Share

65. Tamu Tengah Malam

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2023-12-21 14:43:44
“Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku.” Lisa tersenyum puas dengan judul yang baru saja dia tulis. Dia mulai merincikan kisahnya dalam sebuah rancangan plot.

Lisa melanjutkan, menyajikan konflik internal wanita bernama Dona yang menjadi tokoh utama dalam ceritanya. "Duapuluh juta sebulan, tapi dengan harga apa? Dona bingung antara kebutuhan finansialnya dan harga dirinya sebagai wanita. Namun, rasa ingin tahu dan ketertarikan pada Lucas membuatnya terjebak dalam permainan asmara yang tak terduga."

Lisa tiba-tiba mendengus. “Ah, sial. Kok aku mau aja sih dibayar 20 juta sebulan? Itu kan sampah banget buat sekelas Vincent Alessio?” Lisa bersungut-sungut setelah menyadari kebodohannya.

“Gara-gara aku udah lama hidup kere nih, makanya ditawar 20 juta langsung mau aja!” Lisa menepuk keningnya sendiri. “Nggak bisa, aku mesti upgrade bayaranku besok. Enak aja, cuma dua puluh juta tapi dia bebas menerima pelayananku sepuasnya, gitu?”

Lisa kemudian terbahak-bahak dan geleng-geleng kepala. “Dih,
Indy Shinta

Melupakan seseorang itu mudah, tapi yang sulit adalah melupakan segala kenangan tentangnya :(

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sophia Setiawan
penyesalan selalu datang terlambat yaa Vin.. tapi tidak pernah ada kata terlambat utk berubah menjadi lebih baik, dan pengalaman selalu menjadi guru terbaik dlm hidup. semangat mas Vin.. ayoo saatnya move on..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   66. Pak Bos

    Sinar matahari pagi perlahan menyusup masuk ke dalam dapur apartemen, di mana Vincent sedang menyiapkan sarapan untuk Lisa. Dia ingin membuat sesuatu yang lezat dan sehat, mengingat kesibukan Lisa sebagai penulis yang selalu menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop.Vincent membuka lemari es, mengeluarkan berbagai bahan makanan segar. Dia mulai mengiris tomat merah, mentimun, dan selada. Setelah itu, Vincent mengambil roti gandum yang sehat dan mulai menyusun sandwich dengan hati-hati."Bagaimana kalau sarapan sandwich sehat hari ini, Lisa?" serunya sambil tersenyum saat Lisa keluar dari kamar dengan mata yang masih setengah terpejam.Lisa mengangguk, masih mengantuk, "Baiklah, Pak Bos. Tapi jangan terlalu sehat, ya. Saya lebih suka yang enak-enak. Biasanya yang sehat-sehat itu nggak enak."Vincent tertawa, dia geli mendengar sebutan baru Lisa untuknya, “Pak Bos”."Tentu saja, saya akan berusaha membuatkan yang sehat tapi enak."Vincent menempatkan sandwich di atas piring, lengka

    Last Updated : 2023-12-21
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   67. Sesuai Argo

    Lisa duduk di meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan naskah. Sebagai asisten editor yang bertanggung jawab untuk menyeleksi naskah baru, kesibukannya semakin bertambah seiring dengan banyaknya penulis yang mengirimkan karyanya. Tugasnya tidak hanya memastikan kelayakan naskah dari segi gramatikal dan struktur cerita, tetapi juga menilai apakah naskah itu memiliki potensi untuk diterbitkan sesuai standart penerbit. Selain mengecek naskah-naskah tersebut, Lisa juga menyempatkan dirinya untuk menulis novelnya sendiri yang berjudul 'Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku'. Setiap jeda di antara pekerjaannya sebagai asisten editor, Lisa melibatkan diri dalam dunianya sendiri, menggali ide, dan mencurahkan kata-kata ke dalam naskahnya. Saat Lisa mengirimkan naskahnya kepada Ninik, editornya itu memberikan sambutan hangat. "Lisa, gue udah baca naskah elu. Bagus banget. Diksi elu semakin indah saja dan ceritanya seperti riil." Lisa terkejut mendengarnya, tak mengira Ninik langsung oke dengan tu

    Last Updated : 2023-12-22
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   68. Panik

