All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 201 - Chapter 210

219 Chapters

Bab 201 Pingsan

Saat ini Sabrina dan Jaka telah kembali dan berkumpul di kediaman Jeni. Namun suasananya tak lagi sama. Jeni tak lagi akrab dengan Sabrina. Wanita paruh baya itu lebih banyak diam dan tak banyak bicara pada Sabrina.Melihat sikap mertuanya yang jauh berubah membuat Sabrina harus banyak-banyak bersabar. Dia juga sadar diri dengan sikap mertuanya.Meski sikap Jeni tak lagi sama, Sabrina tetap berusaha ramah dan melayani mama mertuanya. Memperhatikan kesehatan, obat-obatan serta makanan untuk Jeni.Seperti hari ini saat libur kerja tanggal merah, Sabrina nampak sibuk di dapur bersama Ijah. Hubungan Sabrina dan Ijah sudah kembali membaik. Mereka akan membuat cake yang spesial untuk Jeni siang ini. Sabrina berharap mertuanya akan menyukai cake sehat buatanya.Namun begitu cake selesai dibuat dan disodorkan pada Jeni, wanita paruh baya itu tak mau memakannya dengan alasan tak suka makan cake.Bukan hanya cake, bahkan masakan yang dimasak oleh Sabrina tak pernah dicicipi Jeni walau hanya sat
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 202 Penjelasan Dokter Yang Mengejutkan

Di kantornya, hari ini Jaka tengah meeting. Namun entah kenapa pikirannya melayang memikirkan Sabrina sampai tidak fokus. Sesekali sang asisten pribadi menyadarkan Jaka dari lamunan, namun pria lagi-lagi tak fokus sampai meeting selesai. Beruntung sang asisten pribadi berhasil menghandle pekerjaannya."Apa Pak Jaka sakit? Saya lihat sedari tadi Pak Jaka tak fokus," tanya sang asisten selesai meeting."Gak tahu. Perasaan saya gak enak," jawab Jaka. Ia mencoba meraba saku jas dan celana seperti tengah mencari sesuatu. "Handphone saya mana ya?" tanyanya kelimpungan."Sejak tadi saya tak melihat Pak Jaka mengeluarkan handphone, Pak," balas sang asisten.Sontak Jaka menepuk kening tatkala menyadari sesuatu. "Ya ampun, sepertinya tertinggal di dalam mobil," kesalnya."Biar saya ambilkan, Pak." Sang asisten berinisiatif."Iya tolong ambilkan. Ini kuncinya." Jaka menyodorkan kunci mobil pada sang asisten pribadi. Lalu pria berjas hitam itu segera berlalu dari hadapan Jaka untuk mengambil kunc
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 203 Hamil Lagi

"Apakah Bapak tidak tahu kalau istri Bapak tengah hamil?"Dokter malah berbalik tanya membuat Jaka membulatkan kedua bola matanya."Apa! Hamil?" Jaka seperti tak percaya dengan penuturan Dokter baru saja."Iya, Pak. Sesuai dengan hasil pemeriksaan. Tidak ada penyakit apa-apa pada istri Bapak. Kami juga telah melakukan tes urine yang menyatakan bahwa Nyonya Sabrina tengah hamil. Usia kehamilannya sekitar delapan minggu." Dokter memperjelas.Seketika Jaka menyeringai senang. Ia tak pernah menyangka akan benar-benar mendapat keajaiban dari Tuhan."Istri saya hamil, Dok?" Seolah tak percaya, lagi-lagi Jaka bertanya. "Saya tidak sedang bermimpi 'kan, Dok? Ini beneran 'kan?""Anda tidak sedang bermimpi, Pak. Ini benar nyata. Mengapa Anda seperti tak percaya?" Melihat Jaka yang lagi-lagi bertanya membuat Dokter menautkan kedua alisnya."Sebelumnya, Sabrina divonis akan kesulitan memiliki anak karena rahimnya yang tidak subur, Dok. Makanya berita ini seperti mimpi bagi saya," terang Jaka. Ia
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 204 Membuat Keputusan

