Home / Romansa / My Sexy Sugar Mommy / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of My Sexy Sugar Mommy: Chapter 271 - Chapter 280

424 Chapters

Rumah Terbaik

Deon mendorong kursi roda yang diduduki Ayana. Setelah 24 jam, Ayana akhirnya bisa bangun. Kini dia diantar Deon menggunakan kursi roda untuk bisa melihat bayi mereka.“Itu bayi kita.” Deon menunjuk ke dalam ruangan tempat bayi mereka diinkubator.Bayi mereka terlihat jelas dari luar kaca, berada di kotak khusus untuk perawatan bayi lahir prematur.“Perkembangan bayinya bagus.” Salah satu perawat mendekat untuk menyampaikan kondisi bayi Deon dan Ayana.Ayana menoleh ke perawat, terlihat senang mendengar ucapan perawat itu.“Kondisi alat vitalnya bagus. Sekarang ini kita tinggal menunggu apakah bayinya sudah bisa menyusu tanpa alat bantu atau tidak. Berat badannya juga bertambah meski baru sehari, kami akan memantaunya terus sampai tubuh bayi siap keluar dari inkubator,” ujar perawat itu menjelaskan lagi.“Saya harap dia segera bisa keluar dan ada di pelukan,” ucap Ayana sambil memandang bayinya.“Tentu saja. Kami pun akan berusaha merawat dengan baik bayi Anda,” balas perawat.Ayana d
Read more

Teman Laknat

“Di mana bayinya?” tanya Gery yang sore itu datang untuk menjenguk Ayana dan bayinya.“Masih diinkubator. Karena lahir prematur dengan berat badan di bawah normal, membuatnya harus tetap berada di inkubator sampai kondisinya stabil,” jawab Deon.Shirly juga datang menjenguk, dia menatap Ayana yang sedikit sedih karena belum bisa bersama bayinya.“Ah … begitu.” Gery mengangguk sambil menoleh Ayana.Ayana sendiri mencoba tersenyum meski masih sedih belum bisa menggendong bayinya.“Tidak apa, Bu. Yang terpenting bayinya lahir dengan sehat dan selamat. Bukankah hanya berat badan yang membuatnya diinkubator, jadi tak masalah kalau sekarang belum bisa melihatnya langsung,” ujar Shirly mencoba memberi semangat untuk Ayana.“Iya.” Ayana mengangguk untuk membalas ucapan Shirly.Deon dan Gery duduk di sofa, sedangkan Shirly menemani Ayana membahas masalah bayi.“Aku akan menikahi Shirly, tapi menunggu sampai bayinya berumur 6 bulan, itu yang Shirly mau,” ujar Gery menyampaikan niatnya.“Benarka
Read more

Ketegangan Para Orang Tua

“Kenapa kamu terlihat kesal sejak tadi?” tanya Ayana saat melihat ekspresi suaminya berbeda dari sebelumnya, setelah kedatangan Nabila.“Tidak ada,” jawab Deon tak mungkin jujur dengan apa yang dikatakan suami Nabila tadi.Ayana terus memperhatikan Deon, hingga kemudian berkata, “Tidak mungkin tidak ada, jika ekspresi wajahmu saja seperti itu, De.”Ayana tak mungkin percaya begitu saja, sedangkan Deon terlihat begitu kesal.Deon mencoba menenangkan diri. Dia menarik napas panjang, lantas mengembuskan perlahan. Dia hanya tak ingin Ayana mencemaskan Nabila jika sampai tahu kelakuan busuk suami temannya itu. Lagi pula, Deon juga tak yakin jika Ayana akan percaya dengan ucapannya.“Apa tadi suami Nabila mengatakan sesuatu yang membuatmu kesal? Kulihat tadi kamu hanya diam setelah bicara dengan suami Nabila?” tanya Ayana menebak.Deon langsung menatap begitu mendengar pertanyaan Ayana, tapi masih saja tak mau bicara karena merasa yang terpenting dirinya tak seperti pria itu.“Tidak ada, ha
Read more

