Home / Romansa / Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku: Chapter 61 - Chapter 70

200 Chapters

61. Sesal yang Terlambat

Nyonya Rose duduk di ruang makan, di sisi meja makan besar yang terbuat dari kayu jati, pandangannya menyapu hidangan-hidangan lezat yang terhampar di atasnya. Seketika itu juga alam bawah sadarnya membawa kembali kenangan manis yang pernah dia lewati bersama Nuning. "Setiap melihat makanan enak-enak begini, mama selalu ingat kamu, Ning. Mama kangen makan bareng sama kamu, melihat selera makanmu yang lahap, mama jadi ingin ikut makan. Tapi sekarang nggak ada lagi orang yang bisa menggugah selera makan mama kayak kamu," desahnya dalam hati, meratapi kehilangan yang masih membekas dalam benaknya. Selama ini, Nyonya Rose selalu menganggap bahwa Vincent adalah yang paling kehilangan dengan kepergian Nuning. Namun, kali ini, dia menyadari bahwa dirinya juga tak kalah merindukan sosok Nuning. Sikap Nuning yang tulus dan apa adanya ternyata memberikan kehangatan tersendiri bagi hati Nyonya Rose. Dia merasakan ketulusan dan kehadiran wanita yang kini telah menjadi mantan menantunya. Nyonya
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

62. Anak Lelaki yang Berbakti

Vincent pulang ke rumahnya setelah seharian penuh beraktivitas. “Selamat datang, Tuan Vincent. Nyonya Rose masih berada di dalam,” sambut seorang pelayan. Vincent mengangguk dan si pelayan pun segera membukakan pintu rumah untuknya. Vincent memasuki ruang tamunya yang terasa hangat oleh suara tawa orang di dalamnya. Di sana, rupanya Lisa tengah berbincang akrab dengan mamanya, Nyonya Rose. Vincent tak bisa menahan senyuman melihat kedekatan keduanya. "Mama, aku pulang," sapa Vincent sambil melangkah mendekati mereka. Nyonya Rose tersenyum dan berdiri, memeluk Vincent dengan penuh kasih sayang. "Vincent, sayang,” ucapnya dengan penuh kebahagiaan. “Mama ke sini karena kangen kamu. Papamu seperti biasa, lagi ngumpul dengan teman club golfnya dan mama dianggurin," imbuhnya dengan wajah cemberut. Vincent merespons pelukan ibunya dengan hangat, “Mama juga punya geng sosialita, kalau sedang arisan, papa juga ditinggalin sama mama kan?” “Iya, tapi kalau sedang banjir-banjir begini mana m
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

63. Tugas dari Bos

Ardi adalah teman yang pertama kali dikenal Lisa saat ia baru memasuki sekolah formal di Indonesia, saat SMA dulu. Sebelumnya Lisa menempuh pendidikan secara homeschooling karena dia kerap ikut orang tuanya bepergian ke luar negeri untuk mengurus bisnis, salah satunya di Genova, Italia. Lisa sejak dulu sulit bergaul, karena dia kurang bisa berbasa-basi dengan orang-orang baru yang dikenalnya. Kata-kata dan sikap Lisa yang blak-blakan kerap menyinggung perasaan orang di sekitarnya. Banyak yang merasa kapok berteman dengan Lisa. Lisa masih ingat, saat pertama kali memakai seragam sekolah putih-abu-abu. Dia yang terbiasa berdiskusi dengan guru secara online, sedikit canggung saat harus bersosialisasi di lingkungan sekolahnya yang dianggapnya penuh dengan basa-basi. Dia ingat sekali pengalaman perkenalan di depan kelasnya hari itu.”Lisa, perkenalkan dirimu,” kata si guru. Lisa pun segera berkata, “Halo, teman-teman semua, nama saya Lisa Amalia.” “Sudah punya pacar belum?” celetuk seo
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

