"Lun." Kyle masih tak menyerah, dia terus berjalan mendekati gadis tersebut meski terus dilempar apa saja oleh Luana. "Ngapain kamu ke sini? Pergi!" jerit gadis itu saat Kyle kini naik ke atas tempat tidurnya, Kyle tetap mendekati Luana dengan tanpa menyerah sedikit pun. "Luana, kenapa kamu kayak gini, sih. Aku habis ngapain memangya? Aku tuh nggak bohong kalo seharian ini jadwal aku padat banget, Luana. Sungguh." Kyle mengulurkan tangannya mencoba untuk meraih gadis itu ke dalam pelukan, tapi tangan tersebut langsung ditepis oleh Luana menjauh. "Bodo amat, bodo amat!! Pergi sana!!" Tak cukup menyingkirkan tangan Kyle yang hendak memeluk dirinya, Luana juga menendang pria tersebut agar menjauh darinya, tatapannya penuh dengan kebencian meskipun dibasahi air mata. Kyle menggeleng, memegang kaki Luana yang terus menendang-nendang dirinya dan mendekati gadis itu sampai jarak mereka cukup dekat "Luana, nggak bisa gini. Jangan langsung ambil keputusan sepihak kayak gini, k
Kyle menatap Luana yang kini terbaring tenang di ranjang rumah sakit dengan berbagai selang yang menempel di tubuhnya. Helaan napas panjang mengiringi pria yang kini berdiri di luar ruangan di mana Luana sedang dirawat tersebut. Dokter mendeteksi bahwa gadis itu mengalami gejala penyakit jantung sehingga perlu dirawat intensif, sedangkan Kyle tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jantung Luana mengalami kenaikan pembekuan secara signifikan karena emosi dan kesedihan yang menumpuk di dalam dirinya. Rasanya miris sekali, Kyle yang bisa menetralisir pembekuan di jantung Luana, tapi saat ini dia telah menjadi orang yang membuat jantung gadis tersebut membeku lebih cepat karena tindakan sederhana menggendong Leanna ke dalam ruangannya. Melihat Luana yang terbaring tak sadarkan diri seperti itu, Kyle mengepalkan erat kedua tangannya, berjanji dalam hati tidak akan membiarkan siapa yang telah membuat gadis itu sampai pada kondisi seperti ini. Siapa pun yang telah menyebar berita boho
"Permisi, Tuan." Katy masuk ke dalam ruangan, belum tahu apa alasan Kyle memanggilnya. Dia mengira bos-nya tersebut memanggil Katy karena urusan pekerjaan sebab itu gadis berkulit putih tersebut melangkah masuk dengan percaya diri. Semenjak grup chat kantor heboh dengan foto Kyle yang menggendong Leanna dan segala bualan Katy di grup, Luana tidak pernah muncul di grup chat atau pun terlihat online. Katy berpikir gadis itu akhirnya menyerah dengan hubungannya bersama Kyle, merasa sangat puas karena tujuannya tercapai. Bagaimana pun aja ada sedikit rasa itu saat melihat bagaimana perlakuan khusus Kyle kepada gadis yang baru bekerja di kantor mereka tersebut, Katy merasa diperlakukan tidak adil. Bukankah dia juga cantik? Kenapa hanya Luana yang mendapatkan perhatian sang Tuan Muda? Katy tidak tahu bahwa hubungan Kyle dan Luana tidak dimulai sejak gadis itu pertama kali bekerja, tapi bahkan jauh sebelum itu. Rasa iri dengki di hati Katy menyeret dirinya ke dalam kehancuran
