Gemuruh panas di dalam dada Liyana kian mendidih saja. Gadis itu ingin marah tapi tak tahu alasannya. Ingin melabrak suaminya yang tengah bercumbu dengan Evelin di sofa ruang tamu. Akan tetapi, ia merasa tak ada kekuatan. Lagi pula, bukankah Liyana tak mencintai Arya, untuk apa dia marah?Liyana memilih kembali ke kamarnya, membiarkan sepasang insan itu meluapkan hasrat mereka. Liyana membanting beberapa bantal dan guling yang terletak di atas ranjang kamarnya."Aarrgghh!!!" "Dimana-mana, laki-laki memang sama buayanya. Aku pikir hanya Arsenio yang pengkhianat, tapi Mas Arya sama brengseknya!" Liyana meluapkan kekesalan di dalam kamar sendirian. Beruntung jarak antara kamar Liyana dan ruang tamu cukup jauh sehingga tak mampu mengganggu kemesraan Arya dan Evelin yang tengah melepas rindu.Sementara di ruang tamu, Arya merasa bebas bersama Evelin. Sebab pria itu pikir kalau Liyana sudah terlelap tidur."Arya, aku akan menginap di rumah ini," pinta Evelin. Saat ini mereka menyudahi kec
Last Updated : 2023-10-21 Read more