Semua Bab Wanita Tawanan 1 Juta Dolar: Bab 51 - Bab 60

125 Bab

Bab 51: Terjerat Hubungan Rahasia

Langkah wanita itu menghentak, seiring dengan suara hak sepatu yang beradu di lantai mansion itu. Barbara terlihat sangat kalap, bahkan ketika Lilian berusaha menanyainya tentang kemajuan rencana mereka."Barbara, bagaimana .... " Ucapan Lilian itu terpotong ketika Barbara menyelanya cepat."Nanti aku ceritakan."Barbara masuk ke kamarnya. Dia membanting pintunya sangat keras, membuat Lilian terkejut."Ya ampun, kenapa sih dia?" omel Lilian yang kemudian pergi meninggalkan area itu.Barbara berusaha mengatur napasnya agar bisa normal kembali. Seketika pikirannya beku, sama sekali tak bisa berpikir jernih akibat peristiwa yang sangat mendadak terjadi antara dirinya dan Daniel. Barbara menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur."Kurang ajar laki-laki itu! Dia mempermainkan aku!"Tak bisa dipungkirinya jika sesaat ketika Daniel kembali menghujaninya dengan cumbuan mesra, tubuhnya seolah merespon balik hal itu. Jauh di dalam perasaannya, dia juga merindukan bagaimana ketika dulu Daniel bis
Baca selengkapnya

Bab 52: Diagnosa Lola

Luther berusaha untuk bersikap tenang dan profesional, namun tetap saja hasil investigasi yang dilakukan oleh sang informan terus membayangi dirinya. Pria itu seringkali melamun di kursi kebanggaannya. Jeremy, sang asisten semakin khawatir dengan kondisi bosnya itu."Bos, apa yang mengganggu pikiran Anda kali ini?"Luther mendongak pada Jeremy. Wajahnya terlihat sangat suram, tak terdapat rona bahagia sedikitpun dari sana."Entahlah Jeremy. Pikiranku terasa penat dan rumit memikirkan semua yang sudah terjadi.""Memangnya apa hasil investigasi sang informan itu, Bos?" tanya Jeremy penasaran.Luther tak menjawab sedikitpun. Dia hanya menyodorkan lembaran kertas dokumen yang diberikan informannya kepada Jeremy. Jeremy memeriksa satu persatu dokumen itu. Dia terkejut dengan fakta yang terdapat pada hasil laporannya."Apakah kau terkejut, Jer? Sejujurnya aku sangat terkejut begitu mengetahui semua hal itu," lanjut Luther dengan senyumnya yang memilukan."Saya ... ya, saya juga terkejut, Bo
Baca selengkapnya

Bab 53: Terapi Pemutus Trauma

Luther sudah diberitahu oleh Jeremy jika Lola bersedia untuk melakukan terapi. Luther benar-benar terkejut dengan keputusan Lola itu."Benarkah? Dia mau melakukannya?""Iya, Bos. Psikiater bicara begitu kepada saya. Besok setelah makan siang, terapi itu akan dilakukan di mansion. Anda diharapkan untuk hadir memantau terapinya," jelas Jeremy."Baiklah. Bicara padanya, jika aku akan datang setelah makan siang," kata Luther pada akhirnya.Perasaan Luther kini tak menentu. Dia merasa lega akan keputusan Lola yang akhirnya mengizinkan untuk disembuhkan. Akan tetapi ada hal lain yang cukup mengusik Luther pada saat itu. Luther urung membicarakan hal tersebut dengan Jeremy. Dia memilih untuk menanyakannya saja langsung besok kepada Psikiater yang menangani Lola.Keesokan siangnya sesudah makan siang, Luther meluncur bersama Jeremy ke mansion. Jeremy hanya mengantar Luther namun tidak ikut memantau proses terapinya, karena tugasnya di kantor terlampau banyak. Luther langsung masuk ke kamar Lol
Baca selengkapnya