64. Kesepakatan Bisnis

“Lisa, ikut saya ke ruang kerja saya.” Vincent berkata dengan nada bicara penuh wibawa seperti biasa, sementara itu Lisa lekas mengangguk dengan senyuman manis yang membuat Bona meringis geli. “Pak Vin,” Bona buru-buru menyela, “Mobil buat mengantar Mbak Lisa ke apartemen sudah siap.” Bona berharap Lisa lekas enyah dari sisi sang bos. Vincent mengangguk. “Saya masih ada urusan sama Lisa. Tunggu saja,” tegasnya. Bona hanya bisa menghela napas kecewa melihat Vincent berjalan menuju ruangan kerjanya diikuti Lisa yang menoleh sejenak pada Bona sambil mengedipkan sebelah mata, seolah sengaja meledek Bona. “Moga Pak Bos cuma jadiin dia simpanan doang, jangan sampai lebih. Amit-amit,” gerutu Bona dengan perasaan yang sangat tidak rela. Bona sudah cukup lama mengabdi pada Vincent sebagai asisten pribadinya. Dia tahu sekali kualitas Vincent. Bona juga tahu apa yang telah terjadi dalam kehidupan Vincent selama ini. Tentang kandasnya rumah tangga sang bos dengan Nuning, juga kegagalan asmara
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

65. Tamu Tengah Malam

“Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku.” Lisa tersenyum puas dengan judul yang baru saja dia tulis. Dia mulai merincikan kisahnya dalam sebuah rancangan plot. Lisa melanjutkan, menyajikan konflik internal wanita bernama Dona yang menjadi tokoh utama dalam ceritanya. "Duapuluh juta sebulan, tapi dengan harga apa? Dona bingung antara kebutuhan finansialnya dan harga dirinya sebagai wanita. Namun, rasa ingin tahu dan ketertarikan pada Lucas membuatnya terjebak dalam permainan asmara yang tak terduga." Lisa tiba-tiba mendengus. “Ah, sial. Kok aku mau aja sih dibayar 20 juta sebulan? Itu kan sampah banget buat sekelas Vincent Alessio?” Lisa bersungut-sungut setelah menyadari kebodohannya. “Gara-gara aku udah lama hidup kere nih, makanya ditawar 20 juta langsung mau aja!” Lisa menepuk keningnya sendiri. “Nggak bisa, aku mesti upgrade bayaranku besok. Enak aja, cuma dua puluh juta tapi dia bebas menerima pelayananku sepuasnya, gitu?” Lisa kemudian terbahak-bahak dan geleng-geleng kepala. “Dih,
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

66. Pak Bos

Sinar matahari pagi perlahan menyusup masuk ke dalam dapur apartemen, di mana Vincent sedang menyiapkan sarapan untuk Lisa. Dia ingin membuat sesuatu yang lezat dan sehat, mengingat kesibukan Lisa sebagai penulis yang selalu menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop.Vincent membuka lemari es, mengeluarkan berbagai bahan makanan segar. Dia mulai mengiris tomat merah, mentimun, dan selada. Setelah itu, Vincent mengambil roti gandum yang sehat dan mulai menyusun sandwich dengan hati-hati."Bagaimana kalau sarapan sandwich sehat hari ini, Lisa?" serunya sambil tersenyum saat Lisa keluar dari kamar dengan mata yang masih setengah terpejam.Lisa mengangguk, masih mengantuk, "Baiklah, Pak Bos. Tapi jangan terlalu sehat, ya. Saya lebih suka yang enak-enak. Biasanya yang sehat-sehat itu nggak enak."Vincent tertawa, dia geli mendengar sebutan baru Lisa untuknya, “Pak Bos”."Tentu saja, saya akan berusaha membuatkan yang sehat tapi enak."Vincent menempatkan sandwich di atas piring, lengka
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

67. Sesuai Argo

Lisa duduk di meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan naskah. Sebagai asisten editor yang bertanggung jawab untuk menyeleksi naskah baru, kesibukannya semakin bertambah seiring dengan banyaknya penulis yang mengirimkan karyanya. Tugasnya tidak hanya memastikan kelayakan naskah dari segi gramatikal dan struktur cerita, tetapi juga menilai apakah naskah itu memiliki potensi untuk diterbitkan sesuai standart penerbit. Selain mengecek naskah-naskah tersebut, Lisa juga menyempatkan dirinya untuk menulis novelnya sendiri yang berjudul 'Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku'. Setiap jeda di antara pekerjaannya sebagai asisten editor, Lisa melibatkan diri dalam dunianya sendiri, menggali ide, dan mencurahkan kata-kata ke dalam naskahnya. Saat Lisa mengirimkan naskahnya kepada Ninik, editornya itu memberikan sambutan hangat. "Lisa, gue udah baca naskah elu. Bagus banget. Diksi elu semakin indah saja dan ceritanya seperti riil." Lisa terkejut mendengarnya, tak mengira Ninik langsung oke dengan tu
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

