Home / Romansa / Kakak Sepupu di Ranjang Suamiku / Kabanata 61 - Kabanata 70

Lahat ng Kabanata ng Kakak Sepupu di Ranjang Suamiku : Kabanata 61 - Kabanata 70

80 Kabanata

61 Target Jangka Panjang Lika

Ternyata kontak itu milik Andika, Nayara menggunakan jurus blokir untuk supaya suasana hatinya tidak rusak karena kelakuan mantan suaminya. Saat makan siang di kantor Andika .... “Yang, kamu ngapain mainan ponselku? Kamu kan ada ponsel sendiri.” “Pinjam sebentar, jangan pelit-pelit begitulah.” Lika cemberut, tangannya dengan gesit menghapus beberapa riwayat pesan yang telah dia kirimkan tadi. “Kok judes banget sih sama aku? Habis dibelanjakan juga ....” “Masih kesal aku sama mantan istri kamu itu,” gerutu Lika sambil menarik napas. “Aku mau suatu saat nanti bisa balas mempermalukan dia di depan umum, harus pokoknya.” Andika termenung. Kalau dipikir-pikir, dia sendiri juga memiliki dendam pribadi terhadap Nayara. Pertama karena masalah uang nafkah yang tidak dia kembalikan, padahal Andika sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya rumah tangga mereka saat masih bersama. Yang kedua, karena Nayara dianggap terlibat dalam penurunan jabatan yang Andika de
Magbasa pa

62 Sulit Mempercayai Andika

“Karena ini mencakup kerja sama dengan perusahaan lain, saya minta kita semua untuk jaga etika, sikap, dan semua hal supaya tidak terjadi gencetan. Paham?” pungkas Elkan seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. “Paham, Pak!” “Rapat saya akhiri, silakan kembali bekerja.” Satu per satu pegawai melangkah keluar meninggalkan ruangan rapat dengan tertib, termasuk Nayara. “Mau ke mana kamu?” “Ikut keluar sama yang lain, Pak.” Elkan mengisyaratkan kepada Nayara untuk membuka pintu ruangan sedikit. “Untuk kamu ada tugas ekstra ....” “Astaga, ya ampun ...! Saya ini manusia biasa, Pak! Saya capek, lelah, ngantuk, tidak sanggup kalau dibanting terus-menerus!” “Dengarkan saja dulu, saya saja belum selesai bicara ini.” Elkan melotot. “Tapi perasaan saya sudah telanjur tidak enak.” “Kamu selalu berprasangka buruk sama saya, ya?” Nayara meringis, dia kembali duduk dengan pikiran yang begitu banyak beban. “Terus apa tugas saya? Pasti ke sana kemari
Magbasa pa

63 Ragu Mau Nikah

“Sumpah, meski saya belum punya bukti. Saya akan berusaha mencari buktinya, Pak.” Bobi menatap wajah Andika selama beberapa saat dengan tatapan menilai. “Entahlah, Andika. Kamu tahu kalau saya orang yang sangat sulit untuk percaya ....” “Saya bersumpah akan membuktikan keterlibatan Pak Mantyo, setelah itu saya harap Anda bersedia menilai ulang tentang kesalahan saya.” Bobi menarik napas panjang. “Oh ya? Tapi untuk naik jabatan, saya rasa tidak semudah itu.” “Tidak perlu buru-buru, Pak. Saya hanya minta sedikit saja rasa kepercayaan Anda lagi, saya janji tidak akan merusaknya.” “Lalu apa yang kamu inginkan?” “Maksud, Anda Pak?” “Kamu bicara seperti ini pasti memiliki beberapa tujuan, kan? Jika itu orang lain yang terbukti bersalah, saya yakin kalau dia lebih memilih untuk berhenti bekerja dari kantor ini. Tapi kenapa kamu masih mau jadi office boy dan sekarang berusaha membujuk saya untuk mempercayai kamu lagi?” Andika terdiam sejenak. “Karena ... saya t
Magbasa pa