Bab 54: Isi Hati Lola

Psikiater terlihat begitu terkejut dengan apa yang Lola katakan. Ternyata semua di luar dugaan mereka. Dia menyadari jika Luther saat ini sedang dilanda amarah besar."Tuan, tolong tahan sebentar lagi. Jangan biarkan amarah menguasai Anda," bujuk psikiater sebisa mungkin. "Anda ingin Nona sembuh, 'kan? Tolong jangan bergerak dan tetap di tempat Anda sebentar lagi."Luther sama sekali tidak bicara. Rahangnya mengeras, tubuhnya masih gemetar hebat. Psikiater akhirnya menutup sesi terapi."Baiklah, Nona. Terapi sudah selesai. Silahkan buka mata Anda."Lola yang sebelumnya terpejam, perlahan membuka mata. Dia terbelalak saat mendapati ada Luther di hadapannya yang kini tengah membuang muka."Lu ... Luther?"Dengan segera Luther menepiskan tangannya dari genggaman Lola. Dia bangkit dan berpaling kepada psikiater. "Terapinya sudah selesai, 'kan? Boleh aku kembali ke kantor sekarang?""Tentu, Tuan Luther. Terima kasih untuk kerja sama dan sikap kooperatif Anda dalam melancarkan terapi ini,"
Baca selengkapnya

Bab 55: Kesempatan Kedua

"Oh, jadi Jhonatan ini adalah saudara tiri dari Lola? Sejujurnya aku pernah sesekali mendengar namanya. Tapi tak kusangka dia malah lebih terkenal di luar Amerika," komentar Luther agak sinis."Betul Bos. Tuan Jhonatan ini memang fokus mengembangkan bisnisnya di luar Amerika, tepatnya di Singapura. Kebetulan pasar di sana bagus dan dia beruntung," tambah Jeremy."Gadis itu seleranya jelek sekali! Dilihat dari sisi mana pun, jelas aku yang lebih unggul segalanya dari dia!" Luther tetap tidak terima. "Lola akan menyesal memilih laki-laki itu daripada diriku!""Menurut saya, mungkin karena sudah terlalu lama bersama, jadinya Nona Lola dan Tuan Jhonatan ada kedekatan yang tidak biasa. Bukankah ada peribahasa? Cinta akan hadir seiring berjalannya waktu," ucap Jeremy memberikan pendapatnya."Memangnya aku kurang lama dan sabar dalam mendekati gadis itu?" tanya Luther."Mungkin karena awal pertemuan dan perkenalan kalian kurang bagus, makanya Nona Lola masih membatasi dirinya dengan Anda. Ta
Baca selengkapnya

Bab 56: Jatah Bulanan Virginia

Virginia merasa Luther hanya menggertaknya saja pada saat pria itu mendatanginya di kondominium miliknya. Karena sampai pada saat itu, Virginia masih bisa ongkang kaki dan menempati kondominium tersebut walau surat kepemilikannya sudah diambil paksa oleh Luther."Mana yang katanya ingin menyita aset milikku? Sampai detik ini, aku tidak melihat adanya pergerakan darinya! Aku masih menempati kondominium ini, itu artinya Luther hanya mengancamku," tantang Virginia. Virginia memeriksa tanggal di kalender handphone nya. Ada catatan pengingat yang sengaja Virginia berikan pada hari itu, bertuliskan jatah sugar baby Noah. Sudah saatnya bagi Virginia untuk menagih jatah bulanan yang dijanjikan oleh Noah untuk dirinya.Virginia segera mengirim chat kepada Noah, bertujuan menagih sekaligus mengingatkan.[Sayang, hari ini adalah hari yang kau janjikan. Kapan kau akan mengirim uang bulananku, Sayang? Oh iya, yang bulan kemarin juga masih belum kau kirimkan semua. Kapan aku bisa mendapatkan sisa
Baca selengkapnya

Bab 57: Wichita, Kampung Halaman

Noah terkejut karena Anneliese memperlakukannya dengan tidak baik, bahkan terlihat tidak senang dengan kehadirannya. "Santai, Ann. Aku datang ke sini hanya untuk membawa sisa barangku dan sedikit bersantai. Tidak ada salahnya bukan mengunjungi mantan istri?"Anneliese Harris, yang kini sudah menjadi janda dari Noah Wilson sama sekali tak menjawab sedikit pun ucapan mantan suaminya. Dia masih berdiri di depan pintu, tak mempersilahkan Noah masuk. Noah terkekeh dengan sikap Anneliese terhadap dirinya."Ya ampun Ann, kau masih saja tidak berubah!""Bagaimana aku bisa biasa saja menghadapimu, Noah? Kau pikir kesalahan yang sudah kau perbuat itu hanya sebesar biji jagung? Tidak semudah itu aku akan memaafkanmu! Bahkan sampai kapan pun, kau tidak akan pernah kumaafkan!" Anneliese semakin sengit menghadapi Noah."Tapi setidaknya, izinkan aku masuk dulu. Aku datang ke sini bukan untuk mengajakmu bertengkar. Aku ada keperluan penting." Noah bersikeras ingin diterima kehadirannya.Anneliese te
Baca selengkapnya

