All Chapters of Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu): Chapter 21 - Chapter 30

130 Chapters

BAB 21 - DILEMA

Tok ... tok ... tok.Queenza membuka matanya yang terpejam. Ia lalu melihat sekeliling dan menunduk. "Ya ampun, ternyata cuma mimpi," gumam Queenza saat ia baru menyadari jika ia masih berada di dalam kamar mandi. "Bisa-bisa ya aku ketiduran saat berendam. Mimpi bercinta dengan mas Dimas lagi," ucapnya terkekeh pelan. Tok ... tok ... tok.Queenza beranjak dari dalam bathtub dan segera memakai handuknya. Iablalu berjalan menuju pintu dan membuka pintu itu.Terlihat Ervan yang sedang berdiri sambil menatap heran pada Queenza."Kamu lagi ngapain di dalam? Kenapa lama banget?" tanya Ervan sambil masuk ke dalam kamar mandi."Eh, Mas kamu mau ngapain?" tanya Queenza yang terkejut melihat Ervan yang langsung main masuk saja."Aku kebelet sekalian mau mandi," sahutnya."Kenapa gak pake kamar mandi di kamar lain aja sih Mas? Kenapa kamu harus masuk ke sini?" gerutu Queenza, ia hendak keluar. Namun, Evan dengan cepat menahan tangannya."Emangnya kenap
Read more

BAB 22 - EGOIS

Queenza terdiam saat mendengar ucapan Dimas."Queen, kamu masih di sana kan?" panggil Dimas lagi yang terheran saat tak mendengar suara Queenza."Masih," jawab Queenza. "Mas aku mau sarapan dulu ya, nanti kita sambung lagi," ucap Queenza pada Dimas."Oke, nanti malam aku hubungi kamu lagi ya sayang, ingat kamu harus makan yang banyak biar kamu dan dede bayinya sehat," ucap Dimas sebelum ia menutup teleponnya."Iya, kamu juga jangan lupa sarapan sebelum berangkat kerja, jangan lupa makan siang dan malamnya. Biarpun kamu sibuk sempatkan makan walaupun sedikit," cerocos Queenza mengingatkan.Dimas tersenyum di sebrang telepon sana. Queenza sudah seperti istrinya saja yang akan selalu mengomelinya jika telat makan. Ia jadi membayangkan jika ia dan Queenza nanti menikah mungkin akan begini rasanya."Iya sayang. Aku akan selalu ingat pesan kamu itu. Ya udah sekarang kamu tutup teleponnya, aku juga mau kerja," balas Dimas."Hmm, kamu di sana hati-hati ya Mas, ingat. Jangan lirik-lirik wanita
Read more

BAB 23 - MAKAN MALAM

"Gimana kabar kamu sayang? Aku kangen banget sama kamu," bisik Dimas tepat di telinga Queenza.Queenza yang masih menganggap jika ini hanya mimpi tersenyum dan segera membalikan badannya menghadap Dimas. "Aku juga kangen kamu Mas," jawab Queenza sambil mengalungkan kedua tangannya ke leher Dimas dan mengecup pelan bibir Dimas.Dimas yang sudah tak bisa menahan hasratnya segera mencium bibur Queenza dan melumatnya, karena gemas Dimas mengigit bibir Queenza pelan."Aww!" Queenza mengaduh dan melepaskan ciuman mereka. Ia menatap Dimas lekat-lekat. "Bentar, bukannya ini mimpi? Tapi kenapa ini sakit ya?" ucap Queenza sambil memegangi bibirnya.Dimas terkekeh lalu mencubit pelan hidung Queenza."Kamu itu kenapa? Dari tadi bergumam sendiri?" tanya Dimas yang gemas melihat reaksi wajah Queenza yang menggemaskan."Mas, ini aku lagi mimpi kan?" tanya Queenza."Mimpi apa?" Dimas balik bertanya karena ia heran melihat Queenza yang seperti orang linglung."Mas coba kamu pukul aku, atau kamu cubit a
Read more

