Home / Romansa / Atasan Duda Itu Mantan Pacarku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Atasan Duda Itu Mantan Pacarku: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

DIMP 101

“Mas … aku merinding,” ucapku lalu sedikit melangkah mundur. “Aku bisa sendiri, ntar bantu narik pelan-pelan aja.” Kembali aku melanjutkan, baju ganti yang aku bawa aku letakkan di atas sebuah meja yang berada di dalam kamar.Aku mulai membuka pelan kebaya yang aku kenakan, masih merasa tenang sebenarnya karena aku mengenakan dalaman yang senada dengan warna kulit. Hanya saja kalau tetap dibantu, sentuhan tangan dari mas Danta justru membuatku bergidik karena memang belum terbiasa. Setelah membuka seluruh kancing aku berdiri membelakangi suamiku itu dan memintanya membantu menarik kebayaku dari belakang.“Aku taruk di ranjang ya?” tanya Mas Danta dan akupun mengangguk.“Makasih, aku ke kamar mandi dulu,” ucapku kemudian saat Mas Danta meletakkan kebayaku di ranjang.“Mas nggak usah ikut, disitu saja dulu,” lanjutku kembali saat melihat mas Danta mengikutiku.“Aku nggak akan ngapa-ngapain, Sayang. Tenang aja, lagian kan di luar masih banya
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

DIMP 102

Aku meminta Mas Danta terlebih dahulu untuk keluar menemui keluarganya yang barusan datang, aku menyusul setelah kembali membersihkan diri dan merapikan keadaanku.*Kegiatan hari ini memang cukup padat dan melelahkan aku tidak bisa membayangkan saat pesta resepsi nanti akan seperti apa heboh dan capeknya. Rangkaian acara demi acara hampir selesai di gelar hingga akhirnya semua selesai jam 10 malam. Mama dan Papa meminta aku dan Mas Danta istirahat terlebih dahulu karena sepertinya mereka melihat aku yang sudah cukup kelelahan.“Danta pulang ke rumah aja, ya Mah,” pamit Mas Danta kemudian.“Iya sudah kaliah terlihat lelah sekali, iya disana lebih tenang, di sini masih banyak kerabat.” Mama mengangguk dan mengiyakan. Rumah Mas Danta dan rumah Mama hanya berselang beberapa rumah saja, kami berjalan kaki dari rumaah mama setelah berpamitan dengan keluarga. Bisa dipastikan beberapa keluarga mencandai Mas Danta saat berpamitan dasar Mas Danta buka
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

DIMP 103

“Duh, pengantin baru basah terus rambutnya.” Aku langsung nyengir mendengar ucapan Kak Regina yang berdiri di depan pintu kamarku.Sore ini memang aku pulang ke mama untuk mengambil beberapa pakaian untuk aku bawa ke rumah Mas Danta, yah rumah baruku juga. Juga beberapa barang yang ssekiranya aku perlukan, tidak semua aku bawa karena Mas Danta sudah menyiapkan semuanya lengkap. Mas Danta sedang mengobrol di depan dengan Arya, Mama dan Abang Iparku.“Mana ada basah,” kilahku kemudian, sebelum berangkat tadi aku sudah lebih dulu mengeringkan rambutku dibantu Mas Danta.“Iya tapi, bekas keramas ini.” Kak Sisil mendekatiku dan membaui rambutku. “Bau shampoo,” godanya lagi sambil tertawa, lagi-lagi aku hanya nyengir.“Gimana?” Kak Sisil mengangkat alis dan matanya naik turun, sudah kayak orang cacingan. “Seru kan?!” siku Kakak perempuanku itu menyikut pinggangku pelan.“Apanya?” tanyaku pura-pura tidah paham, padahal aku tahu apa yang dimaks
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

