All Chapters of Membalas Perselingkuhan Suami ASN: Chapter 191 - Chapter 200

219 Chapters

Bab 191 Tes DNA

Hari ini hanya ada Sabrina saja di rumah. Dia belum memulai aktivitas mengajarnya. Sabrina keluar dari kamar setelah suaminya pergi ke kantor. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling sudut."Mama kemana ya?" Sabrina bertanya-tanya sendirian.Sabrina kemudian memanggil Ijah. "Ijah," wanita berlesung pipi itu sedikit mengeraskan nada suaranya.Tak ada jawaban dari pemilik nama. Ia kemudian menemui Siti di ruang belakang."Siti, kok rumah sepi ya. Ijah kemana?" tanya Sabrina pada Siti yang tengah sibuk membersihkan kulkas.Siti menoleh dengan sopan kemudian menahan aktivitas kerjanya. "Mba Ijah ikut bersama Nyonya. Katanya mau pergi sebentar," jawabnya.Sabrina mengernyitkan dahi. "Pergi kemana, Siti?" tanyanya lagi.Namun wanita itu nampak mengangkat bahu dan kedua tangannya secara bersamaan. "Saya tidak tahu, Non. Mungkin belanja kebutuhan dapur," jawabnya lagi."Oh iya kali ya. Ya sudah, kamu lanjutkan saja membersihkan kulkasnya."Sabrina kemudian kembali ke kamarnya. Ia terlihat tena
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Bab 192 Berita Mengejutkan

Jeni menepuk keningnya. Ia baru sadar kalau Jaka bisa saja mencari informasi pada saudaranya yang lain."Iya, Mama lupa. Bukan arisan keluarga, tapi arisan sesama teman-teman Mama. Mama juga sebentar lagi akan sampai rumah kok. Kamu gak usah khawatir," balas Jeni. Ia masih menempelkan benda pipih miliknya pada telinga."Oh ya sudah. Tapi Dede Yusuf baik-baik saja 'kan?" Jaka memastikan sebelum sambungan telepon berakhir."Aman, Jak. Baby Yusuf baik-baik saja kok. Anteng bahkan gak nangis sama sekali," kata Jeni meyakinkan anaknya."Syukurlah." Jaka terdengar menghela napas lega.Sambungan telepon berakhir. Jeni nampak menghela napas lega. 'Maafkan Mama, Jak. Mama tak bermaksud membohongi kamu. Mama hanya ingin meyakinkan kalau kalian tak menyembunyikan apa-apa di belakang Mama,' gumamnya dalam hati. Ia memang merasa bersalah karena melakukan tindakan ini. Tapi mau bagaimana lagi, Jeni tak mau melewati hari penuh dengan rasa penasaran."Santi, sekali lagi saya mohon sama kamu, jangan k
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Bab 193 Terasa Remuk Tubuhnya

Perasaan Jaka saat ini tak menentu. Ia berjalan mondar-mandir sambil merkacak pinggang."Bagaimana mungkin Mama kepikiran untuk tes DNA. Aku sampai tak mencurigai apa-apa. Pantas saja kemarin lusa Mama mempertanyakan tentang CCTV di rumah ini." Jaka berbicara sendiri nampak kebingungan. Napasnya masih terasa sesak memikirkan hasil tes DNA antara Baby Yusuf dengan Sabrina. Ia mengacak-acak rambut nampak frustasi. Apalagi saat mengingat mamanya yang hari ini tak ada di rumah."Jangan-jangan hari ini Mama tengah mengambil hasil tes DNA. Bagaimana ini." Jaka tak memiliki jalan keluar. Semakin terlihat frustasi. Sudah bisa dibayangkannya kalau sampai Jeni benar-benar mengetahui semuanya.Selang satu jam kemudian Jaka masih terduduk di atas sofa dengan rambut yang nampak acak-acakan. Ia belum mau mengganti kemejanya. Hingga akhirnya Sabrina datang menyapanya lalu bertanya."Assalamualaikum." Sabrina datang dan duduk di dekat suaminya. Ia mencium punggung tangan Jaka sebagaimana biasanya se
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab 194 Diusir