    “Ada yang perlu saya bantu untuk persiapan keberangkatan Bapak ke Roma besok?” Vincent menggeleng. Vincent, yang biasanya terlihat begitu percaya diri, kali ini terlihat rapuh. Dia mencium Lisa lagi, seakan mencari dukungan dalam dekapan itu. Lisa merasa sesuatu yang aneh dan melihat ekspresi wajah Vincent yang mencerminkan rasa sedih dan kehilangan. "Pak? Apa ada sesuatu yang terjadi di Roma? Sehingga Bapak kelihatan galau kayak gini?" tanya Lisa dengan lembut. Vincent menatapnya dengan mata penuh penyesalan. "Bukan begitu, Lisa. Saya hanya ingin membawamu pergi sama saya ke sana. Tapi kenapa paspor kamu kadaluarsa segala sih? Kenapa kamu tidak segera melakukan perpanjangan, heh?” Lisa meringis. “Maaf.” "Gara-gara sibuk menulis dan menunda terus beresin paspor kamu, saya jadi tidak bisa mengajakmu pergi, kan?" suara Vincent terdengar seperti seorang bocah yang sedang merajuk. Lisa tertawa kecil dan mengecup lembut bibir Vincent yang cemberut. "Kalau saya ikut Bapak, nanti oran

    Last Updated : 2023-12-22
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   69. Masih Mencintaimu

    Nuning merasakan getaran emosi yang melanda suara Vincent. Dari sisi telepon, dia bisa merasakan kegelisahan dan ketidaknyamanan yang membebani hati Vincent. Meskipun hatinya juga terasa disentak saat Vincent menyebut nama Carla barusan, tapi Nuning berusaha tenang. Carla, adalah wanita Italia yang pernah berselingkuh dengan Vincent dan menjadi jalan perceraian mereka. "Vin, tidak apa-apa. Kalian bebas bertemu kapan saja, kalian—" Nuning belum selesai bicara, tapi Vincent memotongnya dengan tegas. "Bukan itu konteksnya, Ning. Apa kamu lupa, hari ini adalah tanggal perceraian kita? Aku masih merasa sangat bersalah padamu, Ning. Aku—" Vincent menggigit bibirnya begitu kuat hingga kulitnya memerah. Rasa bersalah yang membebani dirinya tampak melukai hatinya yang terasa rapuh. Nuning bersikap tenang dan mencoba menguatkan mantan suami yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya. "Vin, aku sudah memaafkanmu. Sudah tidak ada dendam dan kemarahan lagi antara kita. Justru kamu yang dulu s

    Last Updated : 2023-12-23
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   70. Hanya Tentang Bisnis

    Sambil menatap layar komputer, Vincent mencoba mengingatkan dirinya sendiri akan tanggung jawabnya sebagai seorang CEO. Meski ada sejarah pribadi yang rumit dengan Carla, namun sebagai pemimpin perusahaan, dia harus mampu melepaskan emosi pribadinya dan fokus pada kepentingan bisnis. Mengenakan setelan jas hitam yang rapi, Vincent berdiri di depan cermin dan menyesuaikan dasinya dengan cermat. Ekspresi wajahnya menunjukkan tekad dan keseriusan untuk menyelesaikan pertemuan ini dengan sukses. Dia tahu bahwa penampilan dan sikapnya saat ini adalah kunci untuk mempertahankan citra profesional di mata Carla dan untuk kesepakatan bisnis yang sukses. Dengan langkah mantap, Vincent meninggalkan kamar hotelnya menuju ruang pertemuan bisnisnya dengan Carla. Meskipun hatinya masih terasa berat, dia telah bersiap mental untuk menjalani pembicaraan bisnis tanpa terjebak dalam kenangan masa lalu yang menyesakkan dadanya bersama Carla. Didampingi oleh Rini, Vincent memasuki lounge mewah yang tam

    Last Updated : 2023-12-24
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   71. Kangen

    Vincent, dengan senyuman sopan, menolak dengan ramah. "Maaf, Carla. Aku sudah memiliki jadwal malam ini yang harus kuselesaikan. Kita bisa berkomunikasi melalui email untuk hal-hal selanjutnya." Carla tampak kecewa, tapi dia mencoba menyiasatinya dengan tertawa. "Oh, come on, Vincent. Ini bukan hanya tentang bisnis, bukan? Kita bisa saja bersenang-senang sejenak, seperti dulu." Vincent menatap Carla dengan tegas. "Carla, kita sudah bersama dalam kapasitas yang berbeda sekarang. Saya ingin memastikan bahwa hubungan bisnis kita tetap profesional dan tak tercampur aduk dengan hal-hal pribadi. Semoga kau bisa menghargai itu." Carla mencoba memancing reaksi lebih lanjut, namun Vincent tetap pada pendiriannya. "Terima kasih atas kesempatan kerjasamanya, Vincent. Kita tetap berhubungan, baik secara bisnis maupun pribadi, ya?" ujar Carla sambil menawarkan tangannya untuk berjabat. Vincent mengangguk dan menyambut jabatan tangan itu. "Tentu, Carla. Semoga kerjasama kita membawa hasil yang b