64 Sinyal-sinyal Ketertarikan

Nayara menatap jijik pada Lika yang bersikap seolah-olah hanya ada dia dan Elkan yang berada di parkiran hotel, sementara yang lainnya makhluk tak kasat mata. “Kita harus kembali ke kantor, Pak.” Nayara mengingatkan dengan profesional. “Ayo.” Elkan mengangguk setuju dan berbalik masuk ke dalam mobil. “Sampai ketemu besok, El!” Lika melambai dengan kegirangan ke arah pintu mobil yang tertutup rapat. “Anda kenal sama Lika, Pak?” tanya Nayara penasaran setelah tiba di kantor. “Lika siapa?” “Perempuan yang tadi itu lho.” “Mungkin pernah bertemu di jalan, entahlah.” Nayara geleng-geleng kepala, tidak percaya jika Elkan adalah orang yang pelupa. Satu yang pasti, kini dia tahu bahwa kekasih Andika itu menunjukkan sinyal-sinyal ketertarikan terhadap atasannya. “Ngaku-ngaku teman, padahal kan dia pacarnya Andika ...” pikir Nayara tidak mengerti. Setibanya di rumah, Lika jingkrak-jingkrak seperti anak kecil. Dia sangat bahagia sekali karena bisa bertemu Elkan kembal
Magbasa pa

65 Kesalahan yang Luar Biasa Fatal

“Masa bodoh dia mabuk apa nggak,” kata Andika di dalam hatinya. “Dia sendiri yang datang ke sarang harimau kelaparan ....” Andika sengaja bersikap kalem dan membiarkan Lika yang unjuk kebolehan dengan mencumbunya berkali-kali, memeluknya begitu erat, dan meraba-raba wajahnya seakan ingin memastikan sendiri bahwa pria di hadapannya ini benar-benar nyata dan bukan sekadar imajinasi belaka. “Beb, ayo kita mulai ...?” Lika terus meracau ketika Andika menggulungnya seperti ombak yang melahap sebongkah karang di lautan luas. Dia tidak peduli jika Andika bukanlah pria yang ada di dalam khayalannya. Sama seperti Andika yang juga tidak peduli dengan panggilan berbeda yang tercetus keluar dari bibir ranum memerah milik Lika. Waktu seolah berjalan lambat, peluh mengiringi keduanya yang sudah saling membelit dan berkejaran dengan irama penuh gejolak yang membutakan logika. Seperti pelaut yang kehilangan arah, Andika mendayung bagian mana saja yang dia kehendaki, begitupun Lika yang
Magbasa pa

66 Ngapain Kamu di Kamar El?

Sisa hari di hotel ini akan dia gunakan sebaik-baiknya untuk terus memburu Elkan sampai dapat. “Aneh, kenapa aku merasa nggak senang?” kata Lika dalam hatinya. Dia duduk di ruang tamu President Suite dengan kaki terlipat, bukan karena servis salah sasaran yang baru saja dia berikan kepada Andika, tapi karena kegagalan rencana gara-gara mereka harus berbagi kehangatan bersama. Hal itu sangat mengganggu suasana hati Lika. Dia tidak ingin Elkan sampai mengetahui percintaannya dengan Andika, atau hubungan mereka berdua akan terancam berakhir sebelum sempat terjalin sungguhan. Setibanya di luar, Lika menoleh ke kamar yang berada tepat di sebelah kamar yang dia gunakan semalam. Dia pencet bel dan menunggu dengan perasaan tidak sabar, dia lalu pencet bel lagi karena si penghuni kamar tidak segera membukakan pintu untuknya. Lika mengubah caranya menjadi menggedor pintu dengan ragu-ragu. Baru setelah itu pintu kamar terbuka dan wajah Elkan muncul. “El?” panggil Lika dengan mat
Magbasa pa

67 Harus Dapatkan Elkan

Ingin rasanya aku gampar muka Naya yang sok kecantikan itu, batin Lika dengan tangan mengepal. “Ini enak, Nay.” “Coba saja icip, aku mau yang simpel saja. Menu di hotel ini kelas atas semua, nggak cocok sama lidah aku yang Indonesianis.” Kalisa cekikikan. “Ya jelas nggak cocok lah, kamu kan orang kampung.” Lika duduk di samping Nayara, tangannya terulur mengambil sepotong kue specook dan garpu mungil. “Dih, tamu nggak diundang!” cetus Nayara sembari bergidik. “Makan yang cepat, Lis. Selera makanku mendadak hilang.” “Jangan kabur kamu, Nay!” “Ngapain juga aku kabur?” “Karena kamu punya salah,” tuduh Lika terang-terangan, dia menusuk sepotong specook dan membayangkannya sebagai wajah Nayara. “Salah apaan? Ngerti saja enggak,” kilah Nayara. “Sudah deh, aku nggak punya urusan sama kamu.” “Terus kenapa kamu ganggu urusan aku sama Elkan?” Nayara menoleh ke arah Lika dan menatapnya tajam. “Halo? Kamu nggak salah bicara? Aku tuh pegawainya Pak Elkan, jadi su
Magbasa pa