DIMP 104

“Sangat bahagia,” jawabku tanpa melepas pandanganku darinya. Rasanya sesak saat aku harus mengatakan ini semua.“Bukankah aku harusnya bahagia?” ucap Mas Satria memaksakan senyumnya, tapi, air matanya malah semakin deras. “Tapi, kenapa sakit sekali rasanya,” lanjutnya kemudian.“Semua sudah berlalu, aku tidak akan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Mas sudah mengambil jalan mas sendiri dan aku menerima semuanya meski semua itu tidak mudah. Sekarang aku juga sudah menentukan jalanku sendiri. Kita boleh bermimpi, memiliki rencana ini dan itu, akan tetapi, tetap semua kembali ke kehendak Tuhan. Itu dulu yang aku sematkan dalam pikiran saat terpuruk atas semuanya. Sekarang aku sudah bahagia dengan apa yang Tuhan pilihkan untukku, aku berharap mas juga mendapatkan kebahagiaan yang sama. Apa yang pernah terjadi dan yang sudah kita lewati biarkan menjadi bagian dari sebuah kenangan. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah berjalan kedepan meski kita
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

DIMP 105 END

Segelas kopi aku siapkan untuk Mas Danta selepas aku membersihkan diri tadi, aku mandi terlebih dahulu karena Mas Danta masih menerima panggilan telepon dari rekannya. Aroma harum kopi menguar dari gelas yang sedang aku bawa ke ruang tengah. Aku menunggu Mas Danta selesai membersihkan diri dan sudah siap untuk menceritakan semua yang tadi terjadi.Aku berharap tidak akan terjadi kesalah pahaman antara aku dan mas Danta nantinya. Dalam perjalanan pulang tadi, aku sudah memilih kata-kata dan merangkainya menjadi kalimat-kalimat yang akan aku sampaikan kepada Mas Danta. Bicara masalah hati memang bukan yang mudah apalagi Mas Danta juga tau bagaimana aku dan Mas Satria dulu.“Humm … wanginya,” ucapku saat indra penciumanku menghidu aroma wangi yang hadir bersama Mas Danta yang berdiri di belakangku.Aku duduk bersandar di sofa saat Mas Danta datang dan kemudian melingkarkan ke dua tangannya di leherku. Kepalaku mendongak dan sebuah kecupan suamiku itu berika
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Xtra part Satria 1

Xtra part Satria “Kamu bahagia?”“Iya, aku sangat bahagia.”Ah … hatiku rasanya hancur seketika, tapi, bukankah memang aku sudah tidak memiliki hati. Demi apa aku merasakan rasa sakit sesakit ini, lagi?Lalu apa itu kesalahannya? Tentu saja bukan. aku cukup sadar semua yang terjadi sekarang adalah kesalahanku sendiri. Kesalahan aibat hatiku yang begitu lemah yang bahkan tidak bisa berjuang untuk cintaku sendiri. Sepecundang itu aku memang dan aku benci dengan sikap lemah ini.Bertahun-tahun hidup dalam belenggu cinta masa lalu dan sebuah kesempatan menghampiri kehidupanku. Tapi, apa yang aku lakukan? Sebodoh itu aku memang, apa lagi yang bisa aku lakukan selain menyesali semua meski sia-sia dan menyalahkan diri sendiri yang memiliki hati begitu lemah.Rania ….Entah sampai kapan aku bisa melepas bayangmu dari benakku, bahkan sampai sekarang dalam keterpurukanku hanya bayangmu yang menemani hariku. Aku sudah kehilangan dirimu dan aku belum siap harus kehilangan senyum manismu meski se
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Xtra 2

Kesadaranku kembali saat sebuah tepukan terasa di lenganku, aku langsung menoleh ke samping. Pak Agus tersenyum ke arahku, di sampingnya berdiri istri dan juga ke dua anaknya, serta seorang perempuan muda yang baru aku lihat.“Eh … Pak,” sapaku kemudian. “Bu.” Aku sedikit menurunkan dagu saat menyapa istri dari kepala cabangku itu dan juga perempuan muda di samping istrinya.“Belanja sendiri?” tanya perempuan dengan perawakan kecil dan berkulit putih itu padaku.“Iya, Bu.” Aku menjawab dengan menambahkan sebuah senyum yang aku paksakan.“Mama belanja dulu sana sama Aletha sama anak-anak, bentar papa mau ada perlu sama Satria sebentar,” perintah Pak Agus pada istrinya.“Iya udah deh mama muter-muter dulu,” jawab Istri Pak Agus."Eh ini keponakanku, Aletha," kenal Pak Agus padaku menunjuk perempuan muda di samping istrinya."Ini, temen se
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Xtra 3

