Home / Fantasi / Dewa Immortal Naga Emas / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Dewa Immortal Naga Emas: Chapter 91 - Chapter 100

154 Chapters

LPN-24. KECANTIKAN RATU SAVITRI

Zhou Shen berdiri mematung di hadapan gerbang istana megah Kerajaan Heaven Eden, matanya terpaku pada pemandangan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bayangan seorang penguasa tua, bijaksana, dan penuh wibawa seketika pudar saat sosok yang keluar dari istana menyambutnya dengan anggun. Ratu Savitri. Udara pagi terasa hangat, namun entah kenapa dingin menjalari punggung Zhou Shen, seolah waktu berhenti sejenak ketika ia menatap wanita muda di depannya.Ratu Naga itu baru berumur delapan belas tahun, jauh dari yang ia kira. Cahaya matahari pagi menari di tiara berlian yang bertengger di rambut hitam pekatnya, memancarkan kilau lembut di antara untaian rambut yang berkibar halus ditiup angin. Gaun peraknya, dihiasi berlian yang berkilauan seperti bintang, memantulkan cahaya dengan setiap gerakannya, menciptakan ilusi seolah ia tak menginjak tanah, melainkan melayang di atasnya. Senyum Savitri, meski lembut, mengandung kekuatan tak kasatmata yang menggetarkan hati Zhou Shen."Selamat
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

XJ-MENUJU PULAU TEKA-TEKI

Dewi Naga Emas sudah terlalu lama menunda pencariannya, dan hari ini dia bertekad melanjutkan perjalanannya. Tujuannya jelas: menemukan Master Zhuge Liang, Sang Ahli Peta, yang dapat menggambarkan jalur menuju Negeri Assassin. Restoran Mutiara Samudra, tempat di mana mereka berhenti untuk makan, menyajikan makanan yang begitu lezat hingga Tiga Pendekar Lembah Naga Emas yang mengawal Dewi Naga Emas, enggan beranjak. Aroma saus tiram yang menggugah selera, bercampur dengan uap hangat ikan kerapu yang disiram ramuan herbal, memenuhi udara di sekitar mereka. Setiap gigitan memberi rasa yang lembut namun kuat, membuat keputusan mereka mengabdi kepada Dewi Naga Emas terasa sangat tepat. Namun, Dewi Naga Emas mengamati mereka dengan tegas. "Cukup untuk hari ini," perintahnya dengan nada datar, meski kilatannya memperingatkan mereka untuk segera berhenti makan. “Besok kita harus berangkat pagi.” Ketiganya melirik Dewi Naga Emas, mulut mereka masih penuh dengan makanan. Namun godaan lebih b
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

XJ-PENJAGA PULAU TEKA-TEKI

Kapten Yan mengangguk, meski dengan enggan. Dia tahu, melawan Dewi Naga Emas sama seperti melawan takdir. Bayaran besar sudah diterimanya dan sudah diserahkan ke keluarganya dan juga keluarga anak buah kapal. Tidak ada kata mundur sekarang. Dia menggerakkan tangannya, memberi perintah pada anak buahnya untuk mempersiapkan kapal. "Angkat jangkar! Siapkan layar! Kita berangkat!" Suma Hai, Zhang Yi, dan Wei Tian berdiri di dek, menatap ke arah lautan yang dipenuhi ombak liar dan kabut tebal. Perasaan was-was semakin menguat, namun keberanian mereka mengatasi rasa takut. Mereka siap menghadapi apapun demi menjalankan tugas dan mendampingi Dewi Naga Emas.Walau ada perasaan lega karena kapal dijalankan oleh awak kapal yang berpengalaman, tetap saja cuaca buruk membuat mereka merasa khawatir dengan keselamatan mereka. Mereka boleh hebat di daratan, tapi di lautan lepas mereka bukanlah siapa-siapa. Saat kapal mulai berlayar meninggalkan pelabuhan, badai seolah semakin menggila. Ombak rak
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

