All Chapters of Terperangkap Gairah Dokter Tampan: Chapter 401 - Chapter 410

565 Chapters

401. Aku Kedinginan, Luana.

"Kamu tahu.... " Kyle berkata dengan napas tersengal-sengal. "Cuma tubuh kamu yang bisa membuat suhu tubuhku hangat kembali, Luana," lanjutnya dengan suara lemah. Mendengar itu, Luana tanpa ragu segera berdiri dan melempar jas yang ia pakai ke lantai. "Baiklah. Aku akan melakukannya, aku akan melakukan hal itu, Kyle. Aku akan melakukan apa pun! Kamu harus sembuh, kamu nggak boleh pergi!" teriak Luana dengan penuh tekad. Gadis itu segera berlari ke pintu untuk menguncinya dan menepuk tangan satu kali sebagai sensor lampu, membuat ruangan itu seketika gelap gulita. "Kyle, tunggu. Aku akan membantumu!" Luana tanpa ragu dia melepas blush hijau muda yang dia pakai dan melempar bra miliknya ke lantai, kemudian dengan tubuh atas tanpa memakai apa pun, mulai naik ke atas tubuh Kyle yang terbaring di sofa. "Kamu percaya sama aku, oke? Aku akan melakukan seperti saat membuat kamu bisa kembali normal ketika SMA, aku akan membuat kamu sembuh lagi, Kyle. Jangan pergi dulu, jang
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

402. Apakah Aku Pelacur Pribadimu?

"Luana? Bolehkah?" Pria itu meminta izin untuk menjilati leher dan dadanya yang penuh keringat. Saat Luana dengan malu-malu mengangguk, Kyle segera dengan tekun melakukan apa yang dia inginkan. Kyle baru tahu, bahwa keringat gadis ini ketika sedang terangsang ternyata bisa membantu mengembalikan kekuatan miliknya yang sempat menghilang. Magic stone bahkan tak ada apa-apanya dibandingkan ini. Saat keringat Luana habis dijilat oleh Kyle, kyle memandang Luana dengan ekspresi lapar. "Lun, cara bikin kamu berkeringat bagaimana?" bisiknya dengan suara menggoda, membuat gadis itu memandang Kyle dengan pipi merona merah, sementara Kyle menggesek penis miliknya yang sudah tegak di antara paha Luana. "Kenapa tiba-tiba ingin membuat saya berkeringat, Tuan?" Luana yang gugup, sampai tanpa sadar berbicara formal kepada Kyle. Kyle tidak menjawab, malah melesak kan mulutnya di buah dada Luana yang benar-benar menggoda, membuat gadis itu mengerang pelan dan menggeliat. "Hah
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

403. Kenapa Kamu Menangis?

Saat keluar dari ruangan Kyle, Luana berusaha tegar dan bersikap seakan tak ada apa-apa. Namun, begitu sampai depan kamar mandi kantor, langkahnya mulai goyah. "Ah." Luana membuka pelan pintu kamar mandi, duduk dia atas toilet dan membuang celana dalamnya yang basah ke tempat sampah dengan ekspresi lunglai. "Kenapa.... " Gadis itu mendesah, menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis tersedu-sedu. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar suara isakannya tidak terdengar sampai luar. "Kyle, kenapa kamu begini padaku?" gumamnya nelangsa. Menangis seperti itu rasanya lebih sakit dan menyesakkan, tapi hal itu tidak sesakit yang di rasakannya sekarang. Dirinya merasa hancur saat diusir seperti wanita murahan oleh Kyle tadi, hati gadis itu kini remuk redam. "Teganya kamu, Kyle. Teganya.... " Dia menangis sampai bahunya naik-turun, menekan dadanya yang terasa sangat sesak sampai kesulitan bernapas. Dengan pandangan penuh kaca-kaca air mata yang siap tumpah,
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