Satria PoVMenerima semua hal yang terjadi memang tidak mudah bagiku, meski aku menyadari semua hal yang terjadi tidak lepas dari kesalahanku sendiri. Hanya saja tetap saja sulit bagiku untuk menerima kenyataan kalau perempuanku itu kini telah memiliki orang lain dalam hidupnya. Harusnya dia memberiku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, kenapa dia begitu mudah berpaling dariku. “Dunia begitu sempit ya?” Terlihat jelas ekspresi kaget dari perempuan yang sedang mencuci tangannya di wastafel, aku memang gila, aku sengaja mengikutinya.“Mas.” Rania tercekat saat menoleh ke arahku. Sekilas pandangannya mengedar ke sekeliling, seperti ingin memastikan sesuatu.“Jadi dia?” tanyaku kemudian pada perempuanku itu.“Mas melihatnya? Iya, dia Mas Danta suamiku,” ucap Rania terdengar lirih.Aku hanya memanggutkan kepala, rasa sakit itu kembali menelisik ke dalam dadaku laksana hujaman hujam
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

xtra 4

“Sepertinya kamu sudah berpamitan tadi,” ucapku kemudian pada gadis bernama Aletha itu. Nada ketusku tidak membuat senyum hilang dari bibirnya.“Iya sih, sudah sampai parkiran aku tadi, Om. Eh temenku telepon minta dibelikan minuman sekalian, ya udah balik lagi deh.” Aletha mengangkiri kalimatnya dengan gerakan bibir sedikit manyun. “Hmmm.” Aku kembali melihatnya sekilas dan kemudian beranjak tanpa menimpali apa-apa lagi, malas saja rasanya dia terus memanggilku dengan sebutan Om. Aku melanjutkan langkahku menuju ke toilet bukan untuk buang air tetapi untuk mencuci muka, setidaknya dengan membasuh muka akan sedikit berkurang rasa penat yang aku rasakan. Sampai detik ini pun aku masih merasakan perasaan kosong, sebuah penyesalan yang sebenarnya sudah tidak ada gunanya. Aku menyadari hal itu sepenuhnya, tetapi, entah mengapa sulit sekali hati ini diselaraskan dengan logika.Menatap wajahku sendiri di cermin toilet yang begitu lebar, sangat menyed
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

xtra 5

“Ya sudah saya ambil, saya bantu sepenuhnya untuk acara besok. Tapi, saya tidak bisa kerja sendiri, dalam artian ada beberapa hal yang harus dibantu.” Gadis itu memijat pelan pelipisnya. “Ini mendadak sekali, sehari saja tidak sampai persiapannya.”“Plis, bisa ya.” Titan terlihat memohon kepada gadis yang diaku teman kuliahnya itu.Aku masih terdiam mendengarkan percakapan keduanya, Titan mengatakan kalau Aletha bersedia dan aku memintanya untuk datang guna pembahasan lebih lanjut. Aku ingin memastikan bahwa semua bisa terlaksana dengan baik besok, mengingat persiapan yang boleh dibilang sangat singkat,“Tetapi, jangan dengan waktu yang sedikit nanti sampai acaranya asal-asalan dan kacau. Undangan yang datang adalah nasabah prioritas dan juga beberapa klien penting saya tidak mau kalau sampai memalukan besok.” Aku yang sedari tadi diam mulai menyampaikan pemikiranku.“Yang pastinya tidak se perfect kalau acara ini dipersiapkan dalam waktu yang leb
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status