Share

BAB 24 - PERTENGKARAN

Penulis: Haniocta_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Queenza mendongakkan kepalanya saat terdengar seseorang memanggil namanya. Ia terkejut melihat siapa yang kini ada di depannya dengan cepat ia merapatkan duduknya pada Dimas.

Orang yang tadi memanggil Queenza duduk dan melihat Queenza dengan tatapan aneh.

"Lama kita gak ketemu ya Queen, sekalinya kita ketemu, eh kamu kok makin terlihat menyedihkan ya," ledek orang itu pada Queenza.

"Iya ya, kita udah lama gak ketemu, ternyata kalian masih awet juga. Btw kalian udah married atau masih pa-ca-ran," balas Queenza sambil tersenyum meledek.

"Kenapa? Masih belum move on ya dari Bayu? Masih berharap Bayu akan balik lagi sama kamu? Ck, ck, ck. Kasihan banget sih kamu Queen. Makanya jadi wanita itu harus bisa puasin pasangan, apalagi di ranjang. Ya jelas Bayu pilih aku lah yang bisa puasin dia, dibanding kamu yang sok suci," ujar orang itu lagi.

"Kamu tadi bilang apa? Aku belum move on? Aduh maaf banget kamu harus kecewa. Karena aku udah dapet tuh gantinya," ucap Queenza terkekeh pelan. Ia lalu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 25 - ADA APA?

    Dimas yang tak tega membiarkan Queenza pulang sendiri pun memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan menyusul Queenza yang sudah cukup jauh pergi."Queen," teriak Dimas sambil berlari menyusul Queenza.Queenza tak menghiraukan teriakan Dimas dan terus berjalan."Queenza tunggu." Dimas memegang tangan Queenza dan menariknya dalam pelukannya. "Aku minta maaf," ucap Dimas sambil mendekap Queenza. Queenza hanya diam saja tak menjawab atau membalas pelukan Dimas. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi dengan kehidupannya ini. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang. Dimas melepaskan pelukannya dan membawa Queenza kembali ke dalam mobil. Sepenjang perjalanan tak ada percakapan di antara mereka. Sampai mereka tiba di halaman rumah. Queenza membuka pintu mobil dan segera pergi masuk ke dalam rumah. Dimas hanya menatap sendu punggung Queenza yang kini hilang dibalik pintu.Queenza masuk ke dalam kamar dan duduk di sisi ranjang. Ia kini dalam dilema besar. Ia sebenarnya ingin bersama Dimas

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 26 - BERUBAH

    "Queen, kamu kenapa?" tanya Dimas saat melihat Queenza yang terlihat syok.Queenza menoleh ke arah Dimas dan langsung memeluknya. Queenza menangis tersedu-sedu sambul memeluk erat Dimas."Kamu kenapa Queen? Jangan bikin aku takut, kenapa hem?" Dimas membawa wajah Queenza untuk menghadapnya dan menghapus air mata Queenza yang mengalir di pipinya dengan ibu jari."Mas Ervan ... mas Ervan kecelakan dan sekarang dia ada di rumah sakit," jawab Queenza dengan tangisan yang pilu.Deg! Jantung Dimas berdetak dengan cepat. Bukan karena mendengar kabar Ervan yang kecelakaan. Tapi, jantungnya berdetak dengan kencang dan dadanya sakit saat melihat Queenza yang kini tengah menangis karena pria lain. Entah kenapa ada perasaan sesak di dada Dimas saat melihat Queenza menangis seperti ini karena Ervan. Ia menatap sendu pada Queenza dan memeluknya dengan erat."Udah ya, dia pasti gak apa-apa, lebih baik kita ke rumah sakut sekarang," ajak Dimas yang langsung diangguki oleh Q

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 27 - TAK MENYANGKA

    Ervan yang sudah tiga hari belum sadarkan diri, kini mulai mengerjap-ngerjapkan matanya.Queenza yang selalu setia menemani Ervan, terbangun saat ia merasakaan ada pergerakan di atas ranjang. Ia mendongakkan kepalanya dan menatap Ervan yang sudah membuka matanya."Mas kamu sudah sadar? Syukurlah, kamu tunggu sebentar ya aku panggilkan dokter." Queenza beranjak dari duduknya dan menekan tombol nurse call.Tak lama kemudian suster dan seorang dokter datang ke ruang perawatan Ervan dan memeriksa Ervan."Bagaimana keadaan suami saya Dok?" tanya Queenza dengan harap-harap cemas.Dokter itu tersenyum."Ibu tidak perlu khawatir. Suami Ibu sudah baik-baik saja sekarang marena dia sudah melewati masa kritisnya," jawab dokter itu sambil tersenyum."Terima kasih banyak Dok," balas Queenza dengan senang."Sama-sama Bu, itu sudah tugas kita sebagai dokter mengusahan yang terbaik untuk pasien. Kalau begitu saya permisi ya Bu," ucap sang dokter berpamitan.Queen

