Home / Pernikahan / Pembalasan Istri Sang CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pembalasan Istri Sang CEO: Chapter 101 - Chapter 110

195 Chapters

Calista mengalami kecelakaan

Satu jam sebelumnyaAlex berdiri di depan cermin besar di kamarnya dan mematut dirinya sekali lagi. Sebuah senyum tersungging di bibirnya, ia membuka kotak kecil berwarna merah yang dihiasi dengan pita nan cantik. Alex melihat sebuah kalung berlian yang sudah ia pilih secara khusus untuk Intan. Ia sengaja menyiapkan kejutan manis itu untuk wanita yang istimewa baginya. Tidak ada hari istimewa untuk mereka, ide untuk memberi Intan kejutan memang terlintas begitu saja di benak Intan. "Intan pasti akan menyukainya." Alex tersenyum membayangkan ekspresi wajah Intan saat melihat kejutan darinya. Wajah ayu itu akan semakin cantik jika sedang tersenyum. Saat melihat kilau dan kecantikan kalung itu, Alex langsung teringat pada Intan. Kecantikan Intan tak berlebihan, tetapi tidak juga dapat disembunyikan. Tanpa berpikir panjang, saat itu Alex langsung menghentikan langkahnya dan membeli kalung itu. Ia yang sedianya akan menemui seorang klien di sebuah ruangan di pusat perbelanjaan, berhenti
Read more

Penjelasan Alex

Pelayan kafe memberi tahu Intan untuk yang ke sekian kalinya bahwa jam operasional kafe tersebut akan segera berakhir. Intan menghembuskan nafas kesal dan berdiri dari tempat duduknya. Ia menyerah dan segera meninggalkan kafe itu. Intan dijemput oleh sopirnya dan langsung pulang ke rumah. Di sepanjang perjalanan hatinya terus bertanya, apa yang sebenarnya terjadi?Tidak seperti biasanya Alex berbuat seperti itu. Alex adalah orang yang selalu menepati janji. Jika akan mengajak Intan bertemu, biasanya Alex justru akan datang lebih awal dan menunggu."Pasti ada sesuatu yang terjadi, tapi kenapa Alex gak memberi tahu aku?" gumam Intan. Ia kembali menghubungi nomor ponsel Alex, tetapi tidak ada yang menjawab, bahkan akhirnya nomor itu tidak aktif. Intan tiba di rumah dan segera masuk ke dalam. Ibu Intan yang baru saja menidurkan cucunya keluar dari kamar saat mendengar suara Intan. "Kamu sudah pulang, Nak?" tanya Ibu Intan. "Iya, Bu," jawab Intan. Ibu Intan melihat wajah putrinya yang
Read more

Jangan tinggalkan aku!

Alex menghela nafas panjang, ia meremas rambutnya sendiri. "Kenapa Intan semarah itu? Aku sudah mengatakan semuanya dengan jujur dan menjelaskan situasinya, tapi dia tetap menyalahkan aku," gumam Alex. Dini hari itu Alex masih harus berada di rumah sakit karena tidak ada yang menjaga Calista. Ia masuk kembali ke kamar Calista dan melihat wajah cantik gadis berkulit putih itu. Calista masih memejamkan matanya, sedari tadi ia terus menangis dan meminta Alex selalu berada di sisinya. Alex berjalan menuju sofa yang tersedia di ruangan itu dan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Tak lama kemudian ia sudah tertidur dengan lelap. Pagi mulai menjelang, Alex terbangun karena mendengar suara orang membuka pintu kamar itu. Perawat masuk dan membawakan makanan untuk Calista. Perawat itu meletakkan nampan di atas nakas dan kembali menutup pintu kamar itu. Alex bangun dan melihat Calista mulai membuka matanya. Ia mendekati gadis itu, berharap Calista sudah lebih tenang dan bisa diajak bicar
Read more