    Last Updated : 2023-12-26
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   72. Melayani Pak Bos

    Vincent membalas dengan seringai, "Kangen? Bagaimana denganmu sendiri, Lisa?”Lisa terkekeh. “Saya kangen Bos tidur di sebelah saya, bikin ranjang saya terasa hangat. Apalagi Bos kalau tidur nggak ngorok kayak Ardi.”“Kalian pernah tidur bersama?” Entah kenapa di dalam dada Vincent terasa bergemuruh ketika Lisa tiba-tiba saja menyebutkan nama mantan suaminya itu, bayangan Lisa tidur dalam pelukan Ardi seketika menimbulkan cubitan kecil di hatinya.“Ya pernahlah, Bos! Bagaimanapun kami kan pernah menikah.” Lisa menjawabnya dengan enteng, tanpa beban. Lagipula itu bukanlah sebuah pertanyaan sulit dan jawabannya pun sudah jelas, mestinya tak perlu ditanyakan lagi oleh Vincent.“Apa dia memelukmu saat kau tidur?”“Meskipun tidak selalu, tapi pernah.” Lisa mengangguk, ingatannya seketika terlempar pada sebuah momen saat ibunya baru saja meninggal. Pada satu hari paling sedih dalam hidup Lisa itu, entah kenapa Ardi sedikit menunjukkan rasa simpatinya dengan tak membiarkan orang lain mengge

    Last Updated : 2023-12-26
  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   73. Diary Cinta

    Lisa keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang mengalir ke bawah, menggigil kedinginan di kamar apertemen yang terasa begitu dingin. Dia langsung mencari hair dryer untuk mengeringkan rambutnya sebelum tidur. Hawa dingin mulai menempel di kulitnya yang masih basah. “Anjir, dingin banget! Dasar, Bos reseh. Ngerjain orang aja malam-malam kayak gini minta ditemani mandi. Awas aja, besok-besok nggak bakal kuangkat kalau dia telepon malam-malam kayak gini lagi,” gerutunya betul-betul jengkel. Dengan cermat, Lisa mengarahkan aliran udara hangat hair dryer ke setiap helai rambutnya. Hembusan angin panas itu memberikan sentuhan nyaman dan menenangkan. Lisa merasakan kehangatan menyusup ke dalam tubuhnya yang kedinginan. Sambil meniup rambutnya dengan hair dryer, dia merenung tentang apa yang baru saja dilewatinya. Percakapan video call dengan Vincent telah memberinya perasaan campur aduk, membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Lisa menggigil bukan hanya karena dingin, tetapi juga

    Last Updated : 2023-12-27

Latest chapter

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   TAMAT

    Dennis mengucapkan “selamat” pada Vincent dan Lisa melalui telepon. Vincent merasa bahagia mendengar ucapan putranya yang terasa betul-betul tulus kali ini. Bahkan Dennis secara khusus bicara pada Lisa untuk minta maaf padanya. "Tante, maaf atas semua sikap burukku selama ini," ucapnya dengan rendah hati. "Aku tahu ayah dan Tante saling mencintai, ayah pasti akan bahagia dengan Tante.” Dennis terdiam sejenak. “Tante Lisa memang layak bersanding dengan ayah, sebab aku tahu... ayah tidak mungkin sembarangan memilih orang yang akan mendampinginya seumur hidupnya. Aku percaya pada pilihan ayah," tambah Dennis dengan suara yang penuh dukungan. Lisa tersenyum, meskipun Dennis tidak bisa melihat senyumnya di telepon. "Terima kasih, Dennis. Kamu anak yang luar biasa, dan Tante bahagia bisa menjadi bagian dari keluargamu." “Aku juga bahagia memiliki ayah Vincent dan Tante Lisa.” Lisa dan Vincent saling berpandangan mendengar ungkapan Dennis yang terasa tulus. Setelah selesai menelepon, Vin

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   199. Ayah yang Membanggakan

