Home / CEO / Anak Jenius Milik Sang Presdir / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Anak Jenius Milik Sang Presdir: Chapter 131 - Chapter 140

271 Chapters

Bab 130. Nama panjang Rimbun

"Tuan. Selimutnya, tolong berikan padaku!" iba Rimbun, masih mendekap tubuhnya sendiri.Sesaat Ken tertegun, untung segera tersadar,jika ada yang tidak beres pada gadis itu."Bun? Kamu kenapa?" mendekat."Kamu sakit?"Rimbun melirik, masih mendekap tubuhnya sendiri. "Dingin Tuan. Dingin sekali. Maafkan aku tidak bisa berangkat bekerja hari ini." sahut Rimbun, kini meringkuk.Ken meletakkan telapak tangannya di dahi Rimbun."Ya Tuhan...Panas sekali!" cepat menarik tangannya dan meraba lengan Rimbun."Kamu sakit Rimbun. Badanmu sangat panas!" Ken sungguh terkejut dan mendadak panik.Cepat mengambil kembali selimut Rimbun yang ia buang tadi. Kembali memasang selimut itu di tubuh Rimbun yang sudah meringkuk.Kemudian duduk di samping si Rimbun."Rim.""Em." Mendekap selimut dengan erat."Kenapa kamu bisa demam seperti ini?"Rimbun memicingkan matanya sebelah."Mungkin flu Tuan, kebanyakan minum es Si*r*""Flu apanya? Kau panas sekali. Kita harus ke Dokter.""Tidak usah Tuan. Tadi pagi su
Read more

Bab 131. I love you, Jelek!

"Diam Jelek! Nanti kamu jatuh baru tau rasa!" bentak Ken pada Rimbun yang masih di bahunya.Ken membuka pintu dan melangkah masuk. Menaruh pelan Tubuh Rimbun diatas ranjang besar yang mewah.Menatap wajah Rimbun yang tak berhenti bersungut-sungut itu.'Ah, manisnya!'"Hm, kamu ini. Sakit tidak sakit sama saja. Brangasan!" umpat Ken."Kamu membuatku kesal Tuan! Sudah tau aku sedang sakit, main paksa saja." ketus Rimbun membuang mukanya."Em , jika tidak dipaksa mana kau mau menurut. Kamu suka sekali dengan kekerasan rupanya."Rimbun menoleh. "Anda terlalu keras!""Hah, keras? Apanya? Kamu sudah menyentuh milik ku Rimbun? Ya Ampun!"Seketika Rimbun melotot."Kamu gila! Apa memangnya yang ku sentuh? Kamu pikir, apa yang kubilang keras hah!" Pikiran Rimbun langsung traveling."Haha... Aku tau maksudmu! Tapi tidak apa, kamu boleh menyentuhnya. Aku ikhlas. Seratus persen.""Kamu Gila. Kamu Gila! Pergi.. Pergi!" Rimbun menendang-nendang Ken yang tertawa terbahak."Kamu yang otak mesum tuan K
Read more

Bab 132. Tubuh Rimbun penuh setrum.

Rimbun menggeliat , membuka mata perlahan dan berkali-kali mengusap wajahnya.Dia tidak lagi melihat Ken yang tadi ikut tidur dibelakang punggungnya.Kemudian melirik kamar mandi. Seperti tidak ada orang. "Ken kemana?" Rimbun menjejakkan kakinya ke lantai."Apa balik ke kantor ya?" melirik jam. Sudah sore.Baru saja Rimbun hendak bangun, sosok yang dicari sudah tersenyum dibalik pintu."Selamat sore menjelang petang, Jelekku..!" sapa Ken."Dari mana?" tanya Rimbun."Dari pergi." Jawab Ken santai, melangkah dengan beberapa kantong ditangannya."Aku tau, pergi dari mana maksudnya?" tanya Rimbun melotot sudah."Belanja." Meletakkan kantong kantong itu disampingnya Rimbun."Apa ini?" segera meraih dan memeriksanya.Mata Rimbun seketika terbelalak. "Kamu sendiri yang membeli ini semua?""Mau bagaimana lagi. Kamu pasti membutuhkannya selama disini. Kamu tidak membawa ganti kan?""Ah iya. Tapi ini?" menjinjing beberapa CD dan Bh."Kenapa? Bukankah Pacar kamu ini pengertian? Tau kebutuhan mu.
Read more

Bab 133. Anak kecil terusik.