Jeni nampak menghela napas terlebih dahulu. Ia kemudian mengambil dua amplop berwarna putih dari dalam tasnya. Wanita paruh baya itu meletakan amplop itu di atas meja."Apa itu, Ma?" Degup jantung Jaka seakan berhenti dalam sekejap. Ia menduga kalau amplop itu berisi hasil tes DNA anaknya."Kalian buka amplop itu lalu baca isinya!" titah Jeni dengan ketus.Jaka menelan saliva yang terasa berat. Ia saling melemparkan tatapan dengan Sabrina. Ia berusaha kuat dan mengambil kedua amplop di atas meja. Dibuka kemudian dibaca isinya yang berupa satu lembar surat keterangan hasil tes DNA pada masing-masing amplop.Dua amplop itu dibuka Jaka dan dibaca bersama Sabrina secara bersamaan.Jelas tertulis di dalam surat keterangan itu bahwa DNA Baby Yusuf dengan Jaka 99,99% cocok. Sementara pada surat yang satunya lagi tertulis bahwa DNA Baby Yusuf dengan Sabrina 99,99% tidak cocok.Sabrina dan Jaka menghela napas berat. Meski sudah pasrah, tetap saja mereka terlihat tegang."Teganya kalian telah m
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab 195 Terpaksa Memilih Pergi

Jaka semakin mempererat genggaman tangannya pada Sabrina. Dengan yakin tanpa harus berpikir lagi."Aku akan tetap bersama Sabrina, Ma," tegas Jaka."Apa kamu bilang!" Jeni mendongak kecewa. "Kamu lebih memilih wanita mandul itu dibanding mama kamu sendiri!" "Tidak, Ma. Aku tidak memilih siapa pun. Mama dan Sabi adalah dua wanita berharga yang ada di dalam hatiku. Aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian berdua," bantah Jaka."Halah sudahlah, Jaka," tukas Jeni. Ia menahan kesedihan di ujung tengorokan. "Keluar dari rumah ini tanpa membawa apa pun termasuk Dede Yusuf. Dia adalah cucuku dan kalian tidak berhak membawanya.""Ma, dia anakku." Jaka memelas."Tapi kamu telah memilih Sabrina. Itu artinya kamu memutuskan melepakaskan semuanya. Jika itu mau kamu, pergi saja bersama wanita mandul itu. Jangan pernah kembali sebelum Sabrina benar-benar bisa hamil darah daging kamu!" ancamnya."Ma, tolong mengertilah." Jaka masih berusaha memohon pada mamanya."Kalian tahu 'kan pintu keluar d
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 196 Merasa Ada Yang Hilang

Malam ini Jaka dan Sabrina nampak resah. Meski tak saling mengungkapkan keduanya resah karena sama-sama memikirkan Baby Yusuf di rumah Jeni."Mas, kamu sedang ngapain?" Sabrina bertanya saat Jaka terlihat memainkan layar ponselnya."Aku sedang kirim pesan pada Ijah. Aku harus memastikan Dede Yusuf baik-baik saja," jawab Jaka tanpa menoleh. Ia tetap fokus pada layar ponel. Dua ibu jarinya pun tengah mengetik pesan."Lalu, apa kata Ijah?" Sabrina menyeringai dan segera bertanya."Kata Ijah, Dede Yusuf baik-baik saja. Setidaknya kita akan merasa tenang kalau anak kita baik-baik saja," jelas Jaka.Sabrina tampak memeluk suaminya dari samping. Ia hanya menyenderkan kesedihannya saat ini. "Maafkan aku, Mas. Ini semua karena salahku. Karena ketidak sempurnaanku sebagai seorang wanita," ucapnya merasa bersalah.Jaka kemudian mengusap pipi Sabrina. "Jangan salahkan diri sendiri. Tidak ada yang bisa menentukan takdir seseorang selain Tuhan," bantahnya."Terima kasih ya. Kamu adalah satu-satunya
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 197 Mama Sakit

Setiap malam Jaka dan Sabrina selalu berdo'a pada Tuhan yang maha membulak-balikan hati hambanya. Mereka berdua yakin suatu saat Jeni akan luluh, meski keyakinan itu cukup sukit.Bukan hanya berdoa saja, Jaka dan Sabrina juga terus berikhtiar untuk memdapatkan momongan. Sedikit mengesampingkan vonis Dokter, Jaka dan Sabrina berusaha dengan berbagai cara. Mereka tak gentar dengan melakukan berbagai tes medis untuk sebuah kehamilan.Satu minggu percobaan, hasilnya gagal. Tak mau berhenti sampai di situ Jaka dan Sabrina tetap berusaha tak mengenal lelah sampai dipercobaan ke tujuh kalinya mereka masih saja gagal.Tak terasa tiga bulan sudah mereka melewati masa-masa sulit terpisah dengan Baby Yusuf. Tentu itu adalah waktu yang cukup lama dan mereka melewati hari-hari itu cukup berat.Hari ini, langit nampak mendung dan dipenuhi awan hitam. Suasana yang seakan selaras dengan perasaan Sabrina saat ini. Sepulang sekolah tubuh lesunya dilentangkan di atas tempat tidur. Sabrina seakan lelah d
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 198 Kembali Menemui Mama