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 28 - KHAWATIR

    Dimas yang panik melihat Queenza tak sadarkan diri dengan cepat ia membopong Queenza dan membawanya ke dalam rumah sakit. Ia berlari menuju UGD.Dimas harap-harap cemas sambil menunggu dokter memeriksa Queenza."Bagaimana keadaan Queenza Dok?" tanya Dimas pada dokter yang menangani Queenza."Apa Bapak suaminya?" tanya dokter itu pada Dimas.Dimas nampak berpikir sejenak lalu menganggukan kepalanya. "Iya Dok, saya suaminya," jawab Dimas."Bisa ikut saya sebentar Pak?" ucap dokter itu sambil berjalan.Dimas menganggukan kepalanya dan mengekori dokter itu di belakangnya. Tiba di ruangan sang dokter, Dimas dipersilakan duduk di kursi depan dokter itu dan Dimas pun duduk dengan jantung yang berdebar. Entah apa yang akan dikatakan dokter padanya yang membuat dadanya berdebar dengan kencang.'Semoga tak terjadi seauatu pada Queenza dan bayi yang ada di dalam kandungannya. Maafkan aku Queen, maafkan aku," ucap Dimas dalam hatinya dengan penuh sesal."Maaf Pak sebelumnya kalau saya akan menany

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 29 - SULIT DIPERCAYA

    "Queen." Dimas berlari dan menghampiri Queenza yang tengah tergeletak di atas lantai. "Kamu kenapa turun dari atas ranjang? Mau ke mana?" "Aku kebelet Mas, udah gak kuat. Tapi, pas tadi bangun perut aku sakit banget dan kaki aku gak bisa berdiri," ucap Queenza sambil menangis.Dimas segera membopong Queenza dan membawanya ke kamar mandi, ia lalu mendudukan Queenza di kloset duduk."Mas, kamu ngapain masih di sini? Keluar," usir Queenza pada Dimas yang masih setia berdiri di depannya."Kalau aku ke luar, nanti kamu kenapa-napa lagi di sini," jawab Dimas.Queenza menatap tajam Dimas. Ia dengan terpaksa buang air kecil di depan Dimas karena memang sudah tidak bisa ditahan lagi."Mas," seru Queenza saat ia akan berdiri.Dimas mendekat ke arah Queenza dan membopongnya lagi.Queenza dengan cepat mengalungkan kedua tangannya pada leher Dimas dan tersenyum. "Makasih Mas.""Sama-sama, kamu begini juga kan gara-gara aku juga. Andai tadi aku ga—"U

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 30 - PERJODOHAN

    Jantung Queenza bagai dihantam godam palu dan diramas-remas oleh tangan tak kasat mata saat mendengar ucapan ibu mertuanya. Tanpa terasa air matanya mengalir tanpa diminta, perasaanya terluka, hatinya sakit teramat sakit saat mendengar ibu mertuanya memperkenalkan calon istri Dimas.Queenza menatap tangan Dimas yang memegangi bahunya dan mengelus-elusnya dengan tatapan penuh kecewa. Ia melepaskan tangan Dimas dan mendorong kursi rodanya sendiri menuju Ervan yang tengah berbaring.'Kamu harus kuat Queen, bukannya kamu yang selalu minta pada Dimas agar dia mencari wanita lain. Sekarang wanita itu sudah ada di depan kamu. Harusnya kamu itu senang karena Dimas tidak akan menganggu kamu lagi. Tapi, kenapa? Kenapa hatiku sakit sekali Tuhan? Kenapa dengan hatiku yang teramas sakit saat membayangkan jika Dimas akan bersanding dengan wanita lain, kenapa Tuhan," ucap Queenza dalam hati. Sekuat tenaga ia menahan agar tak menangis. Namun, air matanya mangalir deras di pipinnya."Queen kamu kenapa?