Masih di tempat yang sama dalam waktu yang sama juga.Rimbun sudah menyelesaikan lap lap tubuh bagian bawahnya. Kemudian berganti dengan pakaian yang dibeli Ken tadi. Begitu juga dengan pakaian dalamnya yang juga dibeli oleh Ken. Sambil melirik Ken yang hanya terlihat ujung kepalanya saja."Hihi.." Rimbun tertawa kecil melihat bayangan dirinya sendiri di cermin. Nampak lucu dan imut bak Barbie, dengan pakaian tidur ala ala anak konglomerat."Lucu sekali aku. Jadi gemes. Gemes sama yang beliin bajunya." Rimbun greget sendiri.Kemudian ia melangkah memasuki kamar mandi untuk menggosok gigi, mencuci mukanya karena ternyata tidak puas hanya menyekanya saja. Dan melakukan ritual ritual rutin perempuan pada umumnya.Terlihat Rimbun sedikit menggigil sebab menyentuh air dingin."Heh, ternyata aku belum sembuh." gumam Rimbun, segera keluar dari kamar mandi dengan mendekap tubuhnya sendiri. Berjalan mendekati Ken."Tuan!"Ken mendongak, wajah didepannya itu kini tersenyum manis padanya."Jelek
Read more

Bab 134. Daniah pelit.

Kapolres,Terlihat Seorang Wanita melangkah memasuki sebuah ruangan khusus para pembesuk tahanan. Setelah berbicara sebentar pada Petugas, Wanita itu di persilahkan untuk menunggu sebentar. Petugas itu kemudian melangkah.Tak begitu lama menunggu, Petugas itu sudah kembali menuntun Ricard yang masih penuh dengan perban di bagian lengan dan kakinya.Ricard sangat terkejut saat melihat siapa orang yang menemuinya itu. Dia tidak pernah menyangka jika wanita itu mau kembali menjenguknya setelah apa yang ia perbuat akhir akhir kemarin."Kayla."Wanita itu melangkah pelan mendekatinya."Bagaimana kabarmu Ric?" tanya Kayla dengan mata yang sudah berkaca kaca.Ricard hanya menunduk, sedikit pun tak sanggup menatap wajah wanita yang ia cintai itu."Maafkan aku Kay, aku sungguh tidak berguna. Dan tidak pantas mendapatkan maaf dari siapapun."Tiba-tiba Kayla memeluk tubuh Ricard. Tangisannya pun pecah."Kenapa kamu nekat Ric, kenapa? Kamu tau kesalahanmu sudah sangat berat, kamu malah menambah l
Read more

Bab 135. Ken Gila.

Ini tengah malam,Ken terbangun dari atas sofa yang direbahinya. Ken sengaja tidur di situ, karena tidak mungkin dia ikut tidur di atas ranjang. Sudah pasti si Rimbun bakal mencak mencak. Mencari aman Ken memutuskan untuk tidur di sofa.Pria itu terlihat mengucek matanya, kemudian bangun dan melangkah ke kamar mandi. Sempat melirik Rimbun yang terlelap.Ken cepat melangkah memasuki kamar mandi untuk membuang air kecil. Mencuci mukanya berkali kali dahulu, berkumur dan tak lupa menggosok gigi. Karena rupanya itu terlupakan karena ketiduran.Sudah merasa cukup, Ken kembali keluar. Lagi lagi ia melirik Rimbun. Ternyata posisi tidur Rimbun sudah berubah, yang tadinya menghadap kesana, jadi menghadap kesini. Selimut pun sudah merosot kemana mana.Melihat itu Ken merasa tidak tenang. Menghampirinya dan membetulkan selimut itu."Jelekku, kalau tidur sangat manis ya?" Ken mengusap dahi Rimbun."Rupanya demamnya sudah hilang." gumam Ken, seperti ada sedikit kecewa saat mengetahui jika Rimbun
Read more

Bab 136. Ken Nekat.

"Apa yang kamu lakukan? Dasar bajingan! Bajingan!!!" tak berhenti memukul."Maafkan aku! Maafkan aku!" Ken terus mengiba."Aku benci padamu Ken! Aku benci padamu!""Cukup Jelek!" tak punya pilihan lain, Ken menahan kedua tangan Rimbun."Aku ini pria dewasa! Pria normal! Dan aku menggilaimu. Wajar saja aku tergoda Rimbun!" Ken menekan tangan Rimbun ke dinding."Kamu jahat!""TIDAK! Kamu yang menggodaku!""Mana ada. Aku tertidur dari sore! Bagaimana mungkin aku menggodamu Hah. Kamu yang kelewatan Tuan Ken!""Posisi tidurmu yang tidak benar! Kancing bajumu terlepas hampir semua. Tadinya aku hanya ingin membetulkannya. Tapi aku, aku. Maafkan aku Rimbun. Maafkan aku!" Ken memegang kedua pipi Rimbun."Harusnya kamu membangunkan aku! Bukan malah.._""Cukup Rimbun. Aku salah, aku salah. Aku tidak bisa menahan diri. Maafkan aku Ya? Aku, tapi aku tau batasan. Hanya itu saja , sumpah Rimbun. Hanya itu saja. Tidak Lebih!" ucap Ken cukup keras."Tidak lebih katamu! Kamu sampai meninggalkan bekas b
Read more

Bab 137. Membawa pulang ke rumah.

