Home / CEO / Terjerat Cinta Sang Tuan Muda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjerat Cinta Sang Tuan Muda: Chapter 41 - Chapter 50

173 Chapters

Bab 41. Tertabrak.

Kinan duduk di atas jok sofa, matanya terus memandang lurus ke depan. Hatinya tak bisa menghentikan laju detak yang semakin cepat. Tadi sore, dia telah menyaksikan Shaka, suaminya, di mal bersama mantan pacarnya, Nikita. Perasaan campur aduk melanda dirinya. Kinan berusaha keras untuk tegar dan tidak membahas hal itu dengan Shaka malam ini.Mereka duduk bersebelahan seperti biasa di ruang tamu mereka yang nyaman. Kinan merasakan kehadiran Shaka, tapi hanya diam membisu dan memilih tidak menatapnya. Sikap Kinan yang dingin itu begitu mencolok. Namun, Shaka tampaknya acuh tak acuh dengan respons Kinan tersebut."Malam ini ada apa, Kinan?" tanya Shaka dengan raut wajah polosnya, seolah-olah tak menyadarinya.Kinan menatapnya sejenak, mencoba menumpahkan perasaannya tapi kalimat itu terjebak di tenggorokannya. Dia menggeleng pelan dan memilih untuk tetap diam. Dalam hatinya, Kinan berharap Shaka akan menyadari bahwa sesuatu bukanlah hal yang biasa-biasa saja.Shaka lalu melanjutkan kegiat
Read more

Bab 42. Pertolongan.

"Bapak dan Ibu kerabat pasien yang kecelakaan?"Arka gunawan dan Kemala sontak berdiri saat dokter datang menemui mereka. Arka mengangguk, "Iya, Dok. Bagaimana keadaannya?" "Pasien kehilangan banyak darah dan membutuhkan transfusi segera. Cuma yang jadi masalah, kami tidak punya stok golongan darah yang cocok dengan pasien.""Apa golongan darahnya, Dok?" "B, Pak."Arka mengangguk-angguk. "Kebetulan golongan darah saya juga B, Dok. Saya bisa jadi pendonor." Arka menyahut tanpa ragu-ragu. Sementara Kemala pun mengangguk setuju. "Oh, bagus sekali kalau seperti itu. Mari, Pak, ikut saya." Arka mengikuti langkah dokter setelah sebelumnya meminta Kemala untuk tetap menunggu di ruang tunggu. Setelah melalui sederatan tes sebagai pendonor, Arka akhirnya selesai menyumbangkan darahnya. Dokter di ruangan ICU kini sedang mentranfusi darah ke tubuh Kinan. Sementara Arka dan Kemala menunggu dengan harap-harap cemas. "Pa, mama kok khawatir sekali dengan gadis itu, ya? Mama ingat putri kita." K
Read more

Bab 43. Kenyataan.

Beberapa hari ini Shaka tidak pulang. Selain untuk mengusahakan perbaikan pada perusahaannya, dia juga ingin mengambil waktu untuk berpikir. Masalah ini begitu berat baginya. Dia sudah terlanjur mencintai Kinan dan tidak ingin melepaskan gadis itu. Namun, saat dia pulang, dia tidak menemukan Kinan di mana-mana. Dia merasa bersalah akan sikapnya yang sedikit dingin pada gadis itu beberapan hari ini. Bukan apa-apa. Shaka hanya merasa bingung dan juga kasihan pada Kinan. "Tun, Kinan ke mana?" tanya Shaka saat bertemu dengan asisten rumah tangganya di dapur.Wajah Atun tampak cemas dan bingung. "Anu, Tuan ... Mbak Kinan sudah beberapa hari nggak di rumah." Jawab Atun.Shaka menyugar rambutnya dengan kasar. Kinan pergi dari rumah ini. Dadanya bergemuruh marah. Ini pasti ulah mamanya. Lalu dengan amarah yang tak bisa dibendung, Shaka menemui Rima yang sedang berada di ruang kerjanya."Ma, mama lakuin apa ke Kinan?" tanyanya dengan wajah memerah."Apa maksud kamu?" Rima menatap putranya
Read more

Bab 44. Bantuan.

