ia me
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

75. Penyesalan

Lita tidak banyak bicara selama perjalanan pulang. Ia hanya mengatakan akan tidur di kamar atas selama beberapa waktu karena sedang ingin sendiri. Ia juga meminta Ardan untuk beralasan kepada Alen jika bocah itu bertanya. Ardan mengiyakan tanpa bertanya. Ia bisa mengetahui ada sesuatu yang terjadi dan pria tersebut tidak ingin memperkeruh keadaan. Ekspresi Lita yang datar dengan tatapan dingin yang menusuk itu memperlihatkan dengan jelas kemarahan dalam dirinya. Pria di samping Lita itu tahu bahwa perempuan tersebut sedang berusaha menahan kemarahannya. Namun Ardan masih belum mengetahui penyebabnya dengan jelas. “Alen sedang ada di rumah papa,” ucap Ardan saat keduanya sudah sampai kediaman mereka. “Dia menginap?” “Tidak, nanti sore aku akan menjemputnya..” “Ya.” Perempuan tersebut memasuki rumah lalu naik ke lantai atas kemudian menuju ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur lal
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

76. Pertengkaran

((Peringatan!! bab ini mengandung hal sensitif seperti trauma dan percobaan bun*h diri. Bagi pembaca yang merasa tidak nyaman dengan konten tersebut dianjurkan untuk tidak membacanya.)) . . Ardan tetap di tempatnya tanpa bergerak sedikit pun. Tatapannya fokus mengarah ke Lita yang terus mengatakan semua hal buruk kepadanya. “Sebenarnya apa kesalahan ku padamu sampai kamu bertindak sejauh itu?! “Apa salah ku sampai harus kehilangan semua hal?! Teman-temanku, kekasih ku, bahkan diriku sendiri… kamu sedemikian kayanya sampai bisa membeli kehidupan orang lain ya?” Air mengalir deras dari kelopak matanya. Tatapan mata Lita yang tadi tajam sekarang justru terlihat sendu. Tidak ada kata maaf atau kata penenang lain yang diucapkan Ardan karena pria tersebut merasa tidak pantas. Ia tahu betul kesalahannya sangat besar. Meski ia menyesalinya, Ardan tidak melakukan pembelaan apa pun dan justru menerima semua sumpah serapah itu.
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

77. Kembali seperti semula

Lita terbangun saat sinar matahari masuk melalui celah gorden dan mengenai wajahnya. Matanya mengerjap beberapa kali dengan ekspresi bingung. Semuanya terasa asing di mata Lita. Ia tidak mengenali ruangan tempat ia berada sekarang. Aroma pengharum ruangan yang berbeda dari yang pernah ditemuinya selama ini membuat ia teringat dengan rumahnya saat ia kecil. Tangannya digerakkan untuk memastikan bahwa sekarang ia masih ada di dunia dan sedang tidak dalam keadaan bermimpi. ‘Ini bukan mimpi… tapi aku ada dimana?” Pandangannya menyelidik ke semua benda maupun sudut ruangan tersebut. Ia yakin bahwa saat ini tidak sedang ada di rumah sakit. Sebuah foto di atas rak kecil dekat jendela menarik perhatian Lita. Perempuan itu turun dari ranjanganya perlahan lalu mendekat ke arah rak tersebut. Seorang perempuan cantik dengan seorang bocah kecil tampak sedang tersenyum senang. ‘Ardan? Apa di wanita ini ibunya?’ Tangan Lita re
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

78. Demi Alen

Setelah merapikan diri, Lita keluar rumah pada sore hari untuk menjemput Alen. Ia sudah mengirim pesan kepada Ardan lebih dulu agar pria itu tidak terburu-buru pulang. Kesadaran dan fungsi logis otaknya telah kembali dan hal tersebut membuat Lita mencoba bersikap normal. Luka hatinya masih terasa, tapi untuk saat ini ia tidak ingin keadaannya memburuk dengan terus mengurung diri. Ia juga tidak mau Alen melihatnya dalam kondisi menyedihkan. Alen menunggu di halaman rumah Jerry begitu diberitahu bahwa Lita yang akan menjemput. “Mama sudah sembuh?” tanya Alen dengan ekspresi cemas. “Ya, setelah makan dan minum vitamin, sekarang mama merasa lebih sehat,” balas Lita sambil tersenyum. Jerry mengamati perubahan tatapan Lita. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Namun pria tersebut tidak bertanya karena merasa tidak enak. “Ardan menginap?” tanya Jerry berbasa-basi. “Dia akan kembali nanti malam, hari ini saya ingin Ardan mengambil waktu yang cukup untuk dirinya sendiri…” Pria tua di se
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

79. Memulai kembali

Usai berbelanja, Lita langsung mengganti pakaian Alen dan menemaninya sampai bocah itu terlelap. Ia baru melangkah keluar dari kamar setelah memastikan Alen tidur dengan tenang.  Perempuan itu menyalakan televisi lalu menontonnya dengan ekspresi enggan. Setelah kejadian malam kemarin, Lita berusaha terlihat normal seolah tidak terjadi apa-apa. Lita menyimpan rapat luka hatinya dan menampilkan sosoknya yang tegar seperti biasa. Meski merasa frustasi, ia mencoba menerima keadaan sekarang dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia akan baik-baik saja. Ia sejak awal sebenarnya sudah mencoba melihat sisi lain Ardan. Lita juga lambat laun memahami tindakan pria itu untuk putranya. Perempuan itu tahu betul bahwa tidak akan ada yang berubah meski ia menyesali semuanya. Oleh karena itu ia menekan rasa sakitnya dan memaksa dirinya menerima semua. Memulai kembali hidupnya yang berantakan bukanlah hal yang sulit karena ada Alen di sampingnya. S
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

80. Pemakluman

Ardan menghela nafas lalu mengeluarkan ponselnya. Beberapa detik kemudian ia menyodorkan ponsel tersebut ke Lita. “Baca saja sendiri…” Lita menatap Ardan sekilas sebelum menerima ponsel tersebut. Ia mulai membaca email yang dikirimkan Lisa. Ia hampir menjatuhkan ponsel itu karena terlalu kaget. Namun tangan kirinya berhasil menahannya. “Ini dari Lisa?” “Ya… tidak usah menatap ku dengan ekspresi seperti itu, aku tidak akan menjawabnya.” “Tapi Lisa bilang tentang ayahnya yang akan menemui kakek mu itu bagaimana?” “Aku yang akan mengurusnya, kamu tidak perlu khawatir.” “Aku tidak mengkhawatirkan mu, Ardan. Aku hanya tidak mau mendapat masalah lagi jika ada gosip beredar… aku sudah cukup menderita selama ini.” Helaan nafas terdengar dari arah Ardan. Pria itu bisa dengan jelas merasakan keluhan dari nada bicara Lita. “Semuanya akan baik-baik saja…” Lita menggelengkan kepalanya pelan. “Paling tidak, be
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status