"Baik, terima kasih suster, saya akan datang ke sana segera begitu mendatangi kedua orang tua Dewi."Aku menutup panggilan. Dari suster yang bekerja di rumah sakit jiwa di mana Dewi berada. Banyaknya masalah yang cukup mengusik di kepala membuatku lupa akan hal penting yang satu ini.Padahal, kemarin aku sudah meniatkan diri untuk datang ke rumah Paman dan Bibi guna meminta persetujuan mereka, merawat Dewi di rumah sakit jiwa. Entah apa tanggapan mereka nanti, aku tak peduli. Yang penting aku hanya harus mengusahakan perawatan jiwa Dewi hingga bisa norman seperti sebelumnya."Nyonya ingin pergi?" Aku menoleh, tampak Mita menghampiriku dengan kemoceng di tangannya. Kulirik arloji di tangan kiri, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Kupikir, sekarang waktu yang bagus karena di jam-jam seperti ini paman dan Bibi ada di rumah."Iya, Mit, nanti kalau ada yang cari bilang saja sedang keluar sebentar, ada urusan.""Baik Nyonya, apa Nyonya pergi sendiri?"Aku tersenyum. "Saya pergi bers
Read more