BAB 24 - PERTENGKARAN

Queenza mendongakkan kepalanya saat terdengar seseorang memanggil namanya. Ia terkejut melihat siapa yang kini ada di depannya dengan cepat ia merapatkan duduknya pada Dimas.Orang yang tadi memanggil Queenza duduk dan melihat Queenza dengan tatapan aneh."Lama kita gak ketemu ya Queen, sekalinya kita ketemu, eh kamu kok makin terlihat menyedihkan ya," ledek orang itu pada Queenza. "Iya ya, kita udah lama gak ketemu, ternyata kalian masih awet juga. Btw kalian udah married atau masih pa-ca-ran," balas Queenza sambil tersenyum meledek."Kenapa? Masih belum move on ya dari Bayu? Masih berharap Bayu akan balik lagi sama kamu? Ck, ck, ck. Kasihan banget sih kamu Queen. Makanya jadi wanita itu harus bisa puasin pasangan, apalagi di ranjang. Ya jelas Bayu pilih aku lah yang bisa puasin dia, dibanding kamu yang sok suci," ujar orang itu lagi."Kamu tadi bilang apa? Aku belum move on? Aduh maaf banget kamu harus kecewa. Karena aku udah dapet tuh gantinya," ucap Queenza terkekeh pelan. Ia lalu
Read more

BAB 25 - ADA APA?

Dimas yang tak tega membiarkan Queenza pulang sendiri pun memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan menyusul Queenza yang sudah cukup jauh pergi."Queen," teriak Dimas sambil berlari menyusul Queenza.Queenza tak menghiraukan teriakan Dimas dan terus berjalan."Queenza tunggu." Dimas memegang tangan Queenza dan menariknya dalam pelukannya. "Aku minta maaf," ucap Dimas sambil mendekap Queenza. Queenza hanya diam saja tak menjawab atau membalas pelukan Dimas. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi dengan kehidupannya ini. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang. Dimas melepaskan pelukannya dan membawa Queenza kembali ke dalam mobil. Sepenjang perjalanan tak ada percakapan di antara mereka. Sampai mereka tiba di halaman rumah. Queenza membuka pintu mobil dan segera pergi masuk ke dalam rumah. Dimas hanya menatap sendu punggung Queenza yang kini hilang dibalik pintu.Queenza masuk ke dalam kamar dan duduk di sisi ranjang. Ia kini dalam dilema besar. Ia sebenarnya ingin bersama Dimas
Read more

BAB 26 - BERUBAH

"Queen, kamu kenapa?" tanya Dimas saat melihat Queenza yang terlihat syok.Queenza menoleh ke arah Dimas dan langsung memeluknya. Queenza menangis tersedu-sedu sambul memeluk erat Dimas."Kamu kenapa Queen? Jangan bikin aku takut, kenapa hem?" Dimas membawa wajah Queenza untuk menghadapnya dan menghapus air mata Queenza yang mengalir di pipinya dengan ibu jari."Mas Ervan ... mas Ervan kecelakan dan sekarang dia ada di rumah sakit," jawab Queenza dengan tangisan yang pilu.Deg! Jantung Dimas berdetak dengan cepat. Bukan karena mendengar kabar Ervan yang kecelakaan. Tapi, jantungnya berdetak dengan kencang dan dadanya sakit saat melihat Queenza yang kini tengah menangis karena pria lain. Entah kenapa ada perasaan sesak di dada Dimas saat melihat Queenza menangis seperti ini karena Ervan. Ia menatap sendu pada Queenza dan memeluknya dengan erat."Udah ya, dia pasti gak apa-apa, lebih baik kita ke rumah sakut sekarang," ajak Dimas yang langsung diangguki oleh Q
Read more

BAB 27 - TAK MENYANGKA

Ervan yang sudah tiga hari belum sadarkan diri, kini mulai mengerjap-ngerjapkan matanya.Queenza yang selalu setia menemani Ervan, terbangun saat ia merasakaan ada pergerakan di atas ranjang. Ia mendongakkan kepalanya dan menatap Ervan yang sudah membuka matanya."Mas kamu sudah sadar? Syukurlah, kamu tunggu sebentar ya aku panggilkan dokter." Queenza beranjak dari duduknya dan menekan tombol nurse call.Tak lama kemudian suster dan seorang dokter datang ke ruang perawatan Ervan dan memeriksa Ervan."Bagaimana keadaan suami saya Dok?" tanya Queenza dengan harap-harap cemas.Dokter itu tersenyum."Ibu tidak perlu khawatir. Suami Ibu sudah baik-baik saja sekarang marena dia sudah melewati masa kritisnya," jawab dokter itu sambil tersenyum."Terima kasih banyak Dok," balas Queenza dengan senang."Sama-sama Bu, itu sudah tugas kita sebagai dokter mengusahan yang terbaik untuk pasien. Kalau begitu saya permisi ya Bu," ucap sang dokter berpamitan.Queen
Read more

