Semua Bab Aku Setelah Kau Ceraikan: Bab 111 - Bab 120

173 Bab

Bab. 111. Koma.

"Suster tolong Sus!"Suster datang membawa berankar dan membawa Nadhira masuk ke dalam. Nathan dan Dokter Ridwan segera melakukan tindakan, memasang infus, memberikan suntikan antibiotik untuknya.Banyak selang yang terpasang di sekujur tubuh yang tidak berdaya itu. Bunyi monitor ICU menunjukan garis berkelok, sesekali menunjukan garis lurus dan berkelok begitu seterusnya membuat Nathan semakin cemas.Dia berusaha semaksimal mungkin agar Nadhira segera tersadar tetapi, benturan kepala membuat dia mengeluarkan banyak darah."Nad, Nadhira bangun Nad, hei bangun ini aku!"Sesekali Nathan mengusap telapak tangan keras agar Nadhira merasa sebuah sentuhan tapi tetap tidak ada reaksi darinya."Bagaimana ini Dok! Dokter Nadhira tidak kunjung sadar!"Seperti berat ingin mengatakan sesuatu yang terjadi sama Nadhira pada Nathan, akan tetapi Dokter Ridwan harus mengatakan itu agar Nathan bersiap dengan kemungkinan yang bakal terjadi.Dokter Ridwan menarik nafas panjang lalu menghembuskan secara
Baca selengkapnya

Bab. 112. Sadarlah Nadhira.

"Nadhira sadarlah, aku tau kamu mendengar aku bicara! Maafkan aku, ini semua memang salahku! Aku terlalu mencintai kamu Nad!" gumam Nathan sambil menggenggam tangan yang tak bertenaga, sesekali menciumnya sambil memejamkan mata.Bu Farida menepuk pundak Nathan dari belakang, dia sudah tak menghiraukan rengekan Evelyn yang membuatnya bersungut-sungut pulang sendirian.Merasa rengekannya tidak di hiraukan, gadis itu lebih memilih pulang dengan taksi online yang dia pesan."Enggak Nak, ini bukan salahmu! Ini salah Mamah. Kalau saja Mamah tidak memaksa kamu, ini semua tidak akan terjadi! Maafkan Mamah Nak! Maafkan keangkuhan Mamah yang membuat Nadhira seperti ini.""Nadhira, bangunlah Nak, sekarang Tante sadar kalau kamu memang wanita yang baik! Tante tidak akan lagi menghalangi hubungan kamu dan Nathan.""Ya Allah, Nadhira anak Mamah, kenapa jadi seperti ini Nak!"Tiba-tiba saja Bu Nina dan Gio menyelonong masuk, mereka mengira kalau tidak ada orang yang menemani di dalam kamar VIP itu.
Baca selengkapnya

Bab. 113. Laki-Laki Pemeras.

"Lucunya anak ini Fahri, persisi seperti kamu waktu kecil!""Cantik kan Mah? Siapa dulu Papahnya!"Betapa bahagianya Fahri dan Bu Sita menimang bayi yang lucu ini, bayi yang masih merah membuat mereka tak beranjak sedikit pun dari sisinya, Bu Sita begitu menyayangi cucu yang selama ini dia idamkan dari putranya.Sedangkan Salsa sendiri duduk di sebuah kursi dengan wajah yang masih pucat sambil sesekali meringis kesakitan pasca operasi sesar. Saat dia menelisik ke semua ruangan, tanpa sengaja matanya menoleh ke depan dan melihat sebuah bayangan putih melintas di jendela yang tertutup tirai gorden.Salsa sangat mengenal siapa bayangan itu yang membuat nafasnya seolah menjadi sesak seketika.Perlahan dia berdiri dan tanpa sepengetahuan Fahri dan Bu Sita, Salsa kelua untuk memastikan apakah itu benar-benar Dimas, ataukah bukan, dan benar saya Dimas menunggunya di halaman rumah."Mau apa lagi kamu kesini? Bukannya aku sudah bilang, lupakan aku! Jangan ganggu aku!"Betapa geramnya Salsa p
Baca selengkapnya

Bab. 114. Sadar Dari Koma.

