Semua Bab Aku Setelah Kau Ceraikan: Bab 21 - Bab 30

173 Bab

Bab.21. Tak Ada Gairah.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?""Nggak! Saya cuma mau tanya proposal keuangan bulan ini, apa sudah tertata Fahri?"Lega rasanya hati Fahri, ternyata bukan soal hubungannya dengan Salsa melainkan soal laporan keuangan bulanan. Kini Fahri dapat bernafas dengan tenang."Su-sudah Pak, ini Pak, sudah saya bereskan semua.""Bagus Fahri, aku suka cara kerjamu! Sat set semuanya beres. Oiya satu lagi. Kapan-kapan saya mau mengajakmu jalan-jalan, saya sekeluarga dan kamu tentunya, bagaimana Fahri, apa kamu mau?"Ajakan Pak Baskara seolah menjadi kesempatan yang baik agar dia semakin dekat dengan Salsa, putrinya. Kenapa seakan Pak Baskara tau apa yang dia inginkan saat ini, tanpa banyak basa basi jelas saja Fahri menerima ajakan bos nya itu."Ma-mau Pak! Ya ampun, ini suatu kesempatan yang sangat special untuk saya Pak. Terima kasih!""Dan ingat Fahri, kamu boleh ajak siapa saja kamu mau! Ibumu kah? Atau ... ?""Ah nggak Pak, lebih baik aku pergi sendiri saja. Dengan begitu kita bisa membah
Baca selengkapnya

Bab.22. Ajakan Pak Baskara.

"Nadhira, sedang apa kamu di situ?"Nadhira segera meletakkan ponsel milik Fahri yang dari tadi tak kunjung bisa di buka. Sedang Fahri sendiri merasa khawatir kalau saja istrinya itu sudah tau bagaimana sebenarnya dia di luaran sana."Eh, Mas! Nggak kok, aku cuma sedang beresin ini aja. Mejanya penuh dengan debu! Kamu sudah selesai mandi Mas?"Di saat itu juga, ponsel Nadhira yang tergeletak di atas tempat tidur tiba-tiba menyala tanpa nada dering, memang sengaja Nadhira matikan agar tak mengganggu komunikasinya dengan Fahri.Dia segera mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang memanggilnya di layar datar yang menyala."Hanum! Mau apa Hanum meneleponku malam-malam seperti ini?"Dengan rasa penasaran, Nadhira pun mengangkat telepon itu hingga tersambung."Iya Hanum, ada apa? Tumben kamu meneleponku malam-malam seperti ini?""Nad kamu sekarang di mana? Kamu bisa nggak susul aku di Cafe Flores? Ada yang mau aku bicarakan denganmu."Nadhira yakin kalau ini pasti berita yang sangat penti
Baca selengkapnya

Bab.23. Menemui Hanum.

Sekitar 10 menit Nadhira sampai ke tempat yang telah di tentukan untuk bertemu dengan Hanum di sana. Dan benar saja, Hanum terlihat sedang menunggunya sambil mengaduk minuman yang ada di hadapannya."Itu Hanum."Nadhira secepatnya turun dari taksi online yang dia pesan, dan segera menemui sahabatnya itu."Hanum, ya Allah maaf yah, kamu udah lama menunggu?"Ke dua wanita berhijab itu cium pipi kanan dan cium pipi kiri."Nggak kok Nad! Aku juga baru saja sampai di sini. Oiya, bagaimana kabar kamu? Baik kan?""Baik, aku baik! Kamu sendiri bagaimana?""Aku baik Nad, em, kalau suami kamu? Apa dia baik-baik saja?"Sama sekali tak merasa curiga kalau yang akan mereka bahas malam ini adalah suaminya."Mas Fahri juga baik. Dia sekaran Manager di kantornya Pak Baskara loh."Degh!Hanum bisa menyimpulkan dan meyakinkan bahwa yang dia lihat memang benar-benar Fahri. Naiknya jabatan kadang bisa membuatnya lupa dan lam-lama ... "Oh, duduk Nad! Aku sudah pesankan makanan dan minuman untuk kamu.""S
Baca selengkapnya

Bab.24. Pertengkaran.