Papa yang Mana

“Akhirnya istri kakakmu sudah ditangkap.”Deon sedang berada di luar ketika Ayana dijaga oleh Suci dan Jonathan. Dia memang memilih bicara dengan kedua orang tuanya untuk membahas masalah Satria.“Jadi benar kalau dia yang mencuri juga menjual rumah Ibu dan Ayah?” tanya Deon kembali geram karena kelakuan iparnya yang tak tahu diri itu.“Ya. Kata pengacara yang menemui Ayah, dia mengakui semuanya. Katanya menjual karena kesal kakakmu tidak pernah memberi apa-apa kepadanya. Dia ditangkap di luar kota karena kabur. Untungnya polisi sigap menangkapnya,” ujar Haikal menceritakan yang diketahuinya.“Lalu, bagaimana dengan rumahnya? Apa bisa dikembalikan?” tanya Deon lagi.Haikal dan Mita saling tatap mendengar pertanyaan Deon, hingga kemudian keduanya memandang sang putra dengan ekspresi wajah sedih.“Tidak bisa, meski kita bisa mempidanakan kakak iparmu, tapi rumah itu tidak bisa dikembalikan, apalagi pembelinya juga menolak memberikan kalau uangnya tidak dikembalikan. Lagi pula rumah itu
Read more

Bayi Kaya

“Apa semuanya sudah dikemas?” tanya Suci memastikan barang keperluan Ayana dan Ansel sudah siap diangkut. Ayana hari ini sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat 4 hari. Suci dan Firman di sana untuk membantu serta mengantar Ayana pulang. “Sudah semua, Ma.” Deon yang menjawab sambil mengecek tas yang ada di sofa. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal. Suci menggendong bayi Ayana, sedangkan Deon membantu Ayana berjalan perlahan. Firman sendiri berjalan membawakan tas, sambil sesekali memandang Ansel yang tidur pulas dalam gendongan Suci. Mereka naik mobil Firman. Deon yang mengemudi karena tak mungkin membiarkan mertuanya yang menyetir. Mobil mereka langsung menuju ke rumah Jonathan karena semua orang sudah menunggu di sana. Setelah perjalanan hampir setengah jam karena macet, mobil mereka pun sampai di rumah mewah yang dibeli Jonathan untuk Ayana. Saat baru saja sampai di depan garasi, Azlan dan yang lain menghampiri untuk membantu membawakan barang Ayana dan Ansel. “A
Read more

Perhatian Ibu

“Kamu tidak tidur?” tanya Ayana ketika terbangun tengah malam, melihat Deon yang sedang menggendong Ansel. “Baru mau tidur, tapi Ansel bangun, jadi aku menggendongnya dulu,” ujar Deon sambil menimang bayinya yang masih menangis. Ayana bangun perlahan, lantas duduk bersandar headboard. Dia meminta Deon memberikan Ansel ke pangkuannya. “Mungkin dia lapar, makanya bangun.” Ayana sudah mengulurkan kedua tangan untuk menerima Ansel dari tangan Deon. Deon dengan perlahan memberikan Ansel ke tangan Ayana, lantas menemani istrinya itu menyusui bayi mereka. Ayana memang berkomitmen memberikan Asi selama dia cuti. Dia ingin memberikan yang terbaik, karena Ansel pun butuh perhatian khusus. Dia tidak mau langsung memberikan Ansel susu formula, selama bayinya itu masih puas dengan Asi yang didapat. “Perlu buatkan susu lagi?” tanya Deon yang cemas jika Ansel tak puas hanya minum Asi. “Tidak usah, sepertinya dia sudah minum dengan cukup,” jawab Ayana sambil memperhatikan Ansel yang sudah meme
Read more

Sudah Menyesal

“Ibu, kalau Non Ayana tahu, nanti saya dimarahin karena biarin Ibu pergi ke pasar buat belanja,” ujar pembantu rumah Jonathan saat pergi ke pasar bersama Mita. “Ga akan marah, nanti kalau marah biar ibu yang atasi,” ujar Mita menjelaskan karena dia yang memaksa pergi ke pasar bersama pembantu. Pembantu itu agak panik, tapi tak bisa berkutik karena Mita memaksa ikut. “Aku tuh hanya ga mau di rumah hanya diam saja. Kalau Ayana ga ngebolehin aku bersih-bersih atau masak, kalau hanya belanja aku pikir ga masalah,” ujar Mita lagi. “Iya, Bu. Tapi ‘kan Non Ayana sudah wanti-wanti, Ibu itu ga boleh kerja apa pun,” ujar pembantu. Mita menoleh pembantu itu, lantas membalas, “Udah, nanti kalau Ayana tanya, bilang saja aku ikut karena ingin beli buah. Lagian belanja juga ga bisa dibilang kerja.” Pembantu itu pun pasrah, akhirnya membiarkan Mita yang belanja. Mereka sudah belanja banyak buah, sayur, dan daging untuk stok di rumah. Mita hanya ingin asupan gizi Ayana tercukupi karena harus me
Read more

