Home / CEO / Wanita Tawanan 1 Juta Dolar / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Wanita Tawanan 1 Juta Dolar: Chapter 41 - Chapter 50

125 Chapters

Bab 41: Dicemooh Oleh Sang Mantan

Lola masih mematung, tak bisa berkata-kata. Wanita selingkuhan Max langsung angkat bicara, mengkonfirmasikan apa yang sudah Max katakan sebelumnya."Ya. Aku juga hadir di pesta itu. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, jika wanita ini hadir di pesta sosialita dengan tampilan konyol dan memalukan! Aku jadi penasaran, siapa pria aneh yang berminat untuk menjadikannya wanita simpanan?"Wanita itu tertawa meremehkan Lola. Max juga ikut menertawakan mantan kekasihnya itu."Ya, pria itu pasti buta! Mau-maunya menjadikanmu sebagai wanita simpanan! Dilihat dari segi mana pun, Helena lebih unggul darimu! Dia wanita berkelas, tahu bagaimana harus menyenangkan pasangannya. Berasal dari keluarga mapan sepertiku. Tentunya tidak kaku dan membosankan sepertimu!"Lola bagai terkena hantaman mental secara bertubi. Bahkan sampai detik ini, walaupun hubungan di antara keduanya sudah resmi berakhir, namun Max masih juga menggoreskan luka dan penghinaan di hati Lola, bersama dengan wanita selingkuhan
Read more

Bab 42: Lola Bukan Perawan

Lola membeku di tempatnya. Dia sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan yang Luther telah lontarkan sebelumnya pada dirinya. Luther mendelik, semakin yakin jika ada sesuatu yang telah disembunyikan oleh Lola terhadap dirinya."Jadi kau memang menyembunyikan sesuatu, Lola? Kau sudah pernah ... bercinta dengan ayah tirimu sendiri?" Luther menggeram, membuat Lola sangat ketakutan. Tubuh yang sebelumnya membeku kini menggigil kembali. Air mata perlahan meleleh di wajah Lola."A ... aku .... " Lola masih tak kuasa untuk berucap, hanya air mata yang berbicara saat itu. Hal itu malah membuat Luther merasa semakin tidak puas."Katakan padaku! Kau benar-benar sudah bercinta dengan ayah tirimu? Kau sudah tidak perawan lagi?" desak Luther yang kini mencengkeram dagu Lola dengan sangat keras.Lola terpaksa mengangguk, membenarkan pertanyaan Luther tadi. Luther sangat marah besar pada saat itu. Pikirannya bergejolak. Dia ternyata telah tertipu oleh sang munchikari yaitu Virginia yang telah menjua
Read more

Bab 43: Kemelut Hati Luther

Luther benar-benar hilang martabatnya di depan para penjaga berperawakan kekar itu. Luther tidak terima karena dia diusir secara tak hormat oleh mereka."Kalian menyembunyikan Virginia, bukan? Suruh dia keluar! Aku mau menemuinya!" Luther terus bersikeras untuk kembali masuk ke dalam.Dengan segera, kedua pria berperawakan kekar tadi menghalangi Luther, membuat tubuh mereka menjadi tameng yang sangat sulit ditembusnya. Luther juga seketika dihadiahi beberapa pukulan keras yang membuatnya terkapar di tanah. "Tuan, jangan pernah lagi datang ke klub malam ini jika tidak mau tubuhmu lebih hancur daripada ini!" Salah seorang penjaga memperingati Luther.Kedua penjaga itu akhirnya meninggalkan Luther begitu saja. Luther terbatuk di tempatnya. Masih dalam kondisi yang terkapar, dia merogoh saku celananya, perlahan mencari kontak Jeremy dan segera menyuruhnya untuk datang."Jeremy ... tolong aku." Suara Luther sangat lirih pada saat itu.
Read more