Semalaman di dalam satu atap tapi tak banyak suara dari mereka, Nadhira lebih banyak diam sungkan untuk mengajak Fahri bicara, apa lagi Fahri yang selalu sibuk sendiri membuat dia hanya sesekali memanggil jika dia membutuhkan sesuatu."Kamu kenapa? Ko belakangan ini banyak diam?" Fahri yang merasakan gelagat aneh pada istrinya pun berusaha untuk bertanya, sangat beda dengan hari-hari biasanya yang selalu ceria, bahkan di depan meja makan pun Nadhira lebih banyak diam."Aku nggak apa-apa! Kamu sendiri gimana? Apa kamu masih sibuk dengan pekerjaanmu?""Iya, aku masih sangat sibuk. Di kantor banyak sekali pekerjaan mungkin aku harus lembur beberapa hari ke depan Sayang.""Oh ya udah!"Jawaban singkat dari Nadhira membuat Fahri bertanya-tanya, apa istrinya ini sudah tau yang sesungguhnya? Tetapi untuk membahas lebih dulu Rasanya Fahri nggak berani.Bu Sita yang menyaksikan anak dan menantunya tak seperti biasanya pun hanya melirik sesaat pada Nadhira dan sesaat pada Fahri."Kalian ini k
Baca selengkapnya

Bab 25. Campur Tangan Seno

"Nad, sedang apa kamu di sini?""Anita, aku em, a-aku sedang anu."Terlihat jelas kalau Nadhira bingung untuk menjawab, Anita tau kalau temannya ini sedang banyak masalah, dari mulai dia pingsan dan kini dia berada di jalan sendirian."Ya udah masuk masuk! Kamu ikut aku pulang dulu."Dari pada luntang lantung tak jelas Nadhira pun menurut untuk masuk ke dalam mobilnya Anita, Mercedes silver yang di kendarai oleh Anita melaju cepat pergi dari tempat itu."Kamu sebenarnya kenapa sih? Nad! Kamu bisa kok cerita padaku! Aku janji nggak akan umbar ceritamu pada siapa pun." ucap wanita berbadan tambun itu.Tapi Nadhira belum yakin, apakah Anita orang yang tepat untuk mendengar keluh kesahnya? Dia masih enggan untuk bercerita."Aku nggak apa-apa kok Nit, aku cuma tadi bingung aja mau kemana.""Ya sudah, kalau kamu belum siap untuk cerita nggak apa-apa. Tapi ingat! Aku selalu siap mendengarkan jika kamu siap untuk bercerita."Sesekali Nadhira melirik ke atas menahan air matanya agar tak jatuh,
Baca selengkapnya

Bab. 26. Teman Baik.

"Aku harus menyelidiki ada hubungan apa antara Fahri dengan bu Salsa. Kenapa mereka terlihat romantis di sini."Sambil mengendap-endap Seno keluar dari persembunyiannya dan berusaha bersikap senormal mungkin agar tidak ada yang curiga kalau dia habis saja mengintip.Sebelum atasannya itu fokus dengan para Stafnya, Seno segera masuk ke dalam namun langkahnya menuju meja kerja terhenti dan berbelok arah saat melihat Fahri yang sedang duduk di meja kerjanya. Rasa ingin tau membuat dia menghampiri Fahri dan mungkin bicara yang membuat Fahri mengaku."Ehem, hei Fahri ya Tuhan, hari ini kamu sangat bersemangat untuk bekerja, ada apa? Beri tahu aku Fahri?"Malas rasanya Fahri meladeni orang usil seperti Seno ini, dia sudah banyak ikut campur dalam urusannya, akan tetapi jika dia tak menjawab tentu Seno tak mau pergi. Dia akan terus di sini sampai dia mendapatkan jawaban."Apanya yang semangat? Aku biasa aja! Sen Sen, kamu kayak nggak kenal aku aja, setiap hari juga aku seperti ini.""Oh iya
Baca selengkapnya

Bab.27. Malas Untuk Pulang.

"Ya udah, kita balik dulu ke Rumah sakit ya Sen, sampai ketemu nanti malam."Anita tak mau mengenalkan Nadhira pada Seno karena dia takut kalau itu justru menambah masalah kalau Nadhira sendiri tak mau mengenal Seno, terlihat dari cara dia melihat begitu cueknya dengan Staf yang satu ini.Mereka bertiga kembali ke Rumah sakit dan menjalankan tugasnya kembali. Sampai sore hari di mana jam pulang mulai tiba, biasanya Nadhira yang selalu pulang lebih dulu, tapi kali ini dia terlihat santai tanpa bergegas untuk pulang."Kamu nggak pulang Nad? Biasanya kamu selalu gugup kalau pulang?"Dengan lembut Anita bertanya pada Nadhira, sedang Siska sudah pulang lebih dulu."Kamu pulang saja dulu Nit, aku masih ingin di sini."Tanpa senyum Nadhira membalas ucapan Anita, dia bingung harus bagaimana. Menemaninya di sini sampai dia pulang, tetapi di sisi lain, dia harua bersiap karena Seno mengatakan akan datang ke rumahnya."Kamu pulang ke rumahku saja yuk Nad! Nginep aja di rumahku sampai kapan pun k
Baca selengkapnya

Bab.28. Keputusan Nadhira.