Ini hari ke empat Luana dirawat di rumah sakit. Dia merasa bosan bukan main. Dokter memvonis dirinya terserang penyakit jantung jadi harus istirahat total dan dirawat secara intensif selama kurang lebih satu minggu, padahal Luana tahu apa penyebab jantungnya sakit ini. Dia sadar bahwa sekarang, mungkin saja tidak akan bertahan sampai ke gerhana yang akan datang kurang lebih dua bulan lagi itu, Luana merasa kehilangan harapan. Teman-teman di kantornya silih berganti menjenguk Luana, terutama Venus. Venus selalu datang setiap hari dan menanyakan kondisi gadis itu, tapi sayangnya hanya sebatas itu. Luana merasa sangat kesepian. Grup chat yang menjadi sumber masalah penyakitnya ini tiba-tiba dihapus karena Katy, admin grup itu kabarnya keluar dari pekerjaan. Luana tidak bertanya banyak karena dia seakan-akan tak punya energi untuk mengurusi hal-hal seperti itu. Sepanjang hari, selain tidur di ranjang rumah sakit, Luana juga hanya bisa menghabiskan waktunya dengan menonton ba
Gio yang kasihan melihat Luana yang harus bernapas menggunakan selang oksigen, menempelkan tangannya di atas dada gadis tersebut, lalu muncullah cahaya putih dari telapak tangan Gio yang menyinari tubuh Luana. Gadis itu akhirnya bisa bernapas normal, Gio bangkit dan membantu Luana melepaskan alat bantu pernapasan dari hidungnya. "Sudah lebih baik?" Gadis itu mengangguk tapi tak mengatakan apa pun, Gio hanya menarik napas panjang dan mengelus lembut punggung tangannya. "Aku rasa efek racun vampirku nggak separah ini, kamu masih bisa hidup dengan baik-baik saja sampai gerhana datang, tapi kenapa kondisi kamu nge-drop kayak gini? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Luana tak menjawab, hanya bulir-bulir bening yang membasahi pipinya ketika gadis itu menatap Gio, memberi Gio jawaban. "Kenapa malah nangis? Kamu sakit karena bertengkar sama Kyle? Kenapa kalian mudah sekali bertengkar ?" desah Gio dengan lelah, selama dikurung dalam bukit kematian, Gio memang sering iseng melihat ke
"Apa kamu bilang?!" Suara Kyle yang menggelegar karena amarah yang memenuhi dirinya, membuat penjaga yang meneleponnya seketika gemetar ketakutan. "K-kami tidak menyadari apa pun sampai ... sampai tahu-tahu Nona Luana sudah tidak berada di tempat tidurnya. Lalu, saat kami mengecek CCTV, kami melihat bahwa Anda yang membawa pergi Nona Luana," jelas penjaga tersebut dengan suara tergagap-gagap. Kyle menggeleng-geleng dengan frustrasi. "Itu bukan aku!" sergahnya dengan gusar, lalu menepikan mobilnya dan menarik napas panjang untuk menenangkan diri. "Aku baru turun dari pesawat karena perjalanan bisnis ke luar negeri, mana mungkin itu aku?! Jam berapa Luana hilang?!" Kyle bertanya dengan tak sabar, mengerutkan dahinya karena lelah masalah demi masalah terus bertambah. Kapan penculik itu mengambil Luana?! Sebelum naik pesawat, Kyle mendapat telepon dari Venus bahwa Luana sebenarnya menunggu dirinya. Kyle begitu senang mendengar kabar itu dan sangat bersemangat agar bisa seg
Raphael tidak hanya kaget melihat putranya bisa seenaknya keluar dari bukit kematian, tapi juga datang menemuinya dengan membawa seorang gadis manusia yang terkulai dalam dekapannya. "Kapan kamu berhenti membuat ulah, Gio?!" Raphael mengusap kasar wajahnya, merasa sangat lelah mempunyai anak seperti Gio, yang tidak pernah berhenti membawa masalah untuknya. Keanggunan pria vampir itu hilang seketika setiap kali menghadapi ulah Gio. Gio, mengabaikan keputusasaan di wajah ayahnya, menggeleng dengan buru-buru. "Ayah tidak usah banyak tanya dulu, sekarang cepat bawa dia ke laboratorium Ayah dan obati dia! Dia butuh penanganan secepatnya, Ayah!" seru vampir muda tersebut dengan raut wajah panik dan gelisah. Raphael segera menggeleng tegas, tak mengindahkan kegelisahan di wajah putra satu-satunya tersebut meski diam-diam khawatir dengan keadaan manusia yang berada di dalam dekapan Gio. Gadis itu terlihat sangat ringkih dan kecil, detak jantungnya juga sangat lemah. Naluri R