68 Butuh Pinjaman Modal

Andika lantas membisikkan sesuatu ke telinga sang kekasih. “Sepakat!” Selanjutnya sepasang kekasih itu saling tos sebagai tanda bahwa kerja sama mereka akan dimulai dari sekarang. Beberapa hari kemudian .... Seluruh pegawai kantor El Food kembali ke rutinitas pekerjaan masing-masing, begitu juga Elkan yang mulai fokus merancang proyek baru yang akan dia ikuti. Ketika sibuk mempelajari isi proposal dari perusahaan rekanan, ponsel Elkan berdering beberapa kali. Nayara berusaha tidak terganggu dengan bunyi dering ponsel milik Elkan. Setelah mengabaikannya beberapa kali dan dari ponsel itu tidak juga berhenti, Elkan akhirnya meraih benda pipih itu. “Halo?” “El, sibuk nggak?” “Sibuk sih, namanya juga lagi kerja. Ada apa?” “Ada hal penting yang mau aku bicarakan sama kamu, soal bisnis.” “Bisnis apa?” tanya Elkan tidak mengerti, karena dia tidak merasa memiliki kerjasama bisnis apapun dengan Andika. Orang yang saat ini sedang berbicara dengannya melalui
Magbasa pa

69 Kamu Ini Pewaris Kan?

Untuk sejenak, Andika tidak tahu harus menanggapi bagaimana. “Kalau pinjam bank, prosesnya terlalu ribet, El! Aku kan maunya yang nggak bertele-tele, yah mungkin kamu nggak tahu gimana rasanya berproses dari nol.” “Maksudnya gimana?” “Kamu langsung dikasih fasilitas kan sama mama papa kamu?” tuding Andika blak-blakan. “Kalau caranya begitu sih, aku juga bisa. Sayangnya ayah ibuku bukan pengusaha kayak orang tua kamu, El. Makanya mungkin kamu nggak memahami susahnya perintis macam aku ini ....” Raut wajah Elkan berubah keruh. “Kalau kamu perintis, terus aku apa?” “Jelas-jelas kamu ini pewaris kan? Kerja juga tinggal tunjuk karena ayah kamu pasti punya banyak kenalan orang dalam di mana-mana.” Elkan menarik napas panjang, dia mengerti sekarang bagaimana orang-orang seperti Andika memandang kehidupannya. “Tidak juga, aku sama merintis dari nol seperti orang kebanyakan.” “Masa sih? Terus apa gunanya kamu punya orang tua pengusaha kalau kamu tetap berusaha dari no
Magbasa pa

70 Pasangan Kumpul Kebo

“Aku nggak percaya, El. Kamu enak dapat dukungan orang tua, bahkan jalur singkat di mana-mana.” “Percaya atau tidak Itu terserah kamu, Andika. Yang pasti itu tadi saranku, lebih baik kamu mengajukan pinjaman modal ke bank. Sebelum itu, jangan lupa untuk bikin proposal. Setidaknya biar orang tahu bisnis apa yang akan kamu rancang ke depannya. Dengan demikian, kamu dan pihak kedua juga akan bisa mempertimbangkan untung ruginya kalau mengelola bisnis itu.” Andika mulai merasakan ketidaksukaan karena Elkan dinilai berbelit-belit dalam menanggapi permintaannya. “Harusnya kamu bilang dari tadi kalau kamu nggak berniat untuk bantu aku, El. Kalau begini caranya kan jadi buang-buang waktu,” gerutu Andika. Elkan yang tidak terima disalahkan begitu saja, sama-sama mengeluh. “Kamu pikir aku juga tidak kehilangan waktu? Apalagi banyak hal yang harus aku urus juga terkait proyek mal yang akan diluncurkan ....” “Ya, ya, terserah kamu. Pewaris mah enak, tinggal duduk meneruskan doang
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status