Rani dan Andra istirahat sebentar di sebuah warung kecil untuk melepas dahaga. "Kakak, kok, nggak berhenti-berhenti dari tadi mengusap telinganya?""Nggak tau nih, Ndra! Dari tadi gatal banget.""Banyak kotorannya kali! Nggak kakak bersihin, ya? Ih, Kakak jorok!""Sembarangan kamu!" Rani menepuk lengan adiknya itu. "Kakak orangnya resik! Setiap hari dibersihin, tau!""Berarti benar itu, Kak! Ada yang ngomongin, Kakak!""Masa, sih?""Iya, Kak! Telinga Kakak dari tadi gatal banget 'kan?""Iya, sih!""Nah, itu ada yang ngomongin Kakak sambil berdebat tu mereka!" tebaknya asal. "Hah.. Ngawur kamu, mah!""Hahaha." Andra tertawa. "Kata orang emang gitu, Kak! Kalau telinga kita gatal itu lagi ada yang ngomongin kita di belakang!" terangnya. "Udah, ah! Ayo, kita jalan lagi! Nanti lewat jam yang ditargetkan lagi.""Iya, Kak!" Andra bangkit dari duduknya dan menuju sepeda motor sementara Rani membayar pesanan. "Berapa, Bu?""Enam ribu aja, Mbak!""Ini, Bu, uangnya!" Rani bergegas menyusul
Baca selengkapnya