404. Dihibur Gio

"Sudah kubilang, jangan nangis," ucap Gio. Luana menggeleng, mengusap pipinya yang basah dan menjawab. "Siapa yang nangis, aku nggak nangis." Gio menyilangkan tangan di dada dan menatap Luana dengan pandangan mengejek. "Ah, benar. Kamu, kan, gengsian." Sindiran Gio tersebut seketika membuat bibir Luana cemberut. "Ngapain juga aku gengsi sama kamu!l" serunya sambil menatap jengkel kepada Gio. Gio hanya tertawa kecil, mencondongkan badannya yang tinggi ke arah Luana dan bertanya dengan tenang. "Si Tuan Muda itu nyakitin kamu? Kamu masuk lagi ke dalam bukan karena ada barang yang ketinggalan, tapi menemui dia, bukan?" Luana melengos sebal, mengarahkan pandangan ke jalanan sore depan kantor yang penuh lalu lalang mobil. "Sok tau. Nyebelin," jawabnya dengan bibir cemberut dan muka ditekuk. Gio tersenyum melihat ekspresi manyun gadis mungil itu, lalu dengan santai berucap. "Berarti jawabannya iya." "Enggak!" Luana segera melayangkan tatapan judes padanya, men
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

405. Dasar Cengeng

Gio mengetuk pelan puncak kepala Luana satu kali sambil sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis itu. "Kenapa kamu nggak tanya baik-baik kenapa dia tadi ngusir kamu, Luna? Aku tebak, kamu langsung pergi dan menangis seperti ini, kan?" tanyanya tenang. Luana membuang pandang sembari menggigit bibir bawahnya. "Itu.... " Dia tidak bisa menjawab. Dia tidak mau mengakui, bahwa dirinya takut bertanya pada Kyle dan mendapat jawaban yang membuat gadis itu semakin hancur, semisal benar kalau Kyle memang membuang dirinya setelah menikmati tubuhnya. Gio, memandang Luana seperti seorang kakak laki-laki yang menasehati adik perempuannya yang menangis karena bertengkar dengan pacar. "Kamu bilang, Kyle bukan tipe yangbakal memukul atau maki-maki kamu, dia nggak mungkin ngelakuin hal itu ke kamu. Jadi, dia juga bukan tipe yang akan ngusir kamu setelah make kamu, kan?" Luana menatap Gio, mengerjapkan mata berkali-kali dengan ekspresi sendu seperti anak kecil
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

406. Salah Paham Lagi

"Kenapa kamu manggil aku Luna terus,sih, dari tadi? Namaku tuh Luana. L-U-A-NA." Luana mengeja namanya di depan Gio karena kesal pria itu mengubah panggilannya sesuka hati. "Bagiku, kamu Luna-ku," jawab Gio cuek, tersenyum geli melihat Luana yang lagi-lagi cemberut. "Luna?" "Ya, kamu memberi kehidupan baru padaku, kamu sudah seperti rembulan bagiku," jawab Gio dengan tenang. Luana yang masih tidak mengerti kenapa Gio melihat dirinya seperti rembulan, memilih tidak memikirkannya lebih lanjut. "Hm, terserahlah. Tapi kamu agak aneh, kenapa menyamakan aku dengan rembulan, kenapa nggak matahari?" tanya Luana, bingung. Gio lagi-lagi hanya mengendikkan bahu. "Pengen aja." "Dasar aneh." Atas ejekan dari Luana tersebut, Gio tertawa lebar. "Tapi aku tampan, 'kan? Kalau kamu nggak bilang aku tampan, berarti Kyle juga jelek karena wajah kita tuh sama," ancamnya. "liih. Kenapa kamu itu nyebelin banget, sih! Serius deh!" Luana menatap sebal vampir jangkung di depannya
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

407. Jebakan Licik Gio

Luana, mengusap air matanya dan menatap Gio dengan bibir cemberut. "Kamu tadi minta aku buat menemani kamu main, kan? Sini aku temani. Aku temani sampai kamu bosan main game, kalau perlu sampai pagi." Luana mengatakan itu dengan suara serak. Untunglah besok hari Sabtu, sehingga dia tidak perlu bertemu dengan Kyle sampai hari Senin depan. Gio menggeleng tegas, menunduk untuk menyamakan tinggi wajahnya dengan wajah Luana dan menatap gadis mungil itu dengan tajam. "Luna, kamu janji bakal balik sambil tersenyum, kenapa malah nangis lagi? Ada apa? Cerita sama aku, Luna." Ucapan Gio itu dijawab Luana dengan gelengan, dia balas menatap tajam kepada pria jangkung yang wajahnya sama persis dengan Kyle tersebut. "Nggak usah tanya-tanya karena aku nggak bakal mau cerita!" Melihat kekeras kepalaan di wajah gadis itu, Gio hanya menarik nafas panjang dan memilih untuk mengalah. "Ya sudah. Kamu mau ajak aku ke mana sekarang?" Luana kembali menyeret tangan Gio menuju pinggir j
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