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 31 - SADAR

    Queenza terkejut saat seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh ke arah belakang dan tersenyum saat melihat Niki calon istri Dimas yang telah menepuk pundaknya."Hai," sapa Niki sambil duduk di samping Queenza. "Kenapa Di sini sendiri?" tanyanya lagi melanjutkan.Queenza tersenyum. "Lagi cari angin aja, pengap di dalam," jawab Queenza."Oh iya, aku Niki, kamu Queenza ya, istrinya Ervan." Niki mengulurkan tangannya."Aku sudah tau kok kalau nama kamu Niki, bukannya tadi sudah dikenalkan sama ibu," balas Queenza sambil menyambut uluran tangan Niki."Oh iya, lupa," ucap Niki sambil tertawa. Ia lalu menoleh ke arah Queenza dan menatap lekat pada Queenza. "Semoga kita bisa akur ya, aku seneng kalau nanti kita jadi sodara, nanti kamu akan jadi adikku." Sambungnya sambil memegang tangan Queenza.Queenza menoleh dan tersenyum paksa dan mengangguka kepalanya."Kamu kenapa? Sakit? Atau ... maaf, kamu sama Ervan kecelakaan bersama? Kenapa pakai kursi roda?" tanya Niki yang penasaran sejak tadi."Ak

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 32 - DILEMA QUEENZA

    Queenza yang tengah berjalan terkejut saat seseorang menarik tangannya dan menyeretnya."Ma-Mas Dimas," ucap Queenza yang terkejut melihat Dimas menarik tangannya."Ikut aku Queen," ucap Dimas."Kamu mau bawa aku ke mana Mas?" tanya Queenza sambil terus mencoba melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Dimas.Dimas tak menjawab, ia terus menyeret dan membawa Queenza ke area parkiran. Satu tangannya ia pakai untuk membuka pintu mobil. Satu tangannya lagi ia mengenggan tangan Queenza dengan Erat."Masuk," titahnya, dengan nada dingin dan tegas ia menyuruh Queenza masuk ke dalam mobilnya."Gak mau." Queenza menolak dan terus memberontak, ia masih mencoba melepaskan genggaman tangan Dimas."Queenza, masuk," bentak Dimas.Queenza menatap sengit pada Dimas dan terpaksa masuk ke dalam mobil. Ia melipat tangannya di dada dan memasang wajah yang masam dan marah.Dimas masuk dan mengunci pintu mobil itu."Lho Mas, kok dikunci," ucap Queenza dengan panik.Dimas tak menjawab, ia bergegas menya

Bab terbaru

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 130 - BERTAHAN ATAU MENYERAH?

    Lama Dimas menunggu, sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka dan munculah dokter Manda. Ia pun segera bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri dokter."Dok bagaimana keadaan istri dan anak saya? Mereka berdua selamatkan? Mereka baik-baik saja kan Dok?" tanya Dimas."Sebelumnya saya ucapkan selamat ya Pak, anak Bapak lahir dengan selamat. Namun harus di inkubator karena anak Bapak lahir prematur, dan untuk istri Bapak ...." Dokter Manda menjeda ucapannya lalu menatap sedih Dimas."Istri saya kenapa Dok? Dia baik-baik saja kan?" tanya Dimas dengan panik dan khawatir.Dokter Manda menghela napasnya sebelum ia melanjutkan ucapannya. "Beruntungnya Bu Queenza bisa bertahan dan selamat, hanya saja sekarang dia perlu pengawasan ketat karena tadi beliau sempat pendarahan hebat. Dan kita akan terus memantaunya."Dimas hanya bisa terdiam mendengar ucapan dokter. Tak lama kemudian Queenza pun dipindahkan ke ruang perawatan."Mas," panggil Queenza dengan suara yang sangat lirih saat ia su

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 129 - KETEGANGAN

    Sepanjang perjalanan pulang Dimas hanya diam melamun sembari menatap kosong jalanan yang mereka lewati, dia sengaja memanggil Alvin untuk menjemput mereka karena ia tidak ada tenaga untuk menyetir saking syoknya menerima kabar dari dokter yang menangangi Queenza."Mas," panggil Queenza.Dimas tidak menyahut dan masih diam saja. Ia tersadar dari lamunanya saat Queenza menggenggam erat tangannya. Dan dengan cepat ia pun menoleh ke arah sang istri."Kamu kenapa diam saja dari tadi, Mas? Apa ada seuatu yang menggangu pikiran kamu? Atau aku ada salah sama kamu?" tanya Queenza yang heran melihat Dimas diam saja sedari tadi.Dimas hanya menggelengkan kepalanya, "Pasti sudah terjadi sesuatu ya saat aku pergi tadi?" tanya Queenza lagi yang curiga dengan itu. Karena Dimas diam terus semenjak ia pergi ke toilet.Dimas lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya, ia melepaskan genggaman tangan Queenza dan kembali menatap ke arah jendela.Queenza menghela napasnya dengan panjang. Ia pun tak bertanya l