Bab 44: Trauma Sang Gadis

Luther sudah diantar oleh Jeremy ke rumah sakit. Untung saja dokter mengatakan jika tidak ada luka serius akibat peristiwa pemukulan malam tadi di klub malam. Dokter hanya menyarankan agar Luther bisa berisitirahat penuh selama seminggu."Kau bisa menghandle semua pekerjaanku selama seminggu ini, Jeremy?" tanya Luther sepulangnya dia dari rumah sakit."Saya bisa, Bos. Lalu untuk rencana Anda terhadap Virginia?" jawab Jeremy santai, karena memang hal itu sering terjadi padanya."Oh iya, sewa orang untuk memata-matai dan mencari keberadaan Virginia. Di mana dia bersembunyi dan segera laporkan segala tindak tanduknya padaku. Aku akan meringkusnya saat kondisiku sudah lebih baik," perintah Luther."Baik, Bos."Jadi selama seminggu ke depan, Luther akan beristirahat di rumah. Lilian dan Barbara begitu terkejut karena mereka baru melihat Luther yang kembali bersama Jeremy dalam keadaan babak belur. "Luther, apa yang terjadi?" pekik Barbara dengan spontan, kemudian dia mendekati Luther hend
Read more

Bab 45: Penyergapan Virginia

Luther terus terpikirkan akan hal itu. Dia benar-benar ingin mengetahui bagaimana dan segala hal yang terjadi pada Lola di masa lalu. Akhirnya dia kembali menelepon Jeremy di kantor."Jeremy, segera cari detektif atau mata-mata khusus untuk menyelidiki segala hal mengenai Lola. Aku berani membayar mahal untuk itu semua, asalkan aku bisa mengetahui semuanya," titah Luther pada Jeremy."Baik, Bos. Mengenai pengamatan terhadap Virginia, kami juga menemukan titik terang." Jeremy menjelaskan.Luther mendelik, "Apa itu?""Virginia akhir-akhir ini tidak ditemukan di klub malam tempat biasa dia bekerja. Kami berhasil menemukan mobilnya terparkir di kawasan condominium milik Tuan Noah Wilson." Jeremy melaporkan.Luther tentu syok mengenai apa yang sudah Jeremy laporkan barusan. "Apa? Noah Wilson? Sejak kapan mereka berkenalan?""Soal itu, saya juga tidak tahu. Kami belum menemukan infonya. Jadi bagaimana, Bos?" sahut Jeremy.Luther berpikir keras sebelum menjawabnya. "Tunggu. Jangan bergerak d
Read more

Bab 46: Penyitaan dan Pertemuan Rahasia

Saat itu, Virginia terlihat syok dan merasa memiliki kesalahan. Dari sorot matanya memancarkan rasa takut yang sangat tinggi. Dia benar-benar sudah bisa menebak apa tujuan Luther datang menemuinya."Kau tidak mempersilahkan aku duduk dulu? Wah, kau sangat tidak sopan ya terhadap tamu." Luther terkekeh. Dia pun beranjak duduk di sofa bersama dengan Jeremy. Sementara para bodyguard berdiri berkerumun persis di belakangnya. Virginia menelan ludah, dia seperti dikeroyok dan terkepung oleh Luther."Ke ... kenapa kau datang?" Virginia berusaha berbasa-basi pada Luther."Sebenarnya kau pasti sudah tahu apa alasanku datang menemuimu. Makanya kau lebih dari seminggu ini bersembunyi dariku, 'kan?" ujar Luther dengan tatapannya yang tajam.Virginia masih tak menjawab perkataan Luther. Dia hanya bisa menunduk dan terlihat gelisah. Tak tersisa nyalinya untuk menatap Luther. Luther mencondongkan tubuhnya mendekat. Dia pun mencengkeram dagu Virginia kasar, agar gadis itu bisa menatap dirinya."Kau t
Read more

Bab 47: Mencari Informasi

"Lalu selain itu, tak ada lagi yang Anda ketahui?" Daniel kembali melontarkan pertanyaannya kepada Max.Max termenung sejenak sebelum menjawab. "Seperti yang sebelumnya kukatakan. Aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang dia. Jadi sepertinya percuma saja bertanya kepadaku."Daniel menganggukkan kepala. "Nama lengkap gadis itu siapa?""Lola Wilson. Dia berasal dari pinggiran Kota Wichita, Texas," sahut Max lagi. "Aku tak tahu bagaimana dia bisa mendapatkan koneksi untuk mendekati Luther Quinn, mengingat dia yang memiliki sifat tertutup dan menjauhi laki-laki. Dia sudah banyak berubah."Daniel mengerutkan kening. "Menurut Anda, apa yang melatarbelakangi gadis itu untuk berubah?""Aku tidak tahu. Mungkin dia terpengaruh oleh salah seorang teman kampus kami yang memang dekat dengannya bernama Virginia Amber," kata Max.Daniel kembali mencatat informasi baru yang didapatkan olehnya tadi. "Virginia Amber? Dia wanita penghibur ternama di Kota ini?""Ya. Sayangnya begitu. Dia seorang pelacu
Read more

