“Kalau kamu? Suka nggak?” tanya Mas Satria kemudian, suaranya terdengar manis membuat dadaku cenat cenut.“Suka, enak.” Entah mengapa jadi grogi.“Sama, aku juga suka. Tapi, bukan suka pudingnya. Suka sama yang dikirimi pudding.” Gombalan receh dari mas Satria berhasil membuat hidungku kembang kempis.“Ish … gombalin aja terus,” balasku kemudian. “Emm mas tadi katanya mau cerita, cerita apaan?”“Itu bukan gombalan, Sayang. Itu kenyataan, kenyataan yang sebenar-benarnya,” ucap mas Satria menangapiku. “Iya, em … tapi, janji dulu jangan marah ya.”“Marah, memangnya kenapa harus marah?” tanyaku. Aku berharap mas Satria akan bercerita tentang Aleya sehingga rasa kesal dan banyaknya pertanyaan yang berjejal akan segera mendapatkan jawaban.“Tadi siang, aku keluar dengan Aleya. Pembantu di rumah sedang ada acara persiapan pernikahan anaknya. Kami tadi kesana hanya sebentar siang tadi sewaktu jam istirahat. Mendadak sebenarnya karena Aleya lupa memberitahu. Jangan marah, ya.” Sesuai dugaan d
Read more