"Hei Sen, kamu udah nunggu lama yah? Maaf yah soalnya tadi aku anu dulu."Anita yang terlambat pulang mengetahui kalau Seno sudah menunggunya di sana. Seno memang mengatakan kalau malam ini dia akan datang ke rumahnya tak menyangka kalau Anita bakal pulang semalam ini."Nggak apa-apa Nit, santai aja. Aku juga belum lama kok di sini."Mereka duduk berjejer di sebuah kursi yang ada di depan rumah Anita, dia memang sengaja tak mengajak temannya itu untuk masuk karena, Anita tidak mau sampai ada orang yang berpikir macam-macam padanya.Bla bla bla mereka bicara basa basi dan kini pada topik utama mereka pada apa yang Seno katakan tadi siang saat mereka masih di restoran."Orang kok aneh ya Nit, udah di kasih istri, masih suka dengan bos di kantornya."Anita nggak tau kemana arah pembicaraan Seno, tapi dia teringat dengan temannya kalau Nadhira pasti dalam masalah."Maksud kamu Sen? Aku nggak mengeri maksud kamu?""Teman aku Nit di kantor, padahal dia sudah punya istri, tapi aku lihat dia
Baca selengkapnya

Bab.29. Klien S.

"Oh jadi kalian sudah baikkan? Ya Tuhan Nadhira, istri macam apa kamu ini! Kenapa pakai ngambek segala, terpaksa deh Mamah yang masak semua ini!""Iya Mah maaf! Besok juga aku yang handle semuanya."Bu Sita semakin kesal saat melihat Nadhira dan Fahri keluar dari kamarnya dan menghampiri dia di meja makan.Sambil menyiapkan makanan bu Sita tentu mengomel sambil melirik sinis pada Nadhira. Dia mengira kalau Nadhira menggunakan kesempatan itu untuk lari dari tanggung jawabnya.Saat sedang asiknya makan, tiba-tiba ponsel Fahri berdering. Di lihat lah nama siapa yang tertera di layar ponsel itu dan tertulis nama Klien S."Sebentar ya sayang, aku angkat telepon ini dulu."Tak ada rasa curiga sedikit pun pada diri Nadhira saat Fahri beranjak dari duduknya dan menjauh untuk mengangkat telepon itu."Lihat! Suami kamu itu sangat sibuk, seharusnya kamu lebih ngertiin dia Nadhira. Jangan sampai Fahri merasakan kekurangan ya salah satunya memberi dia seorang momongan.""Uhuk!"Kenapa lagi-lagi bu
Baca selengkapnya

Bab.30. Membuat Cemas.

Mobil Salsa melaju cepat dan berhenti di sebuah Hotel ternama di kota itu. Dia segera meminta pelayan Hotel mengangkat dan membawa Fahri masuk ke dalam kamar Hotel yang sudah dia pesan sebelumnya.Entah mengapa dia membawanya ke dalam hotel, bukan kah dia bisa membawa pulang ke rumahnya, Pak Baskara pasti tidak akan melarangnya karena dia tau kalau putrinya memang suka pada Staf yang satu ini. Rencana apa yang sebenarnya sedang Salsa lakukan untuk mendapatkan laki-laki pujaannya ini?."Malam ini kamu akan menjadi milikku seutuhnya Fahri! Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi. Aku puas dengan reaksi obat yang aku campurkan ke dalam makanan mu! Dan sebentar lagi, kamu akan memintaku untuk menjadi istri ke 2 mu!" tawanya Salsa lepas.Dia duduk menyilangkan satu kakinya ke atas paha di sebuah kursi yang tersedia di dalam kamar Hotel sambil minum. Minuman hitam yang sudah dia pesan sebelum sampai di tempat ini. Minuman pahit yang dia tuang dalam gelas berkaki membuat tubuhnya kini teras
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status