Home / Pernikahan / Istri Manja Om Duda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Manja Om Duda: Chapter 41 - Chapter 50

112 Chapters

Chapter 41

Reina terbangun satu jam kemudian. Setelah merengkuh kegelapan cukup lama, gadis itu terbangun di tengah keremangan kamarnya dengan sebuah genggaman yang menyertai. Dia menoleh, mendapati sang suami yang memandangnya dengan segurat kecemasan."Reina? Kamu merasa pusing? Mau saya ambilkan air?"Gadis itu mengangguk, memang merasa kehausan seolah-olah dia baru saja berlari beberapa putaran walau dalam keadaan terlelap. Selagi Alex mengambilkan air minum, Reina memandang langit-langit kamar dengan kesedihan yang membayangi tanpa ampun. Kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya bukanlah karena kelalaian sopir, jalanan yang licin selepas hujan, atau rem blong seperti ucapan Yudistira. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh seseorang yang ingin memusnahkan keluarganya.Alex datang membawa segelas air yang langsung ditandaskan oleh Reina. Selama beberapa saat, gadis itu kembali terdiam. Alex meraih salah satu tangan sang istri, mengecup punggung tangannya. "Reina? Kamu baik-baik saja?"Reina
Read more

Chapter 42

"Weleh! Kamu ke sini cuma mau pamer bekas cupangan sama aku nih, Re? Oke! Awas aja! Besok-besok kalau aku nikah lagi, aku pamerin bekas cupangan yang lebih banyak dari kamu!"Reina tergelak, sedangkan Tara mengerucutkan bibirnya sembari mempersiapkan bahan-bahan dari kulkas. Setelah puas tertawa atas pembalasan yang akan Tara layangkan di masa depan, Reina mendekati sang sahabat dan membantu mengambilkan beberapa bahan. "Gimana? Udah paham sama bahan-bahan yang kamu catat kemarin?" tanya Tara."Hm, ada beberapa yang lupa, tapi kalau ngikutin kamu, kayaknya nanti ingat lagi deh.""Oke! Mari kita mulai!"Reina berupaya dalam mempelajari cara memasak kari ayam. Pelahan, dia mampu mengikuti arahan yang diberikan oleh sahabatnya. Meski beberapa kali terdengar seruan Tara yang mengingatkaan Reina untuk mengecilkan api atau memotong dalam beberapa ukuran, Reina mampu mengimbanginya.Pukul sepuluh, masakan pertamanya jadi. Tara bersedekap, berdiri dua langkah dari Reina. Sudah seperti juri d
Read more

Chapter 43

Reina mencoba untuk membuka mata walau kepalanya pusing bukan main. Sebuah aroma asing menyapa indra penciumannya. Terdengar pula rerintikan hujan menjatuhi satu-satunya jendela yang berada pada ruangan tersebut.Gadis itu mencoba untuk duduk, mengedar pandang dan menemukan dirinya berada di ruangan asing berbau melati yang tak pernah dipijakinya. Reina berpikir sejenak. Hanya butuh beberapa detik baginya untuk menyadari jika dirinya berada di sebuah kamar hotel.Lekas berdiri, dihampirinya pintu kamar tersebut. Terkunci. Entah karena memang sistem dari hotel tersebut untuk meninggalkan satu orang, atau memang disengaja, Reina tak bisa berpikir jernih setelah menggali ingatan mengenai apa yang terjadi sebelumnya."Andre ...."Reina berputar pelan, mencari sesuatu di dalam ruangan yang bisa digunakan untuk menghubungi pacarnya itu. Namun Reina menyadari jika tak ada barang miliknya yang terlihat. Hanya dirinya saja, dikunci di sebuah kamar hotel biasa yang entah berlokasikan di mana."
Read more