"Lihatlah hasil pemeriksaan ini, Gio. Aku tahu jantungnya mulai membeku karena dia menjadi pengantin vampir yang mana dan akan berubah menjadi vampir seutuhnya jika kamu menghisap darahnya untuk ketiga kali, tapi karena kamu menolak melakukan metode itu untuk menyelamatkannya, akhirnya aku mengerahkan seluruh kemampuan yang kumiliki untuk membuat jantung gadis ini kembali berdetak normal, tapi aku menemukan keanehan saat mengobati dirinya tadi." "Apa itu, Ayah?" Gio tidak membaca lembaran-lembaran kertas berisi hasil penelitian ayahnya tentang kondisi Luana dan penyakit yang dideritanya tersebut, tapi malah bertanya kepada ayahnya dengan ekspresi penasaran. Baru kali ini Gio menyukai hobi ayahnya tersebut karena ternyata bisa berguna untuk kesembuhan Luana. Raphael tampak serius memandang lembar kertas yang kini telah dikembalikan Gio kepada ayahnya. "Dia ... dia tidak seperti manusia biasa pada umumnya. Apakah karena terlalu sering berdekatan dengan Kyle sehingga gadis i
Kyle membalik tubuh Luana sehingga dada mereka saling bertabrakan. Dia tersenyum penuh arti dan tatapan menggoda, membuat Luana pura-pura terkejut seraya membelalakkan matanya. "Astaga! Kamu ini nggak ada puas-puasnya, ya! Satu jam lalu kita baru saja—" Ucapan istrinya tersebut dipotong Kyle dengan memberinya sebuah kecupan di bibir sehingga sang istri pun berhenti bicara. "Anggap saja ini penambah energi sebelum besok aku harus kerja lembur," jawabnya kalem. "Ya ampun, staminamu benar-benar luar biasa! Bisa-bisa aku sudah hamil saat datang di pernikahan Rion dan Leanna," protes Luana, meski dengan tersenyum simpul. Luana, memandang suaminya sambil geleng-geleng kepala, sedangkan Kyle hanya tertawa dan mengangkat tubuh mungil istrinya tersebut. "Hal itu kita pikirkan nanti saja, sekarang, ayo kita bersenang-senang di atas tempat tidur!" Pernikahan Leanna dan Rion berjalan sangat meriah karena Leanna merupakan seorang putri tunggal. Banyak yang bahagia sekal
Melihat kehebohan istrinya yang sangat antusias dengan pernikahan Rion dan Leanna tersebut, membuat Kyle hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar dan menarik napas panjang. "Rion!" Dia menatap tajam ke arah Rion untuk menelisik apakah ada sandiwara di tatapan dan senyum yang dia hadiahkan untuk Leanna, tapi Kyle tak menemukan apa pun. Sepertinya, Rion memang serius untuk menikah dengan Leanna. "Apakah dia benar-benar serius?" gumam Kyle, sangsi. Kyle sangat tahu bahwa sekretaris sekaligus tangan kanannya tersebut, selalu serius dalam mengambil tindakan. "Ha, terserah dia." Kyle akhirnya menyerah dan menatap sang sekretaris dengan pasrah. "Baiklah, baiklah. Aku ucapkan selamat padamu kalau begitu. Jadi sekarang gantian, hm? Setelah aku datang dari bulan madu, kamu yang akan pergi? Apakah ini balas dendam jenis baru?" Kyle dengan nada curiga bertanya, sedikit mengolok dan menggoda sekretaris yang sudah seperti temannya sendiri tersebut karena memberi tahu bahwa
