Aresha benar-benar tidak membawa satu barang pun dari hasil belanjanya kemarin. Larangan keras dari Herdion, dipatuhi olehnya tanpa syarat. “Sorry, Pa. Cepatlah sembuh.”Herdion sebagai orang yang terakhir berpamit. Baru saja salam sungkem pada sang papa yang sakit.“Tidak masalah, Fiq. Semoga urusanmu sukses dan lancar. Pulang pun membawakanku dan mamamu oleh-oleh calon cucu,” sahut Pak Yunus Herdion pada sang putra dengan suara lemah dan gemetar. Namun, masih sambil melemparkan senyuman. Siti Yasmin juga tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih, Pa, Ma. Doakan saja untuk hal itu. Kami berangkat. Assalamu'alaikum,” pamit Syahfiq Herdion. “Wa'alaikumsalam,” sahut kedua orang tuanya hampir bersamaan.Siti Yasmin menatap haru pada kepergian kendaraan yang membawa rombongan putranya. Merasa bersalah sebab tidak mampu menjadi seorang nenek sekaligus seorang ibu yang baik.Bagaimana tidak, moment di mana seharusnya menjadi hari bahagia antara Aresha dan Herdion, berbulan madu dengan ber
Read more