XJ-PULAU PENUH TEKA-TEKI

Setelah kapal mendarat di tepi Pulau Teka-Teki, Dewi Naga Emas dan ketiga pendekarnya—Suma Hai, Wei Tian, dan Zhang Yi—melangkah turun. Kabut tebal masih menyelimuti pulau, memberikan nuansa misterius yang menegangkan. Namun, jalan di depan mereka terlihat jelas ... sebuah jalan berbatu yang menuju ke dalam hutan yang gelap."Aku merasakan kehadiran jebakan di sini," bisik Dewi Naga Emas. "Tetap waspada."Tak butuh waktu lama, jalan mereka segera terhalang oleh sebuah dinding batu besar yang tiba-tiba muncul dari tanah. Di hadapannya terdapat patung berwujud manusia dengan mata yang tampak hidup, memandangi mereka. Patung itu membuka mulutnya dan berkata dengan suara serak:"Teka-Teki Pertama: Aku adalah sesuatu yang lebih lembut dari udara, lebih tajam dari pedang. Aku bisa membelah gunung, namun tidak bisa terlihat. Apakah aku?"Suma Hai, Pendekar Golok Naga, mengernyit sambil berpikir. "Benda apa yang tidak terlihat tetapi lebih tajam dari pedang?"Dewi Naga Emas menatap Suma Hai,
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

XJ-MASTER ZHUGE LIANG

Dewi Naga Emas mulai merasakan kejanggalan saat Zhuge Liang meminta mereka menginap begitu saja. “Semua hanyalah ilusi? Apa Ahli Peta Zhuge Liang juga merupakan Master Teka-Teki?”Tiba-tiba semuanya lenyap dari hadapan mereka. Hanya tertinggal gerbang kayu besar di depan mereka. “Apa ini? Kemana perkampungan yang kita masuki?” ucap Zhang Yi.“Semua itu hanyalah ilusi dari Master Zhuge Liang. Aku sudah curiga kalau ia tidak akan mudah untuk ditemui.”Setelah gerbang kayu besar terbuka, Dewi Naga Emas dan ketiga pendekarnya—Suma Hai, Wei Tian, dan Zhang Yi—memasuki perkampungan kecil di Pulau Teka-Teki. Kali ini desa yang mereka masuki bukanlah ilusi.Desa ini jauh dari kesan biasa. Rumah-rumahnya terbuat dari kayu berusia ratusan tahun, berdiri di atas panggung-panggung tinggi dengan atap berlapis jerami, terlihat lebih seperti benteng daripada tempat tinggal. Angin laut yang dingin berhembus, membawa suara-suara samar yang menggema di tengah keheningan.Di tengah-tengah desa, sebuah b
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

ASSASSIN PHOENIX PENGHANCUR

Kobaran api melahap tubuh Qian Feng dengan panas yang begitu menyengat, membuat napasnya tercekat. Kulitnya terasa seperti terbakar, setiap pori-pori memuntahkan gelombang panas yang menyiksa."Apa yang terjadi? Kenapa tubuhku terasa seperti terbakar dari dalam?" pikirnya panik, keringat bercucuran di wajahnya, hanya untuk segera menguap di udara yang mendidih di sekelilingnya.Suara Ryu Zhen, samar dan berjarak, seperti ilusi yang terpantul dari kabut panas, menggelegar dalam kesadarannya. "Anggap ini hadiahku! Aku telah membuka segel phoenix di dalam tubuhmu, Tuan Putri. Simpan kekuatan itu... gunakan untuk membalas dendammu padaku."Kemarahan menyala di matanya, seiring kobaran api yang makin membesar di sekelilingnya. "Kurang ajar!" Qian Feng menggeram, suaranya nyaris tertelan oleh gemuruh api. "Aku tidak pernah meminta bantuanmu, pembunuh! Apa yang kau lakukan membuka segel itu?!" Tangan gemetarnya mengibaskan api yang menjalari tubuhnya, namun tak ada yang bisa dia lakukan sela
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

DENDAM PUTRI QIAN FENG

Sementara di kejauhan, jauh dari Negeri Assassin, Ryu Zhen melangkah dengan langkah berat. Meskipun sudah lama meninggalkan tempat itu, pikiran tentang kehancuran yang ditinggalkannya masih menghantui setiap langkahnya. Wajahnya suram, seolah bayangan masa lalu terus menghantui.Ia bertindak brutal tanpa berpikir panjang dan menghabisi hampir seluruh penduduk ibukota di Negeri Assassin termasuk ayah Qian Feng yang tewas seketika oleh kekuatan Immortal Penghancur darinya.Bayangan Qian Feng tiba-tiba muncul dalam benaknya, diselimuti kobaran api yang dia ciptakan. Phoenix itu.... Ia dapat merasakan kemarahan dan kebingungan yang melingkupi gadis itu, meski hanya melalui ilusi yang ia tinggalkan. Kemampuannya menciptakan proyeksi mirip dirinya memungkinkan komunikasi jarak jauh dengan sang Putri Assassin, tapi setiap percakapan hanya memperparah luka yang menganga di hatinya.“Seandainya saja kau tidak membohongiku, Tuan Putri...” gumam Ryu Zhen, suaranya tenggelam dalam angin malam yan
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

