Semua Bab KARMA BERDARAH SANG CEO: Bab 41 - Bab 50

98 Bab

KARMA - 41

"Bagaimana hasil meetingnya? Apa Alva setuju?"Jeremy memijit pelipisnya dengan tangan lainnya memegang ponsel berdiri di belakang meja Zetta menatap pemandangan di luar."Dia marah Pak. Tidak terima di desak seperti ini.""Ah, sudah aku duga. Tidak mungkin anak lelakiku itu langsung setuju.""Apa memang harus seperti ini Pak Gabriell?" Tanya Jeremy."Harus. Aku tidak memiliki pilihan lain."Andai saja Alva tahu siapa yang menjadi dalang dari keputusan para petinggi itu."Kalau tidak di desak seperti ini, Alva tidak akan cepat mengambil keputusan Jeremy. Sudah cukup aku melihat anakku menderita. Dan sekarang saat semuanya sudah kembali tenang, aku harus melakukan hal yang aku bisa untuk membuatnya cepat-cepat berpikir tentang pernikahan.""Bukan karena kebelet pengen cucu Pak?"Gabriell terkekeh, "Itu sih tujuan utama."Jeremy menghela napasnya. "Aku akan mencari tahu apa yang akan di lakukan Alva selanjutnya untuk menangani hal ini.""Bagus. Kalau bisa panas-panasin dia untuk segara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-29
Baca selengkapnya

KARMA - 42

Alva melajukan mobilnya menembus pekatnya malam di bawah derasnya hujan yang melebat untuk sampai ke apartemennya. Dia terlambat pulang karena harus bertemu dengan beberapa client. Sebelum kembali ke rumah sakit, Alva berniat pulang dulu sebentar ke apartemennya sekaligus memerintahkan pegawainya untuk membersihkannya apartemennya secara keseluruhan karena Alva berniat membawa Zetta pulang dan tinggal bersamanya di sana setelah keluar dari rumah sakit.Panggilan di ponselnya yang tersambung dengan elektrik mobilnya membuyarkan lamunanya. Dalam sekali tekan, suara David yang dia beri tugas menjaga Zetta langsung terdengar. Alva langsung menegakkan punggungnya waspada."Ada apa?!!""Bos, Nona Zetta histeris dan menangis di dalam kamarnya. Saat ini dokter sedang memberikan obat penenang."Alva mencengkram erat kemudi mobilnya dan membanting setirnya berbelok ke arah berlawanan dengan tujuannya semula, "Apa yang terjadi?!!""Tadi ada seseorang yang menemuinya."Alva menahan geram. "Apa ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-30
Baca selengkapnya

KARMA -43

Eliana hanya bisa menatap Zetta yang sudah terlihat sehat meskipun memar di wajahnya masih nampak. Mereka duduk saling berhadapan di sofa rawat inapnya. Tante Sonia memilih pulang dan berjanji akan kembali lagi nanti. Jadi mereka memiliki banyak waktu untuk berbicara."Zetta."Eliana langsung mengambil kedua telapak tangan Zetta yang bertaut."Aku benar-benar minta maaf karena menutupi semuanya dan membuatmu celaka. Aku takut dengan ancaman Jason dan tidak berani memberitahumu. Maafkan aku Zetta." Air matanya mulai menetes.Zetta yang saat melihatnya tadi sempat menangis, kini memandanginya dalam diam. Eliana tidak tahu lagi bagaimana caranya agar Zetta mau memaafkannya."Kamu pantas untuk marah dan membenciku. Aku akan menerimanya."Zetta tetap bergeming di tempatnya membuat perasaan bersalah Eliana semakin besar. Butuh waktu dan keberanian baginya untuk datang dan bertatap muka dengan Zetta. Eliana hanya bisa menangis seraya menundukkan wajah saat tiba-tiba Zetta mendekat dan memelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