"Astaga, Rion. Aku baru pulang dari bulan madu dan kamu sudah datang ke sini? Tolong beri aku waktu semalam dan besok aku pastikan akan bekerja lagi." Kyle mendesah dengan ekspresi yang sengaja dilebih-lebihkan saat melihat sekretarisnya itu sudah mengunjungi rumahnya, saat dia baru beberapa jam pulang dari bulan madu. Kyle membuka lebar pintu rumahnya, rumah baru yang dia tinggali bersama Luana, dan mempersilakan Rion untuk masuk. "Tuan Muda, saya datang bukan untuk membicarakan pekerjaan, meski Anda memperpanjang bulan madu Anda tanpa mengonfirmasikan dulu kepada saya sehingga saya harus kerja lembur," jawab Rion dengan tenang. Sindirannya tersebut membuat Kyle nyengir lebar. Bulan madu Kyle memang dijadwalkan hanya selama satu minggu, tapi karena dia sedang tergila-gila kepada tubuh Luana seperti seorang remaja yang baru mengenal cinta, dengan kurang bertanggung jawabnya, Kyle menambah hari bulan madu menjadi dua minggu. Akibat tindakannya tersebut—yang juga sengaja
"Terima kasih banyak," ucap Kyle seraya mengecup kening istrinya yang sudah separuh tertidur. Begitu berhasil melakukan malam pertama dan melihat Luana menikmati aktivitas tersebut, Kyle tak bisa berhenti. Kyle lega saat tahu bahwa cairan kental miliknya ternyata kini sudah tidak membahayakan Luana, mungkin karena sekarang Luana adalah manusia setengah vampir sehingga tubuhnya mempunyai kekebalan dan bisa menerima dengan baik cairan kental milik Kyle di dalam tubuhnya. Dia seperti menggila karena menahan terlalu lama sehingga malam itu tidak cukup hanya sekali, tapi Kyle terus melakukannya berkali-kali, sampai Luana kelelahan dan jatuh tertidur. "Terima kasih banyak sudah melayaniku dengan baik. Maaf, kamu pasti kelelahan." Kyle terlihat menyesal menatap wajah Luana yang sudah terlelap, membenahi rambutnya sehingga rapi kembali. Dari dulu Luana ini seperti candu bagi Kyle, sekali dia masuk, dia tidak bisa berhenti, dan malam ini pria itu menggila. Namun, melihat
"mmmmh!" Luana tidak mengangguk tapi Kyle merasakan pahanya yang mengenang saat jemari pria itu membelai bagian dalam milik Luana. "Jangan takut. Aku janji nggak akan sakit kali ini. Kalo kamu tegang, kamu nggak akan bisa menikmatinya dan mungkin malam pertama kita akan gagal, kamu harus rileks untuk bisa menikmati ini, Sayang." Kyle memeluknya erat-erat dengan wajah penuh kasih. Di percobaan pertama dulu mungkin dia terlalu terburu-buru sehingga ketika belum masuk sepenuhnya, Luana menolak karena sakit. Kyle berjanji akan memperlakukan istrinya itu dengan sangat lembut, sehingga gadis itu bisa merasakanpengalaman yang indah tentang pernikahan dan malam pertama. Kyle tidak ingin memaksakan dirinya pada Luana merasa belum siap. Dia ingin menikmati malam yang penuh gairah bersama istri tercintanya tersebut. Kyle dengan lemah lembut memeluk pinggulnya dan mereka pun saling berpelukan. Tangannya dengan lembut meluncur turun ke punggungnya, tetapi dia tidak mencoba untuk meng
Luana yang duduk dan sudah mulai bisa menenangkan dirinya, mencoba menjawab semua kebingungan Gio tersebut. "Begini, aku akan menjelaskannya padamu, Kak." Gio merasa sedikit tertohok saat Luana memanggil dirinya kakak, berbeda dengan Luana yang suka mendapatkan kakak baru, Gio yang masih menaruh hati padanya tentu merasa itu adalah sebuah hal yang tidak mengenakkan. Luana membuka mulutnya dan mulai bicara, tapi Kyle segera menginterupsi, "Kalo kamu masih shock, biar aku saja yang menjelaskan padanya, Sayang," sela Kyle sembari menepuk lembut puncak kepala Luana sebelum menoleh kepada Gio yang kebingungan. Luana akhirnya mengangguk dan mengatakan kepada Kyle supaya membantu Gio untuk memahami apa yang sedang terjadi ini. Kyle mendekat kepada Gio dan mulai berkata dengan suara pelan seraya memandang ke para tamu undangan yang mulai kembali ke tempat masing-masing. "Setelah Luana menjadi setengah vampir dengan darah ayahmu yang mengalir di dalam tubuhnya, Luana pun mewar