Diambang pintu, Jaka dan Sabrina masih berdiri menatap Jeni dengan tatapan berbinar. Setelah itu mulai melangkah masuk mendekati tempat tidur Baby Yusuf."Berita bahagia tentang apa?" Tanggapan Jeni masih datar. Wanita paruh baya itu nampak memperbaiki posisi duduknya.Sementara Jaka dan Sabrina mendekati Jeni dan turut serta duduk di dekatnya.Jaka kemudian menyodorkan amplop berisi surat keterangan yang dibawa dari klinik tadi. Diberikannya amplop berisi surat itu kepada Jeni."Apa ini?" Jeni mengernyitkan dahi."Surat itu adalah bukti yang didapat baru saja dari klinik, Ma. Sabi akhirnya hamil. Sabi akan memberikan cucu buat Mama," jelas Jaka.Namun, bukannya senang nampaknya Jeni terlihat biasa saja. "Mama gak yakin," tanggapannya membuat tubuh Sabrina terasa membeku."Kok gak yakin sih, Ma. Itu bukti dari Dokter, Ma." Jaka meyakinkan mamanya."Mama sudah pernah menerima hasil tes seperti ini dari kalian berdua. Tapi apa buktinya? Kalian malah berbohong. Sudahlah, tak usah repot-r
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 205 Masih Tak Percaya

Jaka langsung bangkit dari tempat tidur. Ia terkejut dengan ucapan Sabrina."Apa keputusanmu, Yang?" tanyanya segera. Jaka sudah penasaran dengan keputusan istrinya. Namun meski pun begitu, ia akan menerima apa pun yang menjadi keputusan Sabrina nantinya.Sabrina nampak menarik napas cukup dalam, lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Ia menatap wajah suaminya. Wajah yang menyejukan hati tatkala memandangnya. Wajah yang membuat Sabrina tak mau kehilangan. Wajah yang telah melakukan segala pengorbanan demi dirinya. Sabrina tak bisa mengecewakan cinta sejatinya. Meski berat, ia harus segera membuat keputusan."Demi calon anak kita dan demi pernikahan kita, aku akan melepaskan jabatan ASN. Aku akan melepaskan pekerjaan. Aku akan memilih menjadi ibu rumah tangga yang berdedikasi penuh untuk suami dan anak kita nanti." Sabrina memutuskan."Kamu yakin?" Jaka bertanya lagi untuk meyakinkan hatinya. Ia paham dengan keputusan Sabrina yang dirasa berat."Yakin," jawab Sabrina dengan cepat.Gegas
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Bab 206 Perut Sabrina

Jaka bukan menantang mamanya, ia hanya berharap Jeni akan segera menerima Sabrina seperti sebelumnya. Apalagi sekarang Sabrina sudah berkorban cukup banyak untuk pernikahan mereka.Setelah Jaka pergi ke kantor, saat ini Sabrina berdua saja di dalam kamar Baby Yusuf. Ia masih dalam posisi bermalas-malasan. Entah kenapa bawaannya memang malas ngapa-ngapain. Hingga pintu kamar Baby Yusuf diketuk dari luar. Rupanya Ijah membawa segelas susu dan makanan untuk Sabrina."Non Sabi, saya bawakan susu dan dessert nih." Ijah masuk sambil membawa nampan yang berisi makanan yang dia maksud ke dalam kamar Baby Yusuf."Saya kalau minum susu malah suka mual, Jah." Sabrina menggelengkan kepala. Sepertinya menolak susu dari Ijah."Tapi Tuan Jaka memerintahkan untuk membuatkan susu. Minum dulu susunya ya, Non. Setelah itu bisa makan puding lembut ini agar mualnya hilang." Ijah terdengar merayu."Tapi, Jah—" Sabrina masih berusaha protes."Gak apa-apa, Non. Gak akan mual. Coba saja dulu deh. Biar saya ba
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 207 Semuanya Kembali Membaik

Jaka segera melihat dengan dekat perut istrinya. Baru ia sadari kalau perut Sabrina memang sudah menonjol. Saat ini menginjak usia kehamilan yang ke lima bulan, perut Sabrina nampak besar seperti sudah tujuh bulan saja."Iya, Sayang. Ya ampun aku kok baru sadar ya," balas Jaka terlihat semringah."Kita bisa memperlihatkan perut kamu ke Mama," imbuhnya."Iya, Mas." Bola mata Sabrina nampak berkaca-kaca. Perut buncit yang selama ini ia nantikan akhirnya nampak di depan cermin. Betapa bahagianya wanita berlesung pipi itu."Siang ini aku gak masuk kantor dulu, kita ke Dokter kandungan ya. Kita akan periksa kandungan kamu, sekaligus mau ajak Mama juga," kata Jaka.Sabrina mengangguk. Ia masih bahagia dengan keadaan saat ini.Pasangan suami istri itu pun segera bersiap-siap dengan pakaian yang rapih karena siang ini akan pergi ke Rumah Sakit guna memeriksa kandungan Sabrina.Sabrina dan Jaka pun segera menemui Jeni untuk mengatakan hal ini. Sabrina terlihat memakai baju sedikit longgar kare
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 208 Melahirkan Bayi Kembar