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 128 - TERUNGKAP

    Dua minggu yang lalu kandungan Queenza genap berusia tujuh bulan. Dan sejak dua minggu yang lalu kondisi Queenza semakin hari semakin lemah. Bahkan untuk berjalan sejauh lima meter saja dirinya tidak mampu.Karena Queenza yang sudah bertekad akan mempertahankan janinnya meski nyawa taruhannya. Demi kebahagiaan Dimas, Queenza akan melakukan apa saja, termasuk jika dirinya harus mengorbankan nyawa demi mempertahankan anak mereka. Dan menahan semua rasa sakit yang ia rasa selama ini.Bagi Queenza, kebahagiaannya adalah melihat Dimas bahagia. Dan kebahagiaan suaminya terletak pada janin di perutnya.Semakin tua usia kandungannya, dokter menyarankan Queenza untuk lebih sering melakukan check up. Untuk memastikan sang ibu dan janinnya baik-baik saja, dokter menyarankan Queenza untuk melakukan check up setiap satu minggu sekali sejak usia kandungannya memasuki lima bulan. Jadi sejak dua bulan yang lalu dirinya hampir setiap minggu datang ke rumah sakitDan untuk menghindari kecurigaan Dimas,

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 127 - KEPUTUSAN QUEENZA

    Queenza menatap sang adik dan menggelengkan kepalanya. Ia sangat berharap jika Syifa tidak memberitahukan tentang kondisinya pada Dimas. "Dokter bilang apa? Queenza harus apa?" tanya Dimas, ia sangat penasaran dengan ucapan Syifa yang menggantung. "Harus bed rest, dia gak boleh kelelahan dan gak boleh mengerjakan pekerjaan yang berat, dan Mas juga jangan pernah ninggalin Mbak Queenz sendiri di rumah. Kalau memang tidak ada yang bisa menjaga Mbak Queen, Mas bisa hubungi aku mulai sekarang," ucap Syifa panjang lebar. Ia mengurungkan niatnya untuk memberitahu Dimas saat ia melihat wajah Queenza yang terlihat memohon kepadanya. Tapi, ia akan tetap memberitahu Dimas jika Queenza tak juga memberitahu.Dimas tersenyum pada Syifa."Kamu tenang aja, Mas gak akan biarin Mbak kamu turun dari atas ranjang, dia akan terus istirahat di tempat tidur sampai melahirkan," sahut Dimas.Queenza dan Syifa membelalakan matanya saat mendengar ucapan Dimas."Terus, kalau Mbak Queen gak boleh turun dari ranj

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 126 - DILEMA

    Queenza kini sudah tiba di rumah setelah dokter memberinya izin untuk pulang.Syifa membaringkan Queenza di kasur lalu setelahnya ia menyuruh Queenza untuk istirahat. "Mbak, aku hubungi mas Dimas aja ya, biar dia pulang," bujuk Syifa karena sedari tadi Queenza tidak memperbolehkan Syifa menghubungi Dimas."Gak usah, dia bentar lagi juga pulang. Mbak gak mau ganggu pekerjaannya," sahut Queenza.Syifa pun menganggukan kepalanya, ia tidak ingin memaksa lagi dan akan mencoba menghargai keputusan kakaknya."Ya udah, Mbak istirahat aja ya. Nanti kalau ada apa-apa hubungi aku atau teriak. Ini ponsel Mbak aku simpan di sini ya biar Mbak gak susah menggapainya dan pintu gak akan aku tutup biar kalau ada apa-apa Mbak bisa teriak," ucap Syifa panjang lebar.Queenza yang memang sudah lemas dan mengantuk pun tak menjawab dan hanya menganggukan krpalanya dengan lemah.Syifa tersenyum kecil saat melihat Queenza tertidur, ia pun membenarkan selimut Queenza dan setelahny

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 125 - COBAAN YANG BERAT

    Empat tahun pun telah berlalu sejak kejadian itu. Syifa baru saja pulang dari luar negeri setelah lama ia tak pulang-pulang."Surprise, Happy anniversary ya Mbak," ucap Syifa yang baru saja tiba di rumah Queenza. "Gak kerasa pernikahan kalian sudah berusia empat tahun saja. Semoga rumah tangga kalian selalu diselimuti kebahagiaan dan segera beri aku keponakan yang lucu ya Mbak."Queenza tersenyum kecil menanggapi doa sang adik. Ia juga sangat berharap kehadiran seorang anak, namun nyatanya selama empat tahun menikah dengan Dimas ia sama sekali belum merasakan garis dua lagi, setiap kali ia periksa pasti gagal dan itu membuatnya kecewa."Kamu datang-datang udah bikin heboh saja," ucap Queenza sambil merentangkan kedua tangannya menyambut sang adik. Ia sangat merindukan Syifa yang sudah lama tak ia jumpai.Syifa mendekat dan langsung memeluk Queenza. Ia kini sudah bahagia dengan kehidupannya dan berusaha untuk melupakan cintanya kepada Alvin dan sudah mengikhlaskan Alvin untuk Mia. "Kam