"Mau kamu beri nama siapa bayi ini Fahri?" tanya Bu Sita sambil menimang bayi yang sudah tertidur pulas."Kira-kira siapa ya Mah? Sayang kamu punya saran nama nggak untuk bayi kita?" tanya Fahri pada Salsa tapi tidak hanya diam sambil memainkan ponselnya."Bagaimana kalau Maura Salsabila Erlangga. Jadi nama kamu dan Salsa juga ikut kebawa?""Maura Salsabila Erlangga? Nama yang bagus Mah! Jadi kita panggil dia dengan sebutan Maura, gimana sayang, apa kamu setuju?""Terserah kamu aja Fahri!''Semenjak kepulangan bayi itu membuat Salsa menjadi malas, apalagi mendengar suara berisik tangisannya membuat dia semakin Stres.Jangankan untuk memberi nama, menyentuhnya pun rasanya enggan, apalagi kalau mengingat siapa ayah dari bayi itu."Loh kok terserah, kalau kamu nggak setuju ide saran dari Mamah ya kita cari yang lain aja! Gimana Salsa?""Ya udah terserah kamu aja lah, mau di kasih nama siapa bayi itu juga terserah kamu!"Mereka diam dan saling pandang seketika heran dengan sikap Salsa yan
Baca selengkapnya

Bab. 115. Gio Dilema.

"Aku mau manggil Dokter Ridwan, Nadhira sudah sadar!"Betapa senangnya Nathan sampai dia lupa bicara sama siapa, reaksinya berubah seketika saat mengingat kalau dia sedang bicara dengan Anita dan Siska yang merupakan perawat di rumah sakitnya.Senyum yang semula mengembang kini mulai redup seiring rasa melu yang dia rasakan. Ini pertama kalinya Anita dan Siska melihat senyum di wajah si Dokter dingin itu.Padahal selama ini dia selalu bersikap dingin dengan siapa Saja."Apa Nadhira sudah sadar Dok? Alhamdulillah ya Allah. Kalau begitu kami izin buat temui dia Dok. Permisi!"Nathan hanya mengangguk mengizinkan, setelah itu dia meneruskan langkahnya kembali ke ruangan Dokter Ridwan, tetapi Dokter itu tidak ada di tempatnya.Terpaksa Nathan mencari dimana dia, sesekali dia menanyakan pada Suster yang biasa mendampingi Dokter Ridwan."Eh, Sus, Suster tau nggak dimana Dokter Ridwan sekarang?" tanya Nathan."Dokter Ridwan ada di ruang IGD Dok, ada pasien yang baru masuk! Beliau lagi melakuk
Baca selengkapnya

Bab. 116. Memaafkan Sebelum Meminta.

Untuk kembali masuk ke dalam ruangan Nadhira di rawat rasanya malas untuk Nathan mengingat siapa saja yang ada di dalam sana.Arah yang semula menunjukan sebelah kanan, dia justru berbelok ke kiri kembali ke ruang kerjanya, memberi mereka waktu untuk mengobrol sejenak dengan wanita yang dicintai itu.Sambil termenung Nathan duduk di kursi kerja sendirian, banyak khayalan apa yang di lakukan oleh Reyhan di dalam sana setelah memberi Nadhira sebuah bucket bunga, apa dia akan mengungkapkan perasaannya pada wanita itu, apa Nadhira akan menerima ucapan Reyhan dan apa mereka akhirnya jadian?.Rasa khawatir itu terus menaungi perasaanya saat ini sampai Nathan merasa gelisah tak tentu arah, duduk pun tak tenang, tak bisa anteng sedikit-sedikit dia menggerakkan badannya, begitu seterusnya."Kenapa Reyhan harus datang di saat Nadhira baru saja membuka matanya. Kenapa kesempatan ini datang secara kebetulan seperti ini, ck!"Dia bergumam sendiri merasa khawatir kalau wanita itu di rebut oleh Rey
Baca selengkapnya

Bab. 117. Trauma Di Masa Lalu.

"Makasih ya Nak, sekarang Tante udah nggak melarang hubungan kamu lagi dengan Nathan, semoga kalian bahagia selamanya?""Maksud Tante?"Nadhira seketika mengangkat kepalanya sambil mengerutkan alisnya seakan kaget dengan apa yang di katakan oleh Bu Farida.Bukannya dia sudah mendengar sendiri kalau Nathan suka padanya, tetapi kenapa Nadhira terlihat begitu terkejut."Ya, Tante berharap kamu dan Nathan segera menikah, dan memberi kami seorang cucu."Kata-kata itu pernah Nadhira dengar sebelumnya, masalah itu yang membuatnya tak berani melangkah ke depan karena dia sadar akan kekurangannya itu.Dia bukan wanita yang sempurna, bahkan dia tak bisa memberi apa yang mertuanya inginkan, yang hanya akan membuat mereka kecewa di kemudian hari.Nathan yang semua senang mendengar restu dari orang tuanya, mendadak wajahnya mendung seketika saat melihat reaksi Nadhira yang menunjukan ketidak sukaan terhadap ucapan Bu Farida. Dia hanya diam tanpa menjawab omongan dari Mamahnya Nathan itu.Mencerita
Baca selengkapnya

Bab. 118. Istri Tak Bertanggung Jawab.