Chapter 44

Gustav membentak sopirnya agar mengemudikan mobil lebih cepat lagi. Tadinya dia sedang melaksanakan makan malam dengan salah satu mitra bisnis yang meminta pembatalan kerjasama, lalu mendapatkan interupsi dari sebuah panggilan masuk. Kepalanya bertambah pusing setelah menyambungkan panggilan masuk dari Sinta. Lima belas menit berikut, Gustav memasuki kediaman kebanggaannya dan langsung berhadapan dengan Alex. Semula Gustav belum mengenali sosok gagah yang berdiri tiga langkah darinya itu, namun Sinta menghampirinya dan memperkenalkan Alex sebagai suami dari Reina sekaligus pemimpin perusahaan Hindrawan yang sekarang."Oh! Pak Alex kan? Ada apa ya, Pak? Saya sampai terkejut, pertemuan dengan mitra bisnis saya jadi saya sudahi karena mendapat pemberitahuan tentang kedatangan Pak Alex di rumah saya. Mari duduk, Pak!""Tidak perlu, Pak! Saya hargai kebaikan Pak Gustav, tapi saya ingin bertanya, di mana anak bapak sekarang?" Putus Alex."Anak saya? Maksudnya Andre?" Gustav menatap sang is
Read more

Chapter 45

Alex mengabaikan payung yang disodorkan oleh Yohan. Dia tak membutuhkannya selagi Reina belum berada dalam genggamannya. Tentunya, tidak mudah menyuruh Gustav untuk memberitahu keberadaan Andre. Bahkan pria itu masih mengelak, berkata tak mengetahui apa pun soal Andre dan rencana apa yang tengah memutari isi kepalanya.Sinta baru membuka mulut ketika Yohan memperlihatkan bukti wawancara dengan seorang montir yang bertugas untuk mengacaukan mobil yang dikendarai oleh Hindrawan beserta sang istri. Meski Gustav masih ingin bungkam, Sinta tak mau hidup di balik jeruji besi.Mereka merupakan dalang dari kepergian Hindrawan dan sang istri. Motifnya merupakan uang yang tak bersedia dipinjamkan, lalu Hindrawan mengetahui kebohongam besar terkait dana dari pemegang saham yang disalahgunakan.Didasari oleh hal tersebut, Gustav memutuskan untuk memusnahkan Hindrawan. Berbekalkan sebuah harapan, seluruh harta keluarga Hindrawan diturunkan kepada Reina yang akan dinikahi oleh Andre. Mereka sudah b
Read more

Chapter 46

Sentakan yang berasal dari mimpi buruk bernamakan Andre itu menyadarkan Reina. Napasnya menderukan suatu kelegaan setelah mendapati dirinya terbaring di kamar Alex. Ya, bukan kamarnya sendiri, namun lebih baik begini daripada harus terbangun di tempat lain.Selagi memandangi langit-langit kamar, kesunyian menyertainya, menarik gadis itu pada ingatan mengerikan yang membuat seluruh tubunya bergetar pelan. Kedua tangannya mencengkeram selimut, gigi bergemeletuk ketakutan, dengan mata yang bergerak gelisah.Dalam keremangan kamar yang menyapa pandangan, gadis itu bergerak gelisah. Mencemaskan monster berwujud Andre yang sewaktu-waktu berkesempatan menampakkan diri dari sudut ruangan. Keringat membanjiri keningnya, pendingin ruangan pun kalah dengan trauma baru yang mendera."Reina?""Jangan!"Reina menyembunyikan diri di balik selimut secepat kilat. Napasnya beradu dengan degupan jantung yang menggila akibat kegelisahan membludak. Dari ambang pintu, Alex menghidupkan lampu kamarnya. Laki
Read more

Chapter 47

"Jadi? Tara bela-belain cariin aku ke alun-alun? Dalam kondisi hujan-hujanan? Cuma karena dia mau memastikan teori kalau aku ketemu sama Andre di tempat itu?"Alex mengangguk sembari menyuapi Reina. Dia baru saja menceritakan perjuangan Tara yang berhasil menemukan sebungkus kari ayam di tempat parkir alun-alun dengan tas kain pemberiannya. Mendengar kari buatannya ditemukan dalam keadaan terinjak-injak, Reina mengerucut sebal."Sialan! Capek-capek masak kari ayam buat Mas Alex, malah dibuang sembarangan sama si berengsek.""Hush!" Alex mengecup bibir Reina sekilas. "Jangan bicara kasar, Reina."Reina tersenyum manis seperti anak kecil yang baru mendapat permen. "Tapi kemarin aku masak kari ayam di rumahnya Tara memang buat Mas Alex lho, sayangnya malah harus ada kejadian mengerikan itu.""Minggu besok, kita masak bareng, gimana? Kamu mau?" tawar Alex.Reina berbinar senang. Cepat-cepat mengangguk, lalu menerima suapan dari Alex sekali lagi. Tak lama kemudian, terdengar salam dari Ren
Read more