Bab 48: Terkumpulnya Informasi

Virginia mulai merasa gelisah. Dia khawatir jika Daniel ingin berbuat jahat padanya. Apa lagi dia memang belum mengetahui dengan jelas apa tujuan Daniel terhadap dirinya.Menyadari kegelisahan Virginia, Daniel pun menyunggingkan senyumannya. Dia lalu menggiring Virginia untuk mengambil tempat duduk di sofa."Jangan takut. Aku tidak bermaksud buruk padamu. Aku hanya membutuhkan sedikit bantuanmu untuk beritaku." Daniel menjelaskan perihal tujuan yang sebenarnya."Bantuan apa?" tanya Virginia agak ketus. Bukannya apa-apa. Dia sudah berharap lebih dari Daniel. Dirinya sudah kepalang senang mendapatkan klien yang hebat."Aku ingin sedikit mewawancarai seputar Lola Wilson," ucap Daniel lagi yang seketika itu membuat Virginia melotot di tempatnya."Apa? Lola? Kenapa dengan perempuan itu?" Virginia mulai naik darah. Dia merasa tersaingi pamornya oleh Lola. "Huh! Kenapa kau ingin meliputnya? Memang dia itu siapa? Orang penting?""Yah, bisa dibilang begitu. Dia kini telah menjadi sorotan warga
Read more

Bab 49: Kebenaran Yang Terkuak

Barbara baru saja terbangun dari tidurnya yang lelap. Dia terkejut ketika melihat ada pesan masuk di handphone miliknya."Hah? Daniel?"[Barbara, aku sudah mendapatkan informasi yang kau inginkan. Aku menginginkan bayaranku segera. Kapan kita bisa bertemu?]Barbara menghela napas panjangnya. "Tak kusangka dia serius mengerjakan tugasnya. Baiklah, lebih baik aku membalas pesannya."[Kita bertemu di restoran SPQR pada jam makan siang.]Daniel mengiyakan ucapan Barbara melalui balasan pesannya selanjutnya. Barbara kemudian menuliskan sejumlah nominal pada cek kosong yang sebelumnya belum sempat dia isi dan menyimpannya di tas kecil miliknya. Barbara menyunggingkan senyuman puasnya."Bagus, kali ini aku akan bisa menyingkirkan gadis itu."Barbara pun bersiap untuk sarapan setelah dia mandi dan berdandan. Moodnya hari itu sangat bagus mengingat rencana yang dia susun hampir berhasil. Di meja makan, dia duduk bersebelahan dengan Lilian. Lilian tentu merasa heran dengan sikap Barbara yang ce
Read more

Bab 50: Daniel dan Barbara

Barbara benar-benar pergi menemui Daniel siang itu. Dia berdandan rapi dan elegan seperti biasanya. Ketika dia hendak berangkat, tiba-tiba ada panggilan masuk ke ponselnya."Daniel? Kenapa dia menelepon?" gumam Barbara. Dia akhirnya memijit tombol terima panggilan. "Ya, halo?""Barbara, kau masih belum berangkat, 'kan? Aku ingin mengubah tempat pertemuan kita," ujar Daniel dari ujung telepon.Rencana Daniel yang ingin mengubah tempat pertemuan mereka sempat membuat Barbara kesal."Kenapa mendadak kau ingin menggantinya? Aku sudah mau pergi ke sana," timpal Barbara ketus. "Lalu di mana kita akan bertemu?""Kita bertemu di Hotel Omni San saja. Langsung ke kamar 405," jawab Daniel cepat."Apa? Kenapa tidak bertemu di lounge nya saja? Kenapa harus bertemu di kamar?" Barbara mulai berbisik, takut jika ada orang lain yang mendengar ucapannya itu."Aku sedang mengerjakan pekerjaanku. Makanya, tidak akan sempat menunggumu di lounge hotel." Daniel memberikan alibinya. "Jadi bagaimana? Kau mau a
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status