"Sayang bangun! Itu Maura nangis mungkin dia haus pengin nyusu.""Hemm."Tengah malam suara bayi terdengar semakin kencang dari box yang berada di kamar Fahri, tapi Salsa hanya menggerakkan badannya membelakangi saat Fahri membangunkan.Alasan kenapa bayi menangis kemungkinan dia haus atau popok yang basah tetapi sebagai seorang ibu Salsa benar-benar tidak memiliki jika kasih sayang sama sekali pada si kecil Maura.Terpaksa Fahri membangunkan untuk yang ke dua kalinya sambil berusaha menggerakkan badannya agar Salsa merasa."Sayang itu Maura menangis! Sebaiknya kamu beri ASI dulu dia!""Emm, Fahri! Kamu buatin susu formula aja dia! Besok aku harus kerja, jadi aku harus cukup istirahat!""Ck!" dengkus Fahri kesal.Mau nggak mau Fahri bangun seorang diri dan menggendong bayi mungil itu menimangnya agar berhenti menangis. Perlahan tangisnya mulai mereda, Fahri membawanya ke dapur untuk membuatkan susu formula untuknya."Kita buat susu dulu untukmu ya Nak!" ujar Fahri sambil sesekali meng
Baca selengkapnya

Bab. 119. Terpesona Tanpa Hijab.

Belum sempat dia membuka M-banking milik Salsa, wanita itu terlihat menggerakkan badannya yang membuat Fahri spontan meletakkan ponsel itu kembali ke tempat semula."Hemm, Fahri sedang apa kamu di situ? Ini masih malam, kenapa kamu nggak tidur?""Aku baru saja memberi susu formula untuk Maura!" gumamnya dengan hati bertanya-tanya. Dia masih penasaran dengan isi M-banking milik Salsa, tetapi saat itu tak memungkinkan untuknya membuka M-banking itu.Fahri naik ke tempat tidur dan meneruskan tidur sampai pagi hari.Keesokan harinya...."Fahri bangun! Fahri bangun ini udah siang, apa kamu nggak ngantor hari ini? Dasar suami malas!"Begadang tengah malam membuat Fahri masih mengantuk, bahkan dia tak melihat kalau Salsa sudah siap pergi ke kantor dengan pakaian formalnya. Tapi dia hanya bicara tanpa menyentuh saat membangunkan Fahri yang membuat dia malas untuk bangun, tapi Salsa terlihat masa bodoh setelah mengucapkan itu. Dia keluar lalu memakai hill tinggi yang biasa di pakai saat pergi
Baca selengkapnya

Bab. 120. Mengagumi.

"Ya Allah, cantik sekali ciptaanmu ini, aku akan sangat bahagia kalau bisa memiliki wanita secantik dan sebaik dia ya Allah," gumam Nathan dalam hati."Sudah selesai, syukur jahitan di kepala Anda sudah mengering, satu atau dua hari lagi anda sudah sembuh seperti sedia kala.""Terima kasih Dok!""Iya sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi.""Pagi," jawab Nadhira dan Bu Nina serentak.Semua mata tertuju pada pintu dimana Dokter Ridwan akan keluar, Nadhira seketika mengambil hijabnya dan memakai saat melihat Nathan yang sudah berdiri di ambang pintu.Dia memberi salam dan bicara sedikit pada Dokter Ridwan yang melintasinya.Terlihat Nadhira yang salah tingkah saat Nathan masuk ke dalam, dia berfikir apakah Nathan melihat auratnya? Jika memang iya, dialah orang berikutnya yang melihat dia tanpa hijab setelah Dokter Ridwan, hanya Fahri, Bu Nina, Gio, dan Dokter Ridwan saja yang melihat Nadhira tanpa hijab dan kini Nathan lah orang selanjutnya."Gimana luka di kapala kamu?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status