68. Panik

“Ada yang perlu saya bantu untuk persiapan keberangkatan Bapak ke Roma besok?” Vincent menggeleng. Vincent, yang biasanya terlihat begitu percaya diri, kali ini terlihat rapuh. Dia mencium Lisa lagi, seakan mencari dukungan dalam dekapan itu. Lisa merasa sesuatu yang aneh dan melihat ekspresi wajah Vincent yang mencerminkan rasa sedih dan kehilangan. "Pak? Apa ada sesuatu yang terjadi di Roma? Sehingga Bapak kelihatan galau kayak gini?" tanya Lisa dengan lembut. Vincent menatapnya dengan mata penuh penyesalan. "Bukan begitu, Lisa. Saya hanya ingin membawamu pergi sama saya ke sana. Tapi kenapa paspor kamu kadaluarsa segala sih? Kenapa kamu tidak segera melakukan perpanjangan, heh?” Lisa meringis. “Maaf.” "Gara-gara sibuk menulis dan menunda terus beresin paspor kamu, saya jadi tidak bisa mengajakmu pergi, kan?" suara Vincent terdengar seperti seorang bocah yang sedang merajuk. Lisa tertawa kecil dan mengecup lembut bibir Vincent yang cemberut. "Kalau saya ikut Bapak, nanti oran
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

69. Masih Mencintaimu

Nuning merasakan getaran emosi yang melanda suara Vincent. Dari sisi telepon, dia bisa merasakan kegelisahan dan ketidaknyamanan yang membebani hati Vincent. Meskipun hatinya juga terasa disentak saat Vincent menyebut nama Carla barusan, tapi Nuning berusaha tenang. Carla, adalah wanita Italia yang pernah berselingkuh dengan Vincent dan menjadi jalan perceraian mereka. "Vin, tidak apa-apa. Kalian bebas bertemu kapan saja, kalian—" Nuning belum selesai bicara, tapi Vincent memotongnya dengan tegas. "Bukan itu konteksnya, Ning. Apa kamu lupa, hari ini adalah tanggal perceraian kita? Aku masih merasa sangat bersalah padamu, Ning. Aku—" Vincent menggigit bibirnya begitu kuat hingga kulitnya memerah. Rasa bersalah yang membebani dirinya tampak melukai hatinya yang terasa rapuh. Nuning bersikap tenang dan mencoba menguatkan mantan suami yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya. "Vin, aku sudah memaafkanmu. Sudah tidak ada dendam dan kemarahan lagi antara kita. Justru kamu yang dulu s
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

70. Hanya Tentang Bisnis

Sambil menatap layar komputer, Vincent mencoba mengingatkan dirinya sendiri akan tanggung jawabnya sebagai seorang CEO. Meski ada sejarah pribadi yang rumit dengan Carla, namun sebagai pemimpin perusahaan, dia harus mampu melepaskan emosi pribadinya dan fokus pada kepentingan bisnis. Mengenakan setelan jas hitam yang rapi, Vincent berdiri di depan cermin dan menyesuaikan dasinya dengan cermat. Ekspresi wajahnya menunjukkan tekad dan keseriusan untuk menyelesaikan pertemuan ini dengan sukses. Dia tahu bahwa penampilan dan sikapnya saat ini adalah kunci untuk mempertahankan citra profesional di mata Carla dan untuk kesepakatan bisnis yang sukses. Dengan langkah mantap, Vincent meninggalkan kamar hotelnya menuju ruang pertemuan bisnisnya dengan Carla. Meskipun hatinya masih terasa berat, dia telah bersiap mental untuk menjalani pembicaraan bisnis tanpa terjebak dalam kenangan masa lalu yang menyesakkan dadanya bersama Carla. Didampingi oleh Rini, Vincent memasuki lounge mewah yang tam
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more
PREV
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status