    Jaka menghela napas, mencoba menenangkan diri di tengah tekanan yang dirasakannya. Tatapannya terpaku pada dinding putih ruangan yang pucat. Wajah pria tampan itu mencerminkan perasaan yang selama ini sulit untuk diungkapkan."Saya masih merasa bersalah, Pak," ucapnya dengan suara lirih. Tatapannya kemudian turun pada genggaman tangannya pada tangan Dennis yang masih tak bergerak. Setiap sentuhan, setiap simpul jemari, terasa penuh makna baginya.Pak Priyo memandang Jaka, siap mendengarkan apapun yang ingin diungkapkan oleh anak menantu yang sangat disayanginya itu."Saya menyesal telah menikahi Erna, padahal Nuning sedang mengandung Dennis, anak kami," lanjut Jaka perlahan, suaranya semakin rendah, hampir tersendat oleh rasa sesak di dadanya. "Andai waktu bisa diulang, saya tidak akan menikahi Erna saat itu." Matanya kembali naik menatap dinding pucat di depan sana. "Saya ingin tetap bersama Nuning, harusnya saya mengambil keputusan tegas dan tak perlu larut dalam situasi yang membua

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   198. Unconditional Love

    Di antara para tamu undangan, Mei yang merupakan mantan kekasih Vincent juga tampak hadir di sana, dia datang bersama suaminya, Juna, dan putranya, Vi. Rambut panjang Mei disanggul cantik berhiaskan aksesori yang serasi dengan gaun rancangan desainer ternama berwarna pastel yang melekat indah di tubuh langsingnya. Wajahnya yang jelita terpancar dalam senyuman lembut, memberikan kesan hangat kepada siapa pun yang bertemu dengannya. Sementara itu, Juna terlihat tampan dan karismatik dengan setelan tuksedo hitamnya. Ekspresi wajahnya yang percaya diri menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang menguasai situasi. Dia berbicara dengan sesama tamu yang dikenalnya sambil memperkenalkan sosok Vi, putranya yang berusia 7 tahun. Senyum bangga terukir di wajahnya setiap kali mendengar orang-orang memuji ketampanan Vi yang sangat mirip dengan dirinya. Dalam setelan tuksedo kecilnya, Vi memang terlihat begitu memesona dengan senyuman polosnya. Postur tubuhnya yang tinggi menjadikannya tampak gagah

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   197. Until I Found You

    Lisa sebenarnya ingin resepsi pernikahannya dengan Vincent bisa diadakan di tepi pantai yang cantik di Bali. Namun, pada trimester pertama kehamilannya ini, Lisa masih mengalami mual, muntah, dan mudah lelah, sehingga bakal menyulitkan dirinya sendiri saat harus melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bali dan sebaliknya. Selain itu, risiko keguguran juga lebih tinggi pada trimester pertama. Vincent pun menolak keinginan Lisa dan menetapkan agar resepsi digelar di Jakarta saja. “Bersabarlah, Sayang. Setelah anak kita lahir nanti dan kalian berdua dalam kondisi sehat untuk melakukan perjalanan, bukan hanya ke Bali…, aku akan membawa kalian pergi ke tempat-tempat indah manapun yang kamu sukai,” janji Vincent sambil mencium kening Lisa. Dia tak ingin melihat wanita yang dicintainya itu merasa kecewa menjalani resepsi pernikahan mereka nanti. Dan Vincent merasa lega setelah melihat Lisa mengangguk.“Nggak apa-apa, kok. Sebenarnya nggak terlalu jadi soal bagiku resepsinya nanti mau diada

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   196. Akan Baik-Baik Saja

    Jaka menggenggam erat gagang kursi pesawat, tatapan kosongnya menatap ke luar jendela yang menampilkan pemandangan langit biru dan awan putihnya yang berderak. Pemandangan yang indah, tetapi dia tak bisa menikmati pemandangan itu karena pikirannya terus melayang ke rumah sakit tempat Dennis dirawat. "Dennis kecelakaan," dua kata yang terlontar lewat telepon dari Bambang seperti palu yang membelah dadanya. Beban yang menghantamnya terasa begitu berat, seakan-akan dunianya runtuh dalam sekejap. Meskipun hanya dua kata, namun rasanya dua kata itu menjelma seperti dua ton beban yang meremukkan hati Jaka sebagai seorang ayah. Dia sengaja tidak memberitahu Nuning tentang kecelakaan Dennis. Kondisi Nuning yang belum begitu baik membuatnya khawatir akan dampak stres yang bisa mempengaruhi kandungan Nuning yang lemah. Jaka tidak ingin menambah masalah baru di tengah situasi yang sudah sulit.Pesawat terbang melaju dengan kecepatan tinggi, namun perjalanan yang dilaluinya terasa begitu lamba