Salah Sangka

"Cukup, Alex! Jangan membentak aku! Kamu sudah berbohong dan mementingkan orang lain daripada aku. Apa aku gak berhak untuk marah? Apa aku harus memaklumi saat kamu berdua saja dengan wanita lain?" kata Intan. "Intan, ini kondisi darurat. Percayalah padaku kalau aku ada di sini dan menolong Calista hanya karena dia adalah teman lamaku. Apa kamu gak bisa mempercayai aku? Hubungan kita sudah sampai sejauh ini, tapi kamu masih meragukan kesungguhanku?" tanya Alex. "Iya, aku gak bisa mempercayai pria mana pun. Bukan gak mungkin perasaan nyaman sebagai sahabat akan berkembang menjadi lebih dari itu, kan?""Tapi aku bukan Tommy, Intan. Aku tahu batasan dan sangat menghargai kamu. Aku gak akan mengorbankan semua yang sudah kita lewati bersama, juga semua impian yang ingin kita raih."'Baik, buktikan saja kata-katamu itu! Aku butuh tindakan nyata. Buktikan kalau kamu memang bisa berkomitmen dalam hubungan kita ini." Intan menutup telepon itu. Calista tersenyum kecil mendengar perdebatan an
Read more

Memanfaatkan Keadaan

"Calista, apa maksudmu bicara seperti tadi pada orang tuamu? Kenapa kamu membohongi mereka?" bisik Alex ketika orang tua Calista pergi ke kantin. "Maafkan aku, Alex. Aku gak mau mengecewakan papa dan mama. Melihatku aman dan bahagia adalah keinginan terbesar di hati mereka. Asal kamu tahu, dahulu mereka sudah menaruh harapan besar pada hubungan kita. Sayangnya saat itu hubungan kita gak bisa berlanjut, bahkan komunikasi kita terputus," kata Calista. "Tapi ini bukan cara yang benar, kita gak bisa berbohong dan terus berpura-pura di depan mereka. Sebaiknya kita mengatakan apa yang terjadi sebenarnya pada mereka," ujar Alex. "Lex, tolonglah aku kali ini saja! Sepanjang umur hidupku, aku belum pernah membuat orang tuaku bahagia. Papaku punya riwayat penyakit yang cukup parah. Saat kemarin aku mengalami kecelakaan dan kehilangan nyawa, aku merenung dan menyesal. Selama ini ternyata aku sudah egois dan gak pernah memikirkan kebahagiaan orang tuaku. Aku baru sadar, kalau setiap waktu kita
Read more

Tak sengaja berjumpa

Alex menggandeng mamanya keluar dari kamar itu. Ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sebelum kekacauan ini semakin melebar. Alex tidak mau sang mama juga salah paham dan menganggap hubungannya dengan Sandra adalah sesuatu yang serius. "Ma, kita harus bicara. Ada sesuatu yang penting," bisik Alex. "Ada apa, Nak?" tanya Mama Alex. Mereka berjalan menuju kursi yang berada cukup jauh dari ruangan itu. Alex mengajak mamanya duduk di situ dan berbicara berdua. "Kenapa Mama bisa datang kemari?" tanya Alex. "Sherin memberi tahu mama bahwa Calista mengalami kecelakaan dan dirawat di sini. Berita tentang kecelakaan Calista juga sudah mulai beredar. Kenapa kamu gak memberi tahu mama, Nak?""Ma, Alex dan Calista gak ada hubungan apa-apa. Alex hanya menolong Calista karena dia menelepon Alex setelah mengalami kecelakaan itu. Tolong Mama jangan salah paham tentang hubungan kami!" kata Alex. "Jangan terburu-buru, Nak! Mama baru saja merasa senang dan bersyukur karena akhirnya kamu
Read more

Ujian Cinta

"Intan, aku bisa menjelaskan semuanya. Ini cuma salah paham dan gak seperti yang kamu pikirkan," kata Alex. "Aku gak butuh penjelasan dari kamu, Alex. Semua yang terjadi tadi sudah cukup menjelaskan semuanya. Ternyata selama ini kalian sudah membohongi aku. Aku sudah percaya padamu, Alex, tapi ternyata kamu sama seperti pria lain." jawab Intan. Alex menatap Darren dan berlutut di depannya. "Darren sakit?" tanya Alex. Darren menggelengkan kepalanya, lalu menunjukkan gigi depannya yang goyang. "Gigi Darren goyang, Om. Kata mama giginya harus dicabut, supaya tumbuh gigi baru," jawab Darren. "Wah, itu artinya Darren sudah besar." Alex mengusap rambut bocah itu. "Tapi Darren takut, Om. Pasti sakit dan banyak darahnya nanti." Darren menundukkan kepalanya. "Sakitnya cuma sebentar koq. Darren kan hebat, pasti bisa tahan rasa sakitnya."Darren menatap Alex u serius. "Apa benar gak sakit, Om?""Iya. Darren gak boleh menangis, ya!' kata Alex. Intan melihat dan mendengar percakapan Darren
Read more