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 124 - SELESAI SUDAH

    Queenza berlari ke luar kamarnya dengan wajah yang diliputi oleh amarah, ia berlari sekencang mungkin sambil terus mencengkram ponsel sang suami."Syifa," teriak Queenza sambil menggedor-gedor pintu kamar Syifa dengan sangat kencang. "Syifa buka!"Queenza tak memedulikan orang-orang kini menatapnya, yang ia pikirkan sekarang adalah penjelasan dari sang adik.Syifa yang memang ada di kamarnya membuka pintu dan terkejut saat melihat Queenza kini menatapnya dengan sangat tajam.Tanpa bicara Queenza masuk dan menyeret Syifa."Mbak kenapa? Ada apa. Kenapa Mbak teriak-teriak di depan pintu kamarku?" tanya Syifa yang heran dengan kakaknya."Jelaskan, apa maksud dari vidio ini." Queenza menyodorkan ponsel Dimas pada Syifa.Syifa pun menerima ponsel itu dan melihat apa yang dimaksud oleh sang kakak. Mata Syifa membulat saat melihat vidio di dalam ponsel itu. Namun beberapa saat kemudian ia tertawa.Queenza yang melihat itu hanya mampu mengernyitkan dahinya. Kenapa adiknya malah tertawa seperti

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 123 - KETAHUAN

    "Sayang, kenapa kamu belum tidur? Ini udah malam lho." ucap Dimas yang heran melihat istrinya masih terjaga. "Kenapa Hmm? Kamu mau lagi?"Queenza seketika menoleh dan memelototi Dimas."Kamu itu ya Mas. Kenapa pikirannya ke sana mulu, heran deh aku." Queenza menggeleng-gelengkan kepalanya, ia heran kenapa suaminya ini selalu mesum.Dimas terkekeh pelan lalu mencubit pelan hidung Queenza."Terus kenapa kamu bemum tidur? Kamu mikirin apa, hmm? Masalah yang tadi?" tanya Dimas, ia lalu membawa kepala Queenza agar bersandar di dada bidangnya.Queenza mendongakkan kepalanya."Iya Mas. Kok aku merasa aneh ya?" "Aneh kenapa sayang?" tanya Dimas, sebelah alisnya terangkat."Iya aneh. Aku tadi udah desak Alvin buat jujur, kenapa bisa mereka tidur di kamar kita. Tapi jawaban Alvin selalu sama. Tidak tau! Kan aneh. Coba deh Mas, besok kamu yang tanya Alvin. Siapa tau aja dia mau terbuka kalau bicaranya sesama lelaki. Aku gak mau Mas kalau sampai Alvin mempermain

  • Dosa Terindah Bersama Kakak Ipar (Cinta Yang Semu)   BAB 122 - JEBAKAN

    "Syifa bangun," teriak Queenza. Ia langsung menarik tangan adiknya itu untuk bangun. "Apa-apaan kalian. Kenapa bisa kalian tidur bersama?"Queenza menatap tajam Syifa yang sudah terbangun."Ada apa Mbak?" tanya Syifa dengan polosnya."Ada apa? Kamu nanya ada apa? Kamu lihat, siapa yang tidur di sebelah kamu Syifa," bentak Queenza.Syifa mengikuti arah yang ditunjuk Queenza."Ya ampun," ucap Syifa terkejut. Queenza berdecak kesal. Ia menatap sinis Syifa."Apa yang sudah kalian lakukan di kamarku? Kenapa kalian bisa tidur dengan tubuh yang polos seperti ini? Jangan bilang kalau kalian habis ...." Queenza menutup mulutnya, ia sungguh tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.Queenza lalu berjalan ke samping kasur di mana seorang lelaki yang sangat Queenza kenal tertidur pulas di sana."Bangun!" Queenza menepuk cukup keras pipi lelaki itu. Ia sungguh merasa sangat kesal melihat semua ini. "Alvin bangun!" teriaknya lagi dengan sangat kencang.Alvin terkesiap saat Queenza menarik tan

DMCA.com Protection Status