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   195. Janji Suci

    Suasana gereja dipenuhi dengan aroma harum dari bunga-bunga segar yang menghiasi setiap sudut. Sinar matahari pagi membelai lembut melalui jendela-jendela gereja, menciptakan permainan cahaya yang mempercantik momen sakral ini. Seperti berkah dari langit, cahaya itu memberikan sentuhan hangat pada momen ini, menambahkan keindahan pada detik-detik yang tak terlupakan.Gaun putih Lisa mengalir indah di belakangnya, mengikuti setiap langkahnya dengan lembut. Rambutnya dihiasi dengan sebuah tiara yang manis. Setiap langkah yang diambilnya terlihat begitu anggun dan memikat.Di sekeliling gereja, keluarga besar Alessio dan keluarga Lisa berkumpul, penuh dengan senyuman dan kegembiraan. Sorot mata yang penuh cinta dari kedua belah pihak keluarga mencerahkan suasana, menunjukkan dukungan dan kasih sayang yang mereka miliki untuk pasangan yang akan menikah.Daniel Sutomo juga tampak hadir di sana. Keberadaan sosok konglomerat itu memberikan aura kebijaksanaan dan kemuliaan yang tak terbantahk

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   194. Pertanyaan yang Mengganggu

    Bambang duduk di samping Dennis, merangkulnya dengan lembut sambil memandang jauh ke laut yang tenang di depan mereka. "Dennis, janganlah sedih karena pernikahan ayah Vincent dengan tante Lisa," ucapnya dengan suara lembut.Dennis menoleh ke arah Bambang, tatapan matanya masih penuh dengan kesedihan. "Tapi, Om, aku merasa sedih. Aku merasa seperti kehilangan sesuatu yang penting," gumamnya sambil memandang ke lautan di hadapannya.Bambang tersenyum lembut, memahami perasaan keponakannya. "Dennis, kamu harus tahu bahwa pernikahan adalah bagian dari takdir yang telah diatur oleh Gusti Allah. Ayah Vincent selama ini belum aja ketemu sama jodohnya, makanya nggak nikah-nikah sejak cerai sama bundamu. Jangan kamu sesali juga perceraian bundamu sama ayah Vincent. Itu namanya nggak jodoh.”Dennis mendengarkan, sesekali ia menghela napasnya yang terdengar berat. sepertinya bocah remaja itu berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Bambang. "Nggak usahlah kamu repot-repot mikir kenapa

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   193. Cinta yang Tulus

    Suasana makan malam antara keluarga Vincent dan keluarga Lisa dari Italia berlangsung dalam atmosfer kekeluargaan yang hangat dan penuh keakraban. Dante masih terkesima setelah mengetahui tentang kesuksesan Tuan Rain di Indonesia, begitu pula dengan putranya yang akan segera menikahi cucunya, Lisa."Putramu sangat tampan, Rain," puji Dante yang masih merasa terpukau melihat ketampanan Vincent sejak awal mula mereka bertemu. Vincent pun hanya tersenyum mendengar pujian dari calon mertuanya."Cucumu juga sangat cantik, Dante. Mereka sepadan," balas Tuan Rain dengan rendah hati, tersenyum bangga pada Lisa, calon menantunya."Selain cantik, Lisa juga cerdas. Dia bahkan menguasai 6 bahasa asing. Bukankah itu luar biasa?" timpal Nyonya Rose, mengumumkan bakat dan kecerdasan Lisa di hadapan semua orang.Tuan Rain menoleh kepada istrinya, "Sayangku, perlu kamu tahu,” ucapnya seraya mengerling pada Dante yang duduk berhadapan dengan mereka. “Kemampuan Dante menguasai bahasa asing sangat menonj

  • Dalam Dekap Hangat Bos Dinginku   192. Ternyata Bukan Kebohongan

    Hari-H pernikahan Vincent dan Lisa semakin dekat, dengan hitungan hari yang semakin berkurang. Kedatangan keluarga Lisa dari Italia telah menjadi momen yang sangat dinantikan. Di tengah suasana persiapan yang kian sibuk, Nyonya Rose telah menyusun rencana untuk menyambut mereka dengan sebuah jamuan makan malam di sebuah hotel mewah terbaik di Jakarta. Di sana pula tempat menginap bagi para tamu dari keluarga Lisa yang telah tiba dari Italia. Ketika Nyonya Rose dan Tuan Rain memasuki restoran di hotel itu, sorot mata mereka segera tertuju pada seorang pria tua yang duduk di sebelah Lisa. Tuan Rain, yang pertama kali melihatnya, mendesis pelan. “Dante?” gumamnya dengan suara rendah, matanya menyipit saat mencoba mengidentifikasi sosok tersebut. Semua orang memandang kehadiran Nyonya Rose dan Tuan Rain dengan tatapan hormat disertai senyuman hangat di mata mereka, termasuk pria berambut putih di sana. Pada saat itulah, Tuan Rain mengamati lagi pria tua yang ada di sebelah Lisa itu denga

DMCA.com Protection Status