Shaka pergi mencari Kinan ke kampus keesokan harinya. Namun, dia tidak menemukan Kinan di sana. Dari keterangan pihak kampus, sudah beberapa hari gadis itu tidak masuk kuliah. Shaka merasa begitu khawatir. Ke mana Kinan, bukankah dia tidak punya tempat untuk tinggal. Bahkan ATM dan buku rekening pun dia tinggalkan di rumah.Jalan satu-satunya adalah menemui Rena. Kebetulan gadis itu baru selesai kelasnya, dan Shaka pun segera mencegatnya. Rena tentu terkejut melihat kedatangan Shaka di kampus. Dia yakin Shaka sedang mencari Kinan dan akan menginterogasinya."Kinan di mana, Ren?" tanya Shaka tanpa basa-basi."Saya juga nggak tahu, Mas. Sumpah," timpal Rena. Dia memang tidak tahu di mana Kinan. Dia pun sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu. "Jangan bohong kamu, Ren. Nggak mungkin lah kamu nggak tahu di mana Kinan. Kamu kan sahabat dekatnya." "Beneran, Mas Shaka. Saya nggak tahu Kinan di mana. Sudah beberapa hari dia nggak masuk kuliah. Saya pun khawatir banget dengan keadaan Kinan, Ma
Read more

Bab 45. Baik-baik saja.

Nikita masuk ke dalam ruangan Shaka dengan langkah anggun nang angkuh. Dia merasa berada di atas angin sekarang. Shaka berada dalam kendalinya. Dia yakin Shaka tidak punya pilihan lain selain menerima penawaran dari perusahaan ayahnya. "Shaka, papaku menunggu keputusan kamu segera. Perusahan kamu ini nggak bisa nunggu lama sebelum benar-benar kolaps." Nikita berucap dengan angkuhnya. Shaka tersenyum mendengar ucapan Nikita. "Maaf, Niki ... aku rasa perusahaan Adiwiguna akan baik-baik saja."Nikita mengerutkan kening keheranan. "Kenapa kamu bisa bilang kaya gitu?""Karena aku sudah punya solusi lain. Kebetulan kamu ke sini, aku mau bilang kalau aku menolak tawaran dari papamu." Shaka menarik sudut bibirnya. "Dan aku juga harus menghentikan kerjasama degan papamu untuk proyek sebelum-sebelumnya, juga yang akan datang.""Apa?" Nikita melongo. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Nggak mungkin!" sangkalnya."Kenyataannya memang seperti itu. Jadi, Niki ... aku mohon
Read more

Bab 46. Menghadiri Pesta Ulang Tahun Perkawinan.

"Gimana penampilanku, Ma?" Kinan memutar badannya, memperlihatkan gaun mahal nan elegan yang melekat. "Kamu cantik sekali, Sayang." Kemala menatap sang putri penuh kekaguman."Mama juga cantik. Sepertinya kecantikan mama menurun padaku," puji Kinan. Keduanya saling berpelukan. "Eh, ayo cepat, Kinan. Kasihan papa lama menunggu."Kinan mengangguk. Malam itu Arka mengajak anak istrinya menghadiri pesta ulang tahun perkawinan salah satu kolega bisnisnya. Dia berniat untuk memperkenalkan Kinan sebagai putri tunggal dan pewaris dari keluarga Gunawan. "Istri dan putri papa sungguh cantik-cantik sekali," ucap Arka penuh kekaguman, saat melihat Kinan dan Kemala menuruni tangga. Senyum bahagia terus tersungging di bibirnya. "Maaf, ya, Pa ... lama nunggunya aku sama mama dandan," kata Kinan seraya bergelayut manja di lengan Arka."Tidak apa-apa, Sayang. Kita berangkat sekarang?" tanya Arka disambut anggukan kepala Kemala. Ketiganya keluar dari rumah mewah mereka dan masuk ke dalam mobil yan
Read more

Bab 47. Sedikit Balasan untuk Shaka.

Rena bersorak gembira saat berangkat pagi itu ke kampus dan mendapati sosok Kinan yang muncul di kampus. Hanya saja, Rena merasa heran karena Kinan diantar oleh sopir dan mobil mewah yang berbeda dari sebelumnya. Namun dia memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu pada Kinan. Rena lebih ingin mengekspresikan kebahagiaannya bisa melihat sahabatnya itu kembali. "Ya, ampun, Kinan ... aku kangen banget, tahu?" Rena memeluk Kinan erat-erat sampai-sampai Kinan sesak napas. "Jahat banget kamu, Kinan. Nggak ngabarin aku selama berhari-hari. Aku tuh khawatir, tahu. Mana suami kamu nuduh aku sengaja nggak mau kasih info kamu di mana lagi," gerutunya. "Mas Shaka nyari aku?" tanya Kinan begitu Rena menyebut suaminya. "Iya, dia sampai nyari kamu ke kampus loh. Trus mendesak aku kasih info kamu di mana. Aku kan emang nggak tahu kamu di mana. Masa dia nggak percaya."Kinan terdiam sejenak. Untuk apa Shaka mencarinya. Apa dia ingin mengatakan kalau dia sudah memutuskan untuk berpisah dengan diriny
Read more