BAB 28 - KHAWATIR

Dimas yang panik melihat Queenza tak sadarkan diri dengan cepat ia membopong Queenza dan membawanya ke dalam rumah sakit. Ia berlari menuju UGD.Dimas harap-harap cemas sambil menunggu dokter memeriksa Queenza."Bagaimana keadaan Queenza Dok?" tanya Dimas pada dokter yang menangani Queenza."Apa Bapak suaminya?" tanya dokter itu pada Dimas.Dimas nampak berpikir sejenak lalu menganggukan kepalanya. "Iya Dok, saya suaminya," jawab Dimas."Bisa ikut saya sebentar Pak?" ucap dokter itu sambil berjalan.Dimas menganggukan kepalanya dan mengekori dokter itu di belakangnya. Tiba di ruangan sang dokter, Dimas dipersilakan duduk di kursi depan dokter itu dan Dimas pun duduk dengan jantung yang berdebar. Entah apa yang akan dikatakan dokter padanya yang membuat dadanya berdebar dengan kencang.'Semoga tak terjadi seauatu pada Queenza dan bayi yang ada di dalam kandungannya. Maafkan aku Queen, maafkan aku," ucap Dimas dalam hatinya dengan penuh sesal."Maaf Pak sebelumnya kalau saya akan menany
Read more

BAB 29 - SULIT DIPERCAYA

"Queen." Dimas berlari dan menghampiri Queenza yang tengah tergeletak di atas lantai. "Kamu kenapa turun dari atas ranjang? Mau ke mana?" "Aku kebelet Mas, udah gak kuat. Tapi, pas tadi bangun perut aku sakit banget dan kaki aku gak bisa berdiri," ucap Queenza sambil menangis.Dimas segera membopong Queenza dan membawanya ke kamar mandi, ia lalu mendudukan Queenza di kloset duduk."Mas, kamu ngapain masih di sini? Keluar," usir Queenza pada Dimas yang masih setia berdiri di depannya."Kalau aku ke luar, nanti kamu kenapa-napa lagi di sini," jawab Dimas.Queenza menatap tajam Dimas. Ia dengan terpaksa buang air kecil di depan Dimas karena memang sudah tidak bisa ditahan lagi."Mas," seru Queenza saat ia akan berdiri.Dimas mendekat ke arah Queenza dan membopongnya lagi.Queenza dengan cepat mengalungkan kedua tangannya pada leher Dimas dan tersenyum. "Makasih Mas.""Sama-sama, kamu begini juga kan gara-gara aku juga. Andai tadi aku ga—"U
Read more

BAB 30 - PERJODOHAN

Jantung Queenza bagai dihantam godam palu dan diramas-remas oleh tangan tak kasat mata saat mendengar ucapan ibu mertuanya. Tanpa terasa air matanya mengalir tanpa diminta, perasaanya terluka, hatinya sakit teramat sakit saat mendengar ibu mertuanya memperkenalkan calon istri Dimas.Queenza menatap tangan Dimas yang memegangi bahunya dan mengelus-elusnya dengan tatapan penuh kecewa. Ia melepaskan tangan Dimas dan mendorong kursi rodanya sendiri menuju Ervan yang tengah berbaring.'Kamu harus kuat Queen, bukannya kamu yang selalu minta pada Dimas agar dia mencari wanita lain. Sekarang wanita itu sudah ada di depan kamu. Harusnya kamu itu senang karena Dimas tidak akan menganggu kamu lagi. Tapi, kenapa? Kenapa hatiku sakit sekali Tuhan? Kenapa dengan hatiku yang teramas sakit saat membayangkan jika Dimas akan bersanding dengan wanita lain, kenapa Tuhan," ucap Queenza dalam hati. Sekuat tenaga ia menahan agar tak menangis. Namun, air matanya mangalir deras di pipinnya."Queen kamu kenapa?
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status