PENYESALAN RYU ZHEN

Ryu Zhen menatapnya tajam, mengeluarkan dua senjata yang menjadi kebanggaannya yaitu Pedang Naga Emas dan Pedang Naga Hitam. Kedua pedang itu memancarkan aura yang sangat kontras—yang satu menyala dengan kilauan emas terang, sementara yang lain menyelimuti dirinya dalam kegelapan yang berbahaya. Cahaya emas dan hitam membaur, menciptakan kombinasi yang begitu dahsyat.Pendekar Naga Emas ini terpaksa mengeluarkan senjata andalannya ini karena kekuatan Phoenix Merah Qian Feng terlalu hebat untuk dihadapi dengan tangan kosong ataupun pedang biasa.“Qian Feng, kau kuat... tapi kekuatanmu lahir dari dendam,” kata Ryu Zhen dengan nada rendah. “Aku akan menghentikanmu sebelum api kebencian itu menghancurkan dirimu sendiri! Aku menyesali tindakanku, Tuan Putri ... seharusnya aku tidak memusnahkan negerimu!”Dengan satu gerakan halus namun penuh kekuatan, Ryu Zhen melangkah maju, mengangkat kedua pedangnya ke atas. Tubuhnya seperti diselimuti aurora emas dan hitam yang bergerak bersama alunan
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

MENOLONG MUSUH

Dewi Naga Emas melangkah memasuki Negeri Assassin dengan langkah tegas, namun matanya terbelalak ketika melihat kehancuran yang membentang di hadapannya. Negeri yang dulu begitu megah, dengan gemuruh aktivitas dan hiruk-pikuk kehidupan, kini terbaring sunyi dalam puing-puing. Asap sisa kebakaran membumbung tinggi, menambah kesuraman di setiap sudut Kota Assassin, ibukota kerajaan ini. Kota yang dulunya penuh kemegahan kini menjadi saksi bisu kehancuran.“Apa yang terjadi di sini?” gumam Suma Hai, wajahnya tercengang saat melihat pemandangan di depan matanya. “Mengapa Negeri Assassin bisa hancur seperti ini?”Zhang Yi memandang ke sekeliling, tatapannya tajam mencari sosok yang seharusnya ada di sini. "Kemana Assassin Immortal? Mereka yang mengacau di Lembah Naga Emas, apakah mereka sudah lenyap?"Wei Tian, dengan kerutan di dahinya, menatap reruntuhan. "Siapa yang begitu kejam hingga membasmi seluruh penduduk kota ini?"Xiu Juan, sang Dewi Naga Emas, melangkah perlahan, berhati-hati d
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

QIAN FENG YANG MALANG

Xiu Juan memandang sosok wanita di hadapannya—Qian Feng, Assassin Immortal yang terluka parah dan hampir kehilangan kesadaran. Luka-luka bakar mengerikan menutupi sebagian besar tubuhnya, napasnya tersengal-sengal. Xiu Juan tahu, jika mereka tidak bertindak cepat, Qian Feng mungkin tidak akan bertahan lebih lama. Tanpa ragu, Dewi Naga Emas berlutut di sampingnya. "Aku akan mencoba menyelamatkan hidupnya," katanya pelan kepada Suma Hai dan Wei Tian yang berdiri berjaga. "Jaga lingkungan sekitar. Kita tidak tahu bahaya apa lagi yang ada di sini." Tangannya bergerak cekatan, merogoh kantong kecil yang tersembunyi di balik jubah emasnya. Di dalamnya ada beberapa butiran pil obat berwarna hijau keemasan, yang dipersiapkan khusus untuk keadaan darurat seperti ini. Xiu Juan menghancurkan salah satu pil dengan telapak tangannya, lalu meniupkan bubuknya ke luka bakar Qian Feng. Bau herbal yang kuat segera memenuhi udara, melawan aroma abu dan darah di sekitar mereka. “Aku akan memulihkan al
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status