Hadiah dari Azlan

Alex baru saja sampai di London. Dia keluar dari gerbang kedatangan sambil memakai kacamata hitam. Dia berjalan dengan santai menuju pintu keluar, hingga tatapan matanya tertuju ke seseorang yang sedang menangis sambil memegang paspor. Alex memperhatikan, menyadari jika gadis itu berasal dari negara tempat kakaknya berada. Dia pun mendekat untuk mengetahui, apa yang sebenarnya terjadi. “Kumohon, Pak. Saya harus pulang, ini uang terakhir saya untuk membeli tiket, bagaimana bisa pesawatnya sudah berangkat?” Gadis itu menangis sambil terus bicara menggunakan bahasa inggris. “Keterlambatan datang bukan tanggung jawab kami. Jika tak ingin terlambat, maka jangan datang terlambat,” ujar security. Gadis itu menangis frustasi, hingga Alex ikut bicara setelah mendengar perbincangan gadis itu dengan security. “Ada apa ini?” tanya Alex sambil menatap security. Security itu menjelaskan, hingga Alex menoleh ke gadis yang sudah menangis tersedu-sedu. “Papaku terkena serangan jantung. Dia krit
Read more

Adik Super Unik

Ayana penasaran dengan apa yang dibeli Azlan untuk Ansel, dia pun meminta Deon untuk membuka kotak hadiah itu. Begitu kota itu dibuka, terlihat banyak sekali barang-barang keperluan bayi. Dari pakaian, sepatu, mainan, kasur bayi, juga barang lainnya. “Ya Tuhan, kenapa kamu beli barang sebanyak ini?” Ayana geleng-geleng kepala dengan kelakuan sang adik. “Aku tidak tahu, mana yang kira-kira dibutuhkan. Jadi karena aku belum sekaya uncle Alex, jadi kuberi yang sanggup kubeli.” Ayana memegangi kening mendengar ucapan Azlan dari seberang panggilan, tapi meski begitu tak mungkin bisa marah ke sang adik karena sudah berniat baik memberi hadiah. “Baiklah, terima kasih atas perhatianmu. Tapi sudah cukup tidak usah membelikan lagi, ini sudah cukup banyak untuk stok Ansel selama beberapa bulan. Bahkan pakaiannya masih bisa dipakai sampai dia umur setahun.” Ayana memperhatikan banyaknya baju bayi segala ukuran. “Kamu senang dengan hadiahnya?” tanya Azlan dari seberang panggilan. Ayana ingi
Read more

Bicara Dengan Satria

“Tidak usah, bawa kamu saja.”“Tidak, Bu. Ini memang tidak banyak, tapi aku benar ikhlas ngasih ini.”Satria memberikan beberapa lembar uang untuk Mita. Dia memang berniat memberi sedikit penghasilannya untuk sang ibu.“Kamu simpan saja, Sat. Ibu beneran sudah cukup, ini bisa buat kamu bayar kontrakan sama makan,” ujar Mita menolak.Bukannya Mita tak mau menerima pemberian sang putra, hanya saja Mita memikirkan nasib anaknya itu. Satria mau berubah saja sudah membuat Mita senang, tak ada keinginan selain melihat anak-anaknya hidup dengan baik.“Kumohon, Bu. Aku tidak pernah memberi Ibu, anggap ini balasan atas segala kesempatan dan kebaikan Ibu selama ini,” ujar Satria memaksa.Deon melihat Satria dan Mita. Dia yang awalnya mengira Satria menyusahkan serta meminta uang lagi dari Mita, kini tahu jika Satria memang sudah berubah.Mita awalnya ingin menolak, tapi karena Satria terus memaksa, akhirnya dia mengambil uang itu.“Baiklah, ibu terima. Tapi kalau kamu butuh bantuan Ibu, bilang
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
43
DMCA.com Protection Status