Langkah Jaka nampak cepat menuju ruangan mamanya. Dia sudah tak sabar ingin segera memastikan keadaan mamanya.Sesampainya di depan ruangan yang dituju, Jaka segera membuka pintunya. Ia melihat wanita paruh baya yang ia sayangi nampak terbaring lemas di atas hospital bed.Lubang hidung Jeni nampak terpasang selang oksigen. Sebelah tangan terpasang sepang infusan. Kelopak matanya tertutup mungkin karena tengah beristirahat.Jaka mendekati mamanya. Kedatangannya bahkan membuat Ijah terkejut. Jaka tetap mendekat pada mamanya lalu ia mengusap pipi wanita yang disayangi dengan lembut. "Maafkan aku, Ma," desisnya. Tak bisa dipungkiri, Jaka sangat bersedih. Namun ia berusaha tak menampilkan kesedihan itu. Ia bisa merasakan kalau napas mamanya terdengar dalam dan berat. Sepertinya Jeni tengah sesak napas.Mendengar suara anaknya, kelopak mata Jeni perlahan mulai terbuka. Di sudut matanya keluar tetesan bulir bening. Sepertinya ada rasa haru namun tak dapat ditampilkan. Kedua bibir Jeni berge
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 199 Saling Memaafkan

"Bagaimana, Mas? Apa kata Ijah?" Sabrina yang penasaran segera bertanya pada suaminya."Mama memintaku ke rumah sakit sendirian," jawab Jaka menatap Sabrina tak enak."Ya sudah, Mas. Pergi segera." Sabrina terlihat antusias."Kamu tidak kenapa-kenapa kalau aku hanya pergi sendiri?" Jaka bertanya karena tak enak."Tidak apa-apa, Mas. Jika ini permintaan Mama, manfaatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Mama," titah Sabrina nampak mendukung.Jaka menganggukan kepala. Ada rasa semangat setelah mendapat dukungan dari sang istri. "Aku akan kembali ke rumah sakit sekarang. Do'akan semoga Mama akan memaafkan kita berdua. Kamu tetap di sini bersama Dede Yusuf untuk melepas rindu, nanti aku akan jemput lagi ya," titahnya."Iya, Mas. Do'a yang terbaik yang aku panjatkan pada Tuhan. Hati-hati di jalan ya," balas Sabrina.Dikecupnya kening Sabrina dan Yusuf secara bergantian. Jaka nampak sangat menyayangi anak dan istrinya. Jaka bergegas menuju rumah sakit dengan kendaraan roda empatn
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Bab 200 Saling Menguatkan

Tak mau membuat istrinya semakin penasaran Jaka segera menjawab, "Mama sudah memaafkan kita, Sayang. Mama meminta kita berdua kembali pulang.""Serius?" Suara Sabrina terdengar bergetar di telinga Jaka."Iya, Sayang. Aku serius." Jaka meyakinkan."Alhamdulillah, syukurlah. Aku senang sekali mendengarnya." Sabrina menghela napas lega."Iya,Sayang. Aku sengaja menelepon dan segera memberitahukan berita baik ini pada kamu. Aku juga akan menemani Mama di rumah sakit sampai Mama pulang nanti. Kamu tunggu di sana sama Dede Yusuf ya," terang Jaka."Memangnya boleh, Mas?" Sabrina memastikan."Pasti boleh, Sayang. Mama sudah memaafkan kita. Kamu tunggu saja di rumah Mama ya," titah Jaka."Iya aku nurut sama kamu, Mas." Sabrina mengiyakan."Saat ini Ijah sedang dalam perjalanan pulang. Mungkin sebentar lagi akan sampai. Hati-hati di rumah ya. Segera hubungi aku kalau ada apa-apa," tambah Jaka."Iya, Mas. Kamu juga hati-hati di rumah sakit ya." Sabrina terdengar senang."Iya," balas Jaka sebelum
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more
PREV
1
...
171819202122
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status