KARMA - 44

Usapan lembut di wajahnya memaksa Zetta untuk membuka matanya. Angin pagi yang berhembus menyegarkan pikirannya. Alva yang tadi mendorong kursi rodanya dari ruangan rawat inapnya, saat ini sudah duduk berlutut di sampingnya di depan kolam buatan yang ada di area taman rumah sakit. Belum banyak pasien atau pengunjung yang terlihat berlalu lalang.Zetta membalas senyuman Alva dan mengusapkan jemarinya di sekitar rahang lelaki itu merasakan tekturnya yang sedikit kasar akibat dari bulu-bulu halus yang terasa begitu menggelitik telapak tangannya."Kamu harus bercukur Pak Alva," katanya kemudian."Akan aku lakukan kalau kamu yang bersedia membersihkannya untukku." Tangan Alva menggenggam tangan Zetta yang ada di wajahnya."Bayarannya dobel karena pekerjaan itu tidak ada dalam job desk sekretarisku."Alva tergelak. Zetta menikmati suara tawanya."Memang tidak ada. Bagaimana kalau kita bernegosiasi agar aku tidak cepat bangkrut hanya karena membayarmu dobel untuk mencukur bulu-bulu ini."Zet
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-01
Baca selengkapnya

KARMA - 45

Alva sangat mensyukuri banyak hal yang terjadi belakangan ini.Kesembuhan Zetta adalah yang utama. Sebulan sejak dia keluar dari rumah sakit, kesehatannya sudah mulai membaik. Meskipun di awal-awal minggu, saat tengah malam Zetta tiba-tiba saja menjerit sendiri seperti orang ketakutan. Tentu saja Alva yang akan langsung menenangkannya dan memeluknya sampai dia kembali tertidur. Mereka memang sudah resmi tinggal bersama dalam satu kamar di atas tempat tidur king size nya.Hanya tidur berdua saling menceritakan banyak hal tentang hidup mereka bertahun-tahun sebelumnya seperti sebuah momen perkenalan sambil memandangi lampu-lampu kota New York dan berpelukan erat. Alva sekalipun tidak melakukan hal yang lebih jauh selain mencium Zetta. Dia lebih dari mengerti akan kondisi kejiwaan Zetta dan tidak mau memaksanya. Wanita itu akan mengatakannya sendiri kalau memang dia sudah siap.Alva tidak pernah mempermasalahkannya meskipun setiap malam mereka tidur berdua tanpa melibatkan kegiatan berci
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-01
Baca selengkapnya

KARMA - 46

"Apa dia tidak mau bertemu denganku?"Jason meminum kopinya duduk santai di samping Austin yang baru saja datang dari kantornya. Suasana di sekitar rumah sakit medical di bangsal VVIP nampak lenggang. Jason memilih duduk di bangku kayu favoritnya sejak satu jam lalu mencoba menghirup hembusan hawa dingin Australia yang menampar kulitnya membuatnya bisa berfikir lebih jernih."Arzetta butuh waktu untuk menemuimu. Memangnya setelah apa yang kamu lakukan dia tidak ketakutan?"Jason menunduk menatap paper cup kopinya. Selama dia berada di bawah pengawasan Austin, setiap malam banyak hal yang dia pikirkan di dalam kamarnya. Tentang rasa cintanya untuk Zetta, keinginan besar untuk memilikinya dan harapan untuk bisa bersamanya di masa depan. Juga memikirkan tentang kelakuan iblisnya yang malah tega menyakiti satu-satunya wanita yang di cintainya hingga memilih mencari perlindungan pada lelaki lain. Jelas ini semua salahnya. Wajar saja jika Zetta menolak melihatnya dan mengusirnya. Kenyataan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-01
Baca selengkapnya

KARMA - 47

Alva Alexander mengeryit heran saat melihat apartemennya dalam keadaan sepi dan televisi di ruangan tengah menyala tanpa ada yang menontonnya. Segera saja Alva meletakkan kotak kue Red velvet pesanan Zetta di meja dan mengedarkan pandangan."Arzetta!!" Seruannya menggema bersamaan dengan kakinya yang tergesa memeriksa setiap ruangan yang ada di sana. Tapi nihil, Zetta sama sekali tidak terlihat.Alva mengacak rambutnya dan mencoba menghubungi ponsel Zetta tapi tidak tersambung membuat Alva semakin panik."AHH SIAL!!!" umpatnya kesal.Kenapa dia tidak menyuruh salah satu anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar apartemennya. Berbagai macam prasangka dan pikiran buruknya mulai terbayang karena memang sebelum ini wanita itu selalu izin padanya kalau mau kemana-mana.Alva terduduk di sofa memegangi kepalanya dengan kedua tangannya khawatir. Seperti tersadar dia lalu berdiri dan keluar dari apartemen turun ke lobbi mencoba untuk mencari tahu ke resepsionis Apartemen.Saat dia sudah sampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-01
Baca selengkapnya

