All Chapters of Terperangkap Gairah Dokter Tampan: Chapter 501 - Chapter 510

"Luana!"Kyle sangat panik saat melihat Luana luruh dalam pelukannya, ia pun segera membawa Luana ke rumah sakit dekat hotel. "Siapkan kamar VIP untuknya, ah, tidak jangan, nggak cukup VIP, tapi harus VVIP Lalu periksa kesehatannya secara menyeluruh dari ujung kaki sampai ujung kepala, panggilkan dokter spesialis juga, lakukan CT scan dan ... dan....""Tuan, tolong tenangkan diri Anda. Istri Anda tidak apa-apa, dia hanya terserang demam sehingga pingsan, jadi Anda tidak perlu menghawatirkan apa pun," potong kepala rumah sakit yang berusia sekitar lima puluhan tahun kepada Kyle yangterus saja panik sejak masuk ke dalam rumah sakit ini tadi.Begitu Luana pingsan di pelukannya, pria itu seperti orang yang benar-benar kehilangan kewarasan, dia mengemudi mobil seperti orang gila menuju rumah sakit dan terus menggemparkan isi rumah sakit semenjak masuk ke sini tadi sampai kepala rumah sakit turun sendiri menemui dirinya saat tahu dia siapa.Luana sudah ditangani dengan baik oleh pihak ruma

Setelah kepergian Raven dan Melinda, Kyle pun membaringkan Luana kembali dan meminta dirinya untuk beristirahat. "Kamu nggak usah memikirkan hal itu lagi, nanti akan kulakukan sesuatu di rumah kamu agar hantu itu nggak bisanmengganggu kamu lagi," ucap Kyle, menenangkan Luana seraya mengusap lembut dahi gadis tersebut. Luana tersenyum lega dan mengangguk, membalas genggaman Kyle dengan penuh kasih sayang. "Baiklah, aku sangat percaya kamu.bisa menyelesaikan apa saja." Kyle tertawa kecil mendengar itu dan kembali mengusap dahi Luana agar gadis itu beristirahat. "Aku juga akan membicarakan ini dengan Venus dan memutuskan untuk benar-benar memperhatikan masalah inintapi dengan syarat, kamu nggak bolehnikut campur dalam masalah ini lagi, akunnggak mau tubuhmu mengalami memar-memar misterius seperti ini, nggak boleh pokoknya, mengerti?" tegas Kyle. Melihat tatapan serius dari calon tunangannya tersebut, Luana mengangguk seraya menampakkan wajah pura-pura pasrah. "Aku hanya bisa menu

Leanna menatap Kyle yang sedangduduk di kursi paling depan di meetingkantor mereka tersebut.Wajah tampan itu tanpa ekspresi,.keningnya yang halus sedikit berkerut saat mengikuti rapat, bibir tipisnya terkatup rapat dengan tatapan dingin yang membuat semua orang tak ada yang berani menatap wajah pria itu lama-lama.Kyle tak ubahnya robot, robot tampan yang tak bisa didekati oleh siapa pun.Diam-diam Leanna mendesah dengan napas berat, dia menatap Kyle yang sedang sibuk memimpin rapat tersebut dengan pandangan nelangsa.Ekspresi yang sekarang dikeluarkan Kyle adalah ekspresi khas pria tersebut, harusnya ... harusnya tadi saat menelepon gadis itu, dia juga mengeluarkan ekspresi dingin seperti ini. Bukannya ....Dada Leanna sedikit sesak saat mendengar Luana memanggil pria itu dengan sebutan suami. Sungguh, hatinya tidak terima!Harusnya Kyle juga tadi tidak perlu tersenyum-senyum seperti itu.Memangnya Luana siapa? Kenapa dan bagaimana bisa dia mendapatkan ekspresi seperti itu dari K

Saat Katy menyebutkan bahwa Leanna adalah teman masa kecilnya Kyle, grup chat kembali heboh. [Ohya??? Wah jadi makin penasaran!!.Lalu, lalu, apa ... dia tiba-tiba dikirim kerja ke sini karena mau dijodohkan ???] Pertanyaan dari salah satu teman di grup chat tersebut membuat Luana juga ikut menyimak.jawaban dengan hati berdebar kencang. Benarkah semua itu? Bukankah Luana jauh-jauh dikirim ke sini karena katanya agar bisa lolos kualifikasi menjadi istri Kyle? Kalau memang benar bahwa Leanna dijodohkan dengan Kyle, bukankah ini artinya Luana sama saja menjadi menantu yang tak diinginkan? "Astaga, benarkah begitu?" Luana mendesah, hatinya semakin tenggelam. Katy terlihat sedang mengetik, membuat Luana menunggu isi chat gadis itu dengan berdebar kencang. [Ssssst, ini untuk kita-kita saja, tapi aku pernah denger katanya memang kayak gitu, Leanna ini disuruh pulang dari luar negeri dan kerja jadi sekretarisnya bos karena mereka dijodohkan. Ini valid! Aku dengar sendiri dari

"Lun." Kyle masih tak menyerah, dia terus berjalan mendekati gadis tersebut meski terus dilempar apa saja oleh Luana. "Ngapain kamu ke sini? Pergi!" jerit gadis itu saat Kyle kini naik ke atas tempat tidurnya, Kyle tetap mendekati Luana dengan tanpa menyerah sedikit pun. "Luana, kenapa kamu kayak gini, sih. Aku habis ngapain memangya? Aku tuh nggak bohong kalo seharian ini jadwal aku padat banget, Luana. Sungguh." Kyle mengulurkan tangannya mencoba untuk meraih gadis itu ke dalam pelukan, tapi tangan tersebut langsung ditepis oleh Luana menjauh. "Bodo amat, bodo amat!! Pergi sana!!" Tak cukup menyingkirkan tangan Kyle yang hendak memeluk dirinya, Luana juga menendang pria tersebut agar menjauh darinya, tatapannya penuh dengan kebencian meskipun dibasahi air mata. Kyle menggeleng, memegang kaki Luana yang terus menendang-nendang dirinya dan mendekati gadis itu sampai jarak mereka cukup dekat "Luana, nggak bisa gini. Jangan langsung ambil keputusan sepihak kayak gini, k