Bab 58: Pencurian dan Penganiayaan

Noah berjalan masuk perlahan menelisik tiap sudut ruangan. Dia mulai membuka dan mengobrak-abrik isi lemari milik Lola. Di sana tidak terdapat adanya brankas."Sial! Brankas itu ada di mana?" decak Noah kesal.Hampir seluruh penjuru yang diduga sebagai tempat terdapatnya brankas sudah diperiksa oleh Noah. Akan tetapi, Noah sama sekali tidak menemukan apa pun. Di saat dia merasa berang, dihampirinya kembali sang asisten rumah tangga. Tanpa ampun, Noah menjambak rambut Joyce sampai wanita itu berteriak kesakitan."Kurang ajar! Wanita sialan! Kalian berdua bersekongkol untuk membohongiku ya?""Ampun, Tuan! Sa ... saya tidak berani ... membohongi Tuan!" Joyce merintih. "Saya bersumpah! Nyonya mengatakan ... hal itu kepada saya!"Noah menghentakkan Joyce dengan kasar, sampai wanita itu terjerembab di lantai. Noah kini mulai pening. Matanya semakin lincah, mencari kira-kira ada di mana lagi tempat yang belum sempat dia jangkau. Tiba-tiba mata Noah membulat seketika."Apa mungkin .... "Noah
Baca selengkapnya

Bab 59: Menjual Kesedihan Demi Uang

Virginia sedang mematut dirinya di depan cermin pada pagi itu. Dia berniat untuk bertemu dengan klien barunya. Tiba-tiba ketika dia masih bersiap-siap, suara bel pintu berbunyi dengan berkala menghilangkan konsentrasinya. "Siapa yang sengaja berbuat keributan pagi-pagi di tempat tinggalku?" gerutu Virginia.Dengan malas dia pun beranjak membuka pintu, kemudian terkejut saat mendapati ada beberapa orang yang berdiri di depan pintu itu."Selamat pagi, apa benar ini kondominium milik Nyonya Virginia Amber?" Salah seorang lelaki yang terlihat seperti kurir pengantar barang mulai mengajaknya berbicara."Iya. Kalian dari mana? Ada keperluan apa?" timpal Virginia kesal."Kami kurir pengantar barang. Kami mau mengangkat semua barang-barang yang ada di dalam kondominium ini."Virginia terkejut di tempatnya. Siapa orang gila yang mengutus kurir untuk memindahkan semua barang miliknya?"Sebentar! Kalian diutus oleh siapa? Kenapa tidak ada persetujuan dulu dariku mengenai hal ini?""Kami diperin
Baca selengkapnya

Bab 60: Kembalinya Tuan Muda

"Sayang, kau sekarang sedang berada di mana?" tanya Noah yang kini tengah berbaring di atas kasur empuk motel."Aku sedang ada janji dengan pelanggan. Ada apa, Sayang?" sahut Virginia dari seberang telepon."Kupikir kau sedang bersantai di kondominium ku," ujar Noah dengan nada yang kecewa. "Padahal aku ingin mengajakmu menginap malam ini. Ada sesuatu yang ingin aku berikan kepadamu juga."Virginia terdengar menahan napas sejenak. Kemudian hening, karena wanita itu mendadak membisu."Kau mau memberikan uang itu, Sayang?""Iya. Jadi apa kita bisa bertemu sekarang?"Virginia tidak langsung menjawab. "Nanti aku hubungi lagi ya. Aku akan mengirimkan pesan untuk jawabannya."Dengan cepat, Virginia menutup telepon. Noah menghela napas panjang. Sesaat kemudian dia menyunggingkan senyumnya karena Virginia telah mengirimkan pesan padanya jika dia akan datang menemui Noah.[Kita bertemu di Motel 6 Los Angeles.]Noah mengeluarkan kotak perhiasan yang dirampasnya dari sang mantan istri. Kalung em
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status