Mengungkap Fakta

Calista dan mamanya saling memandang, mereka terkejut dengan pernyataan Alex itu. "Apa maksudmu, Alex?" tanya Mama Calista dengan kening berkerut. Calista yang melihat suasana mulai tidak nyaman berusaha menguasai keadaan. "Ah, Alex mungkin terkejut karena semuanya terlalu cepat, Ma. Kami memang sudah menjalin hubungan kembali, sambil berusaha memperbaiki kesalahan kami di masa lalu, tetapi Alex belum memikirkan tentang pernikahan, Ma," kata Calista. "Ah, kalian sudah lama saling mengenal, apa lagi yang akan kalian tunggu? Usia kalian sudah cukup dewasa dan beberapa teman kalian sudah menikah. Mama dan papa, juga kedua orang tua Alex juga sudah lama saling mengenal. Kami gak sabar melihat kalian menikah dan bahagia."Calista melirik Alex, ia takut Alex akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. "Ma, sabar dulu, Alex sedang fokus dengan pekerjaan dan karirnya. Dia itu pria yang berkomitmen dan bertanggung jawab, Ma. Dia ingin memberi yang terbaik untuk calon ist
Read more

Papa Calista jatuh sakit

"Alex, tolong!" Lirih Calista. Gadis berkulit putih itu masih berusaha melindungi rahasia dan kebohongan yang ia ciptakan sendiri. Ia ingin Alex tetap mendukung dan berada di pihaknya. Alex menatap Calista, ia tidak mau terjebak dengan rasa iba yang menjebak dirinya. Alex menggelengkan kepala, pertanda ia telah kokoh menolak permintaan Calista untuk tetap berada dalam skenario yang telah ia buat. "Calista meminta saya untuk mendukung kebohongannya, bahwa kami sedang berpacaran. Faktanya kami gak punya hubungan istimewa itu, Om, Tante. Kami sejak dahulu hanya berteman, dan perasaan saya padanya gak akan pernah berubah," jawab Alex. "Benar itu, Calista?" tanya Papa gadis itu. Calista menundukkan kepalanya, ia mengangguk lemah. "Kenapa kamu membohongi papa dan mama? Apa sebenarnya yang kamu pikirkan?" "Maaf, Pa. Calista hanya gak mau Papa dan Mama merasa cemas. Calista tahu, Papa dan Mama ingin Calista segera menikah dan mempunyai pendamping. Sejujurnya memang aku masih mengharapk
Read more

Menemui Intan

"Papa harus dirawat di rumah sakit, Nak. Papa sedang menghadapi masa kritisnya saat ini. Sekarang papa ada di ruang ICU dan gak bisa selalu ditemani. Kita doakan supaya kondisi papa cepat pulih, ya." Mama Calista baru saja memberi kabar pada putrinya melalui telepon. Alex yang ada di sampingnya turut mendengar perkataan Mama Calista dan merasa prihatin. Calista yang mendengar kabar yang kurang menyenangkan itu menangis tersedu-sedu. Kejadian buruk yang menimpanya terasa datang bertubi-tubi. Baru saja mengalami kecelakaan dan patah kaki, kini kesehatan papanya memburuk dan bisa saja membuat nyawanya terancam. Panggilan telepon itu berakhir, Calista meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Sejurus kemudian ia menatap Alex penuh kebencian. Ia merasa kesal, karena Alex yang menyebabkan kondisi papanya kembali memburuk. "Lihat akibat perbuatanmu, Alex! Puas kamu? Kondisi papaku bisa saja memburuk sewaktu-waktu dan itu karena kamu yang menyampaikan kabar mengejutkan untuk dia. Kamu ja
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status