Hisam baru keluar, kembali dengan membawa empat kotak nasi dan mereka pun makan pagi bersama di lobi. Sambil mengamati, barangkali Hana kembali ke apartemen pagi ini. "Apa wanita dengan nama Hana belum terlihat datang, Bang?" tanya Hisam. "Belum, Sam. Aku benar-benar tidak tenang. Jika tidak demi mendapat tenaga, aku tak sedap makan, Sam," ucap Herdion lirih."Aku paham perasaanmu, Bang Fiq. Kamu adalah suaminya. Aku yang orang lain saja sangat khawatir dengan keadaan Aresha saat ini. Mudah-mudah segera kita temukan dan tidak terjadi apa-apa padanya, Bang." Hisam kemudian memberesi sisa sampah makan mereka dari meja."Terima kasih, Sam. Maaf, pernah membuatmu kecewa ...," ucap Herdion dengan menatap Hisam. Merasa bersyukur memiliki saudara seperti lelaki tampan itu yang tulus."Tidak, Bang. Jangan bahas masalah itu lagi. Sekali lagi semua hanya kembali pada takdir dan jodoh." Hisam tersenyum dan berdiri. Membuang kotak-kotak kosong ke tempat sampah.Kedua rekan bodyguard, seorang ba
Read more