Kyle menarik gadis mungil itu ke dalam pelukannya, menaruh dagunya di atas kepala gadis yang kini bergelung di pelukannya tersebut. "Dia tersenyum lebar karena berpikir akan berhasil melenyapkan dirimu, Luana. Kamu nggak perlu bersimpati kepada orang seperti dia, Sayang," jawab Kyle seraya menggelengkan kepala. Akhir tragis yang seperti itu sangatlah cocok untuk Jasmine, dia masih ingat bagaimana perempuan itu terus berusaha melenyapkan Luana dan memisahkan hubungan mereka. Seandainya Kyle tahu bahwa si wanita tak tahu diri itu masih berusaha menyingkirkan Luana dari kehidupan ini, maka siang itu, dia pasti akan menghabisi nyawanya langsung, tanpa peduli jika harus berhadapan dengan sidang komite succubus. "Narmun, untunglah kali ini Luana lagi-lagi lepas dari maut, meskipun mereka berdua harus terus waspada di hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidup keduanya. Jasmine memang pengganggu!" Luana membenamkan kepalanya di dada Kyle yang hangat, tempat ya
"Luana!" Secara spontan, Gio berteriak, menyibak kerumunan orang untuk segera melihat bagaimana keadaan Luana. Apakah sudah terlambat baginya untuk menyelamatkan gadis itu?! Sial, sial. Kenapa dulu dia memberi Jasmine racun yang bisa membunuh siapa pun dalam beberapa detik saja karena ganasnya racun tersebut?! Gio benar-benar menyesal, dia tak ingin berakhir seperti ini. Tidak! Luana tidak boleh mati di tangan Jasmine seperti ini! Kenapa tadi dia terlambat memahami ucapan Jasmine? Gadis itu bilang kalau datang ke pesta ini untuk melihat tontonan menarik, apakah maksudnya itu melihat kematian Luana karena meminum racun yang dia berikan? Gio tidak menyangka akan kecolongan seperti ini. Luana... apa yang harus dia katakan kepada Kyle jika nanti Jasmine buka suara bahwa racun itu dari dirinya? Pertarungan besar tak akan bisa dihindarkan antara dirinya dan Kyle. Hal itu tidak boleh terjadi, jika memang Jasmine berhasil membunuh Luana, dia tidak boleh memboco
Pesta pernikahan Luana dan Kyle dilaksanakan di sebuah ruangan megah dengan hiasan mewah yang membuat semua orang terpana. Mereka yang datang ke pesta itu langsung tahu bahwa ini adalah pesta pernikahan yang pantas untuk seorang pemilik Zeus Group yang kaya raya tersebut. Pesta itu diadakan secara privat dengan keamanan tingkat tinggi. Gio yang disuruh ayahnya untuk hadir di pesta pernikahan 'adiknya' itu, memilih untuk tak bergabung dalam keramaian pesta dan berdiri di pojok sambil menyesap anggur di tangan. Gio tak habis pikir kenapa ayahnya memaksa dia untuk datang ke pesta ini, padahal tahu bahwa vampir muda itu belum sepenuhnya move on dari Luana. Setelah berhasil menyelamatkan Luana dari pembekuan jantung yang mengakibatkan kematiannya, Kyle memaafkan Gio dan tidak meminta dirinya untuk dikurung dalam bukit kematian lagi. Gio berpikir bahwa hidupnya akan tenang dengan dia benar-benar menjauh dari apa pun yang berhubungan dengan Luana dan mulai merelakan dirinya. Na