"Jangan-jangan mau lahiran, Sayang!" Jaka seketika terkejut dan langsung panik."Tapi kan baru juga tujuh bulan," balas Sabrina nampak merintih."Kita periksa sekarang ya."Gegas Jaka membopong tubuh istrinya, membawanya ke mobil."Mau kemana?" Jeni yang melihat Jaka membopong Sabrina, langsung terkejut."Sabi mau melahirkan, Ma. Kita ke rumah sakit sekarang ya," jawab Jaka masih nampak panik."Ya Tuhan!" Jeni pun langsung turut panik. "Mama ikut."Setelah Sabrina duduk di dalam mobil yang didampingi Jeni di sampingnya, Jaka pun segera melajukan kendaraan roda empatnya.Dalam dada Jaka merasa panik luar biasa. Ini adalah kali kedua mengantarkan wanita yang hendak melahirkan setelah mengantarkan Raisa dahulu."Aww aduhh," rintih Sabrina."Sabar ya, Sayang. Sebentar lagi kita sampai," kata Jaka dari kursi depan. Ia tak bisa menginjak pedal gas lebih dalam karena khawatir Sabrina akan kenapa-kenapa.Puluhan menit telah berlalu hingga akhirnya kendaraan roda empat milik Jaka telah sampai
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 209 Bulan Madu Kedua

"Sayang, anak-anak sudah tidur?" Jaka bertanya pada Sabrina yang baru saja kembali ke kamarnya."Sudah, Mas. Adik kembar sudah tidur. Abang Yusuf juga sudah tidur. Saatnya istirahat," jawab Sabrina seraya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Aktivitas melelahkan mengurus anak, namun bagi Sabrina itu sungguh menyenangkan. Mengurus tiga anak bagi Sabrina terasa menyenangkan sekaligus membuat perasaannya bahagia karena dia dibantu tiga orang suster asuh yang memegang masing-masing anaknya."Kamu lelah bukan, Sayang?" Jaka memiringkan posisi tidurnya menghadap pada Sabrina."Enggak, Mas. Mengurus tiga anak sungguh membuatku bahagia," jawab Sabrina seraya mengukir senyuman pada suaminya."Kalau malam ini ngurusin papahnya anak-anak boleh gak?" Jaka tersenyum manja pada istrinya. Sebelah kelopak mata ia kedipkan pada Sabrina.Sabrina menoleh pada suaminya. "Mau aku pijitin, Mas?" Ia menawarkan pada suaminya seraya bangkit."Iya, mau dipijitin," jawab Jaka dengan manjanya."Ya sudah, ak
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 210 Ketika Anak Sakit

Sampai tiba di malam hari, Jaka baru saja masuk ke kamar usai berbincang dengan mamanya. Ia melihat Sabrina sudah menutup kelopak matanya. Jaka mengernyitkan dahi. Dilihatnya benda bundar yang menempel di dinding kamar. Waktu manunjukan pukul delapan malam. Padahal masih sore, tapi Sabrina sudah tertidur. Jaka kemudian membalikan badan, ia kembali keluar kamar dan melangkah menuju kamar si sulung Yusuf. Jaka melihat Baby Yusuf sudah tertidur bersama susternya. Ia menutup kembali pintu kamar Baby Yusuf dan melangkah menuju kamar anak kembarnya. Tak berbeda dengan anak pertamanya Yusuf, anak kembarnya pun sudah tertidur dalam ruangan yang sama bersama masing-masing susternya. Jaka mengulum senyum melihat anak-anaknya sudah tidur. Ia kembali menutup pintu setelah memastikan anak-anaknya."Kamu belum tidur, Jak?" Jeni yang kebetulan lewat bertanya. Ia melihat Jaka baru saja keluar dari kamar cucu kembarnya."Aku belum ngantuk, Ma. Aku hanya memastikan anak-anak sudah tidur. Sabi juga sud
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more
PREV
1
...
171819202122
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status