Jaka nampak mengatur napasnya terlebih dahulu. Jatungnya terasa berdegup lebih kencang dari biasanya."Kamu tahu gak kenapa sampai di usia tiga puluh tahun ini aku masih saja sendiri," celetuk Jaka sebelum ia mengungkapkan.Mendengar pertanyaan sahabatnya itu, Sabrina langsung menggeleng. "Aku tidak begitu tahu. Sepertinya, kamu memang tipe pria pemilih," tanggapannya."Bukan," bantah Jaka. Raut wajahnya nampak serius.Sabrina kemudian memiringkan posisi duduknya lebih menghadap pada Jaka. "Lalu karena apa? Paras tidak terlalu buruk. Kamu ini tampan dan mapan. Sepertinya wanita mana yang tak suka jika kamu dekati," katanya."Tapi kenyataannya wanita yang aku dekati terasa sulit aku dapatkan," balas Jaka."Masa sih? Apa wanita yang kamu maksud adalah, Sesil?" Sabrina mengernyitkan dahi.Namun, dengan segera Jaka menggelengkan kepalanya. "Bukan," bantahnya lagi.Sabrina kali ini terkejut. Selama ini dia melihat gelagat Sesil menonjolkan kesukaannya terhadap Jaka. "Kalau bukan Sesil, lal
Last Updated : 2023-10-12 Read more