408. Kamu Benci Aku?

Sama seperti Rion yang terperangah dengan apa yang sedang terjadi, Kyle juga memandang tangannya dan meja tersebut dengan raut tak percaya. "Aku ... aku nggak memukulnya terlalu keras, kok." Kyle berkata, membela diri. Rion menggeleng mendengar alasan Kyle tersebut, lantas memandang tuan mudanya dengan masih terperangah. "Meja itu hancur dengan mudah. Bukankah .. ini artinya kekuatan Anda kembali pulih, Tuan? Hah. Menakjubkan! Luana benar-benar membuat Anda menjadi Kyle yang asli, Tuan!" Rion berseru dengan tak percaya memandang tangan Kyle dan meja Giok yang hancur itu bergantian. "Tunggu, atau ini gara-gara magic stone?" gumam Rion, memandang batu ajaib berwarna merah yang ada di ruangan Kyle. Atas dugaan Rion tersebut, Kyle seketika menggeleng. "Magic stone itu nggak berpengaruh apa-apa padaku, seharian aku memakainya tapi tubuhku tetap lemas. Tapi setelah melakukan hal itu dengan Luana—" "A-Anda melakukan hal 'itu' dengannya di sini? Itukah alasan kenapa letak
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

409. Dimarahi

"Tuan, apa yang Anda pikirkan sampai mengusir keluar seorang gadis yang telah Anda gunakan sebagai media untuk mengeluarkan... ehm, sperma Anda? Dia ... dia Luana, Tuan! Dia bukan PSK atau perempuan murahan yang menjual dirinya di bawah lampu merah. Wajar jika dia menangis. Anda benar-benar tidak bermoral!" Rion segera mengomel panjang lebar dalam sekali napas, dia memarahi Kyle yang begitu tidak terhormat nya mengusir seorang gadis, setelah menggunakan tubuhnya. Pria itu terus mengatakan kepada Kyle, betapa tidak bermoralnya dirinya dan wajar jika Luana sampai menangis, dan itu semua karena kesalahan Kyle. "Kenapa Anda begitu kejamnya melakukan hal itu, Tuan? Anda bilang kalau Anda mencintai Luana, tapi apa? Bagaimana bisa Anda malah mengusirnya bukannya memeluk dan membisikkan terima kasih? Ayah saya tidak mendidik Anda menjadi lelaki kejam ini!" Rion masih saja belum puas mengomeli Kyle karena telah mengusir Luana begitu saja setelah bermain-main dengannya. Dia bisa me
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

410. Cintaku Hanya Untuk Kyle

"Aaah, puas banget mainnya! Aku nggak nyangka dunia manusia punya banyak game seru seperti tadi. Serius.". Gio berjalan di samping Luana keluar dari game center dengan ekspresi puas dan berseri-seri, membuat Luana tersenyum-senyum melihat bagaimana cerahnya wajah vampir di sampingnya itu. "Nah, kamu nggak bakal nyesel kan kalo main sama aku, aku tuh tahu kesukaan kamu apa," jawab Luana dengan dada membusung bangga. Gio tertawa dan menepuk puncak kepala gadis di sampingnya itu satu kali. Dia benar-benar puas bermain game hari ini bahkan tidak terasa hari sudah malam. "Percaya banget, kemampuan kamu memang nggak perlu dipertanyakan lagi!" jawab Gio. Gio mengangguk-angguk dan memuji gadis itu, sementara Luana tertawa bangga. "Luana gitu lho." Keduanya kini berjalan beriringan dengan Luana yang makan es krim, hari sudah malam tapi karena cuaca yangcerah dan mungkin karena besok hari libur, banyak orang yang masih berkeliaran. "Apa kamu sering main ke situ, Lu?" K
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
PREV
1
...
3940414243
...
57
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status