Cantika duduk di sudut ruang tamu, posisinya agak jauh dari Robby—seolah sengaja memberi jarak. Meski berada di dalam satu ruangan, namun terasa seperti ada dinding tak kasat mata di antara mereka. Selama beberapa saat, keduanya sama-sama diam hingga membuat suasana seperti membeku. Beberapa kali Cantika melirik ke arah Robby, namun saat mata Robby bertemu tatap dengannya, Cantika buru-buru mengalihkan pandangannya.“Papa sebenernya mau ngapain ke sini? Bukannya papa udah dapet yang papa mau?” tanya Cantika dengan suara datar. Meski sebenarnya Cantika kurang suka dengan Robby, namun dia tidak bisa menyangkal jika laki-laki yang duduk satu ruangan dengannya adalah orangtua kandungnya.“Emang salah kalo papa pengen jengukin anak sendiri?” jawab Robby basa-basi. Cantika tersenyum garing, dia tahu betul jika itu bukan tujuan Robby datang ke sini.“Papa nggak usah basa basi deh.” Cantika menyandarkan tubuhnya pada sandaran so
Read more