"Mau apa? Mau mengajakmu sarapan lah." jawab Ken santai tanpa beban seperti tidak merasa jika sudah ada yang terjadi semalam.'Ckck, orang ini. Santai sekali. Tidak terpikir dosanya semalam!' umpat Rimbun dalam hati."Aku belum mau sarapan!" tegas Rimbun."Lho, kenapa?" bertanya sambil meletakkan makanan."Kalau belum mau ya belum mau!" mendelik."Ah, iya baiklah. Kamu mau apa? Minum susu. Makan buah, atau..""Pulang! Aku mau pulang Tuan Ken!" berseru.Ken membuang nafas kasar. "Kau masih marah padaku?""Tentu saja. Tentu saja aku masih marah." sahut Rimbun, menoleh dengan tatapan masih menyimpan benci."Bukankah semalam kamu sudah memaafkan aku?" Ken meraih tangan Rimbun. Gadis itu cepat menarik tangannya."Aku memang sudah memaafkan mu, tapi aku belum lupa kejahatan mu. Dan aku masih marah padamu Tuan Ken!" menunjuk dada Ken.Ken kembali membuang nafas kasarnya, mengusap wajahnya yang terlihat gusar."Tidak apa. Tidak apa jika kamu masih marah padaku. Aku memang pantas mendapatkann
Read more

Bab 138. Menjelang Pernikahan

Hari yang telah lama dinantikan akhirnya datang juga.Resepsi pesta pernikahan Glen di adakan di Rumah Glen sendiri. Tanpa menyewa gedung ataupun hotel. Padahal jika mau, dengan mudah Glen bisa melakukan itu. Jangankan hanya Gedung,Villa dan Hotel bahkan Glen punya.Rupanya Daniah keberatan untuk membesar besarkan pesta. Glen mengalah. Memilih pesta yang tak terlalu meriah namun terkesan megah.Undangan yang sudah disebar, cukup mengejutkan banyak orang.Seorang Glen Alazka, kapan dekat dengan wanita? Kapan punya pacar? Kapan pula bertunangan? Kok, tiba tiba sudah menyebar undangan saja?Begitulah, pertanyaan pertanyaan dari mereka yang menerima undangan.Wanita mana yang beruntung bisa bersanding dengan Pengusaha Muda yang sangat Populer itu? Kira-kira Putri dari Pengusaha yang mana? Atau dari luar Negeri Kah?Tidak ada satu pun yang mendapatkan jawaban dari pertanyaan di otak mereka.Selain Ricard dan Kayla, hanya ada satu saja orang luar yang tau siapa Daniah calon istri Glen, ya
Read more

Bab 139. Kegugupan.

Ken sudah berada di depan kamar Nathan yang sengaja tidak di tutup itu. Ia melangkah masuk.Menghampiri Glen yang sepertinya sudah siap."Tuan! Apa kamu tegang?""Ah Ken. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya." tak bisa menyembunyikan rasa tegangnya meskipun sudah berusaha keras."Hmm.. Jangan membuat malu!" Ken terkikik, melirik ujung telinga Glen yang memerah."Kamu ini, jangan membuatku semakin gugup, Bodoh!" Menarik kerah Ken dengan kuat."Eh, Tuan. Kamu mau apa?"Tiba-tiba Glen menaruh kepalanya di bahu Ken, tangannya memeluk pinggang Ken dengan cukup erat."Sebentar saja Ken. Sebentar. Aku sedang gugup. Biarkan aku mengurangi rasa gugup ku ini." merengek seperti anak kecil pada Ayahnya."Sudah sudah, jangan begitu. Kamu harus bisa mengendalikan dirimu Tuan. Bukan kah ini adalah hari yang sangat kamu nantikan?"Glenn mendongak."Tak perlu menangis Ken?"Ken tersipu, mengusap ujung matanya yang berair."Ah iya. Aku hanya sedih. Sebentar lagi, kamu akan melupakannya aku. Tak lagi
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
28
DMCA.com Protection Status