"Bening, maaf ya? Malam ini kita harus pulang," ucap Galih menyesal.Bening tersenyum maklum, "Nggak masalah, Mas. Kondisi mama jauh lebih penting dari pada memikirkan kesenangan kita. Kata dokter tadi gimana? Baik-baik saja kan?""Baik. Darah tingginya yang kumat.""Em, sepertinya mama banyak pikiran, Mas," tukas Bening mengira-ngira."Sepertinya begitu. Entah apa yang mama pikirkan.""Apa mungkin kita, Mas?"Galih berhenti melangkah, dia memeluk pinggang istrinya, "Mana mungkin? Kita sudah sebagai ini, Bening."Bening tersenyum malu, "Kamu benar, Mas.""Ayo, kita jalan lagi! Kita beli beberapa makanan dan buah.""Iya, Mas."°°°"Semua ini gara-gara kalian," sentak Karisma begitu melihat Galih dan Bening datang dengan banyak barang yang baginya tidak penting. Bening sudah menduga bahwa Karisma akan bicara begitu. Galih menenangkan istrinya dengan menggeleng pelan. Dia yang akan bicara pada Mamanya. Kresna menghampiri Bening, mengajaknya bicara empat mata di luar. "Mau kemana kalian
Read more