Ive baru saja selesai mandi. Dia kini duduk di tepian ranjang sambil memandangi seluruh kamar yang kini ditinggali. Ive sedang berpikir akan nasibnya, awalnya dia merasa begitu sial karena sudah kehilangan mahkotanya karena kebodohannya, kini entah kenapa dia begitu bersyukur karena orang yang mengambilnya malah memaksa bertanggung jawab, padahal jika ingin, Alex pun bisa saja kabur.“Apa jalan ini memang yang sudah Engkau gariskan, Tuhan?”Ive memandang langit-langit kamar, seolah sedang bicara dengan Tuhan-nya di sana.Hingga terdengar suara bel dari pintu depan. Ive langsung menoleh keluar pintu, hingga bertanya-tanya siapa yang datang.“Tidak mungkin Alex menekan bel, bukankah dia bisa langsung masuk karena tahu sandinya?”Ive berjalan sambil bertanya-tanya, hingga dia melihat monitor untuk tahu siapa yang datang. Ive sangat terkejut melihat siapa yang ada di luar, hingga Ive buru-buru membuka pintu.“Kak.” Ive langsung menyapa Ayana yang berdiri di depannya.Ive pun bingung, kena
Read more