Bab 48. Kejutan untuk Shaka

Shaka duduk di ruang pertemuan yang elegan, menunggu dengan tegang untuk pertemuan bisnis pentingnya dengan perusahaan Gunawan Group. Hari ini adalah hari yang dijadwalkan untuk Shaka menandatangani kerjasama dengan perusahaan raksasa itu. Pintu ruangan terbuka dengan perlahan, dan seorang wanita muda memasuki ruangan dengan langkah percaya diri. Shaka siap untuk menyambut perwakilan dari Gunawan Group, tetapi yang dia lihat membuatnya terperangah. Wanita itu adalah Kinan. Penampilan Kinan yang tampak lebih dewasa dengan pakaian kantoran yang elegan, membuat Shaka kagum namun sekaligus heran. Shaka terkejut dan tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. "Kinan? Apa yang kamu lakukan di sini?"Kinan tersenyum dengan angkuh. "Aku adalah perwakilan dari Gunawan Group dalam pertemuan ini."Shaka merasa seperti dunianya runtuh. Dia terkejut bukan main. Apa maksud dari semua ini. Bagaimana bisa Kinan bekerja untuk Gunawan Group. Dia tahu Kinan hanya gadis muda lugu yang sedang menjal
Read more

Bab 49. Godaan.

Shaka merasa begitu frustasi memikirkan Kinan yang begitu mesra dengan Arka. Dia geram saat membayangkan gadis itu menjadi simpanan Arka Gunawan. Dia merasa terkhianati dan keinginan untuk menyalahkan orang lain sudah sangat besar di hatinya. Tanpa berpikir dua kali, Shaka menuju ke bar untuk mencoba dan melupakan semua masalahnya.Saat duduk di bar, dia merasa kesepian dan bingung. Dia ingin curhat, tapi tidak ada siapa-siapa yang bisa dia ajak bicara. Tanpa disadari, Shaka duduk di sebelah seorang wanita cantik yang terlihat tergoda oleh pesonanya. "Aku kebetulan melihat kamu di sini."Shaka merasa sedikit terkejut melihat wanita itu. Kenapa Nikita tiba-tiba saja muncul didepannya. Dia tidak tahu harus berbicara apa, tapi tetap mencoba tersenyum meskipun datar. "Apa ada masalah?" Nikita memperhatikan bahwa Shaka tidak begitu bersemangat untuk bertemu dengannya, tetapi dia tetap bersikeras untuk membuat Shaka merasa nyaman dengan kehadirannya. "Hanya ingin minum dan bersantai," sah
Read more

Bab 50. Meraih hati Kinan.

Shaka mengelus pipinya yang terasa perih. Tamparan Kinan begitu keras, namun semakin membuatnya ingin mengunci gadis itu dalam pelukannya. "Lepas, Mas!" titah Kinan seraya merarik tangannya dari cekalan tangan Shaka."Nggak!" tegas Shaka. "Kamu harus bilang dulu kalau kamu masih mencintai aku!" Tatapan Shaka begitu mengintimidasi. Kinan membuang muka seraya tersenyum sinis. "Akan aku laporkan tindakan mas sama Pak Arka kalau mas kurang ajar seperti ini.""Oh, begitu? Kamu ngancam aku?" "Iya. Mas Shaka jangan main-main sama aku, ya?" Kinan memperingatkan. Kemudian mendorong Shaka agar menjauhinya. Kinan merapikan blazernya yang sedikit berantakan. Kemudian gadis itu melangkah menuju pintu ruangan Shaka."Kinan, tunggu!" seru Shaka menghentikan langkah Kinan. "Kita akan pergi survey bersama, kan?" "Aku tunggu di lokasi." Kinan mendorong pintu dan melangkah keluar dari ruangan Shaka. Hari itu, langit cerah dan cuaca sedikit panas ketika Shaka dan Kinan mengunjungi tempat proyek pemb
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status