"Sudah kami katakan Mira, Dewi bukan anak kami lagi. Jadi apa yang mau kamu lakukan padanya ya terserah. Kami tak akan ikut campur!"Aku tergagap, terdiam di tempat setelah Bibi mengatakan hal tersebut. Bahkan, belum lagi aku berucap, keduanya berbalik pergi meninggalkanku begitu saja di halaman.Brakk!"Astaghfirullah," ucapku sembari mengelus dada. Kulirik Pak Cipto yang kini geleng-geleng melihat kelakuan dua orang tua itu."Bagaimana Nyonya?" tanyanya padaku.Aku hanya bisa menghela nafas pasrah, yang kumau juga hanya tanda tangan mereka, itupun sangat sulit untuk kudapati. Mereka bertingkah seperti tak pernah punya anak bernama Dewi. "Kita ke rumah sakit saja sekarang Pak," tukasku pada Pak Cipto. Lelaki paruh baya yang menjabat sebagai supir itu dengan cekatan membuka pintu mobil.Sebenarnya, aku bingung harus melakukan apa di situasi seperti ini. Namun, jika aku bisa membicarakannya pada suster yang merawat Dewi, mungkin akan ada solusi, mengingat kedua orang tuanya begitu acu
Read more