Chapter 48

Alex selesai memindahkan barang-barang milik Reina ke kamarnya, sementara Reina berada di kamar mandi. Selepas pulang dari kantor, senyum yang menghinggapi wajah Alex enggan pudar barang sedetik. Membayangkan dirinya akan memulai rumah tangga yang sesungguhnya dengan Reina, Alex sangat bersyukur dan takkan melewatkan kesempatan berharga ini.Dahi Reina berkerut heran. Alex sudah seperti om-om mesum yang menantikan proses bercocok tanam dengan anak SMA. "Mas, kamu aneh lho kalau senyum terus kayak gitu. Malah merinding aku ngelihatnya."Alex menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sebenarnya cukup malu dikatai demikian oleh istri manjanya sendiri. Aroma parfum yang disemprotkan oleh Reina menguar memenuhi indra penciumannya. Alex mendekat, menelan ludah susah payah setelah menyadari penampilan Reina yang sangat menggoda."Ka-kamu cantik, Reina."Reina terkekeh, maju selangkah. "Aku tau kok, Mas. Mas Alex kenapa mukanya kayak gitu? Hayooo mesum ya? Katanya mau nunggu sampai aku mendingan?"
Read more

Chapter 49

Hubungan antara Alex dan Reina kian membaik. Sesuai janji Alex pada sang istri, akhir pekan ini merupakan waktunya memasak bersama. Mereka baru saja keluar dari supermarket, selesai membeli beberapa bahan makanan yang kurang.Setibanya di rumah, keduanya disambut oleh suatu keluarga kecil yang kehadirannya tidak Alex harapkan. Refleks, Reina merangkul lengan Alex saat turun sembari membawa belanjaan."Mas, kok mereka tau kita bakalan masak banyak sih?" bisik Reina keheranan."Mas nggak tau, Reina. Mungkin mereka punya firasat bagus buat bertamu di hari apa." Berdirilah keluarga mantan istrinya dulu. Pak Yitno, Bu Lastri, dan Yunia. Hanya Lastri dan Yunia yang menyambut kedatangan Alex dengan senyum merekah, sedangkan Yitno terlihat tak enak hati."Mas Alex! Aku main nih!" Yunia berseru senang, menghampiri Alex. Melompat secara tiba-tiba hingga mendaratkan dirinya untuk memeluk Alex. "Aku kangen banget sama Mas Alex!"Reina melotot. Beruntung Alex segera melepaskan tangan Yunia dan me
Read more

Chapter 50

Sarapan pagi itu tidak berjalan sesuai rencana—Reina tidak heran. Sebetulnya tidak masalah jika dirinya mendapatkan tamu berupa keluarga mantan istri Alex terdahulu. Hanya saja, Reina harus menghadapi sebuah permusuhan baru yang berasal dari Yunia.Lantaran didukung oleh keberadaan sang ibu, wanita itu tak ragu untuk mendekati Alex tanpa permisi. Bahkan Reina harus cepat-cepat duduk di samping Alex kalau tidak mau keduluan. Sungguh, sebuah perlombaan sengit pada hari yang damai. Reina menilik Yitno, si kepala keluarga yang hanya bisa diam sebab suaranya tak pernah didengar oleh Lastri dan Yunia. Sesaat, Reina tak tega dengan Yitno yang tampaknya enggan mengganggu kehidupan Alex. Pria itu tak punya pilihan jika sudah diajak oleh istri dan anaknya.Mendapati Yunia yang mengincar Alex membuat Reina menduga-duga, apakah sang adik memang telah mengincar Alex sejak menjadi iparnya atau tidak."Kamu itu main ke rumah lah, Lex! Masa sekarang kayak orang asing gitu, nggak mau main ke rumah sa
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status