KARMA - 48

Alva Alexander bergegas keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi berharap kalau itu tidak ada hubungannya dengan Arzetta. Kerumunan orang di luar adalah hal pertama yang di lihatnya. Hujan sudah berhenti beberapa saat lalu meninggalkan jalanan basah dan licin.Alva mengedarkan pandangan, menyibak kerumunan orang dan terdiam melihat kecelakaan tunggal yang terjadi di dekat persimpangan. Alva mundur masih sambil mencari di sekelilingnya sampai dia menangkap sosok itu berdiri di sisi lain jalan tepatnya di depan cafe langganannya juga sedang berusaha untuk melihat apa yang terjadi.Sontak saja Alva dihinggapi perasaan lega. Dia langsung berlari menyebrang jalan dan mendekat."Zetta," teriaknya.Zetta menoleh saat mendengar panggilannya dan langsung tersenyum lalu melangkah mendekatinya. Alva langsung memeluknya begitu Zetta berada di hadapannya."Astaga, aku mencarimu kemana-mana Zetta," katanya seraya mengusap kepalanya lalu mengurai pelukannya memperhatikan keseluruhan tubuh Zetta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya

KARMA - 49

Flashback On"Mam, kenapa Alva Alexander selalu terlihat murung dan sendirian di sana?"Zetta kecil yang duduk di kursi penumpang di samping Mamanya yang fokus menyetir mobil bertanya sepulangnya mereka dari kediaman Oma Elena. Mamanya menoleh sekilas, mengulurkan sebelah tangan untuk mengusap kepalanya seraya tersenyum."Kamu memperhatikannya sayang?"Zetta merengut lucu, "Aku hanya melihatnya dari jauh.""Kenapa tidak mendekatinya dan bertanya sendiri?"Tanpa sadar wajah Zetta kecil merona merah, kakinya berayun-ayun dengan kedua tangan terangkat ketika melihat kumpulan awan-awan putih yang berarak di langit dari kaca depan mobil. Seakan-akan tangannya yang mungil mampu menggapai awan-awan itu."Dia terlalu tampan."Mamanya tertawa dan menggelengkan kepala. Zetta menoleh tambah merengut, "Zetta tidak pernah punya teman seperti dia di rumah Mam. Rei dan Tom jelek."Mamanya semakin nyaring tertawa masih dengan tangan yang sibuk dengan setir mobilnya. Berusaha fokus dengan ocehan gadis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya

KARMA - 50

Zetta tersenyum , duduk di samping Alva setelah lelaki itu menggeserkan kursinya. Gabriell hanya menatap semua senyuman keluarga yang dicintainya dalam diam. Betapa bersyukurnya karena sekarang keadaan sudah berjalan dengan baik. Anak lelakinya akan menjadi lelaki yang sesungguhnya bukan lagi seorang lelaki yang sibuk dengan wanita-wanita tidak jelas. Zetta lebih seperti penyeimbang untuk Alva sama seperti Sonia baginya. Tidak ada keraguan akan keyakinanya. Dia hanya harus bersabar sedikit lagi sampai mereka berdua menikah.Gabriell yakin Alva sudah memikirkan rencana romantis untuk melamar Zetta.Mereka berempat makan seraya bercanda tapi lebih banyak menertawakan ekspresi Zetta yang baru pertama kali mencoba semua masakan Indonesia itu. Melihat binar matanya yang amat senang saat Zetta memakan martabak india dengan rendangnya lalu ketagihan. Semua yang ada di sana bahagia, tentu saja.Sonia merasakan perasaannya tenang saat melihat interaksi yang terjadi antara Alva dan Zetta. Untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status