Home / Romansa / CEO Tampan Itu Ayah Putraku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of CEO Tampan Itu Ayah Putraku : Chapter 131 - Chapter 140

154 Chapters

30. Tipuan

Kelly dan Dofman yang sedang menikmati adegan percintaan mereka itu pun seketika terbelalak kaget setengah mati.Keduanya yang sedang tidak mengenakan pakaian sehelai pun segera melepaskan diri mereka lalu mencari-cari pakaian mereka."Justin, kapan kau kembali?" tanya Kelly seakan dia tak membahas apa yang sedang dia lakukan bersama dengan Dofman.Justin hanya terdiam membisu dan langsung menoleh ke arah rekan kerjanya yang sedang menggunakan celananya dengan begitu sangat gugup hingga celana itu tidak bisa terpakai dengan benar."Mau aku bantu memakai celanamu, Dofman?" ucap Justin dengan begitu malasnya.Sindiran itu membuat Dofman langsung memucat karena tak menyangka sang rekan kerja sudah sampai di sana dan bahkan saat ini telah memergokinya saat dia sedang bercinta dengan calon istrinya.Dofman menelan ludahnya dengan begitu susah payah dan segera saja berkata, "Justin, kau sudah salah paham. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku dan-""Benar, Justin. Kami tidak melakukan
Read more

31. Ancaman I

Justin sungguh tidak menyangka bila ternyata wanita yang dia anggap sekarang ini telah menjadi mantan tunangannya itu tidak memiliki rasa malu sedikitpun.Kelly terlihat cuek dan tidak merasa gelisah ataupun khawatir tentang pendapat Justin tentangnya.Justin pun jadi berpikir bila selama ini kemungkinan besar Kelly benar-benar sering berkhianat darinya sehingga hubungan seksual pun terlihat biasa saja di mata.Astaga!Sudah berapa dia telah dibodohi begini? Sungguh Justin merasa begitu menyesal karena tahu belakangan."Justin, jangan perlakukan aku seperti ini!" ucap wanita itu dengan raut wajah memelas dan terlihat seperti ingin menangis. Justin sungguh membenci hal seperti ini dan dia paling tidak menyukai sebuah drama yang dipenuhi oleh kebohongan.Apalagi dia sudah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bila Kelly memanglah tidak memiliki hati sampai-sampai dia membawa laki-laki lain ke apartemen mereka. Yang Justin tidak habis pikir adalah wanita itu yang melakukan hal menj
Read more

32. Ancaman II

Justin ingin memukul kepalanya sendiri saat melihat Kelly yang keras kepala itu.Astaga.Baru kali ini dirinya merasa sangat menyesal telah memiliki hubungan yang cukup lama dengan Kelly.Wanita itu tidak hanya telah menipunya mentah-mentah tetapi juga menjadi orang yang begitu sangat keras kepala dan merasa paling benar.Kelly bahkan tidak terlihat sangat menyesal atas apa yang dia lakukan, persis seperti Dofman.Mereka berdua tidak ada bedanya dan terlihat sangat cocok satu sama lain.Sampai-sampai Justin berpikir bila seandainya mereka berdua bertemu satu sama lain sebelum Kelly bertemu dengan dirinya, mereka pasti akan menjadi pasangan yang sangat cocok."Kelly, jangan memintaku untuk melakukan hal yang tidak ingin aku lakukan kepadamu!" kata Justin dengan nada dingin.Kelly tetap bersikeras untuk berdiri di depan mobil Justin tanpa berniat untuk menyingkir."Sudah kubilang, aku tidak akan pergi dari sini dan kalau kamu memang mau pergi, kamu bisa melewati aku dengan menabrakku."
Read more

33. Kelly

Setelah mengatakan hal itu, Justin berjalan menuju ruangannya yang sialnya memang masih satu ruangan dengan Dofman. Tetapi setelah ucapan Justin itu, Dofman menjadi tidak berani berbicara dengan Justin lagi. Bahkan sampai jam istirahat makan siang, Dofman sama sekali tidak mengatakan sepatah kata apapun. Meskipun itu hanya sekedar untuk berbicara dengan temannya yang lain. Beberapa orang mulai terlihat curiga dengan situasi aneh yang terjadi antara dua orang yang diketahui sangat dekat itu. Namun, tak ada satupun di antara mereka yang berani angkat bicara, apalagi setelah melihat wajah Justin yang terlihat dingin. "Justin, bagaimana menurutmu tentang kasus istri dari Mikael Alexander itu?" tanya Reiner yang berusaha memecah suasana yang kaku itu. Pria itu adalah senior Justin yang usianya beberapa tahun lebih tua dari pada Justin. Justin sangat menghargai Reiner karena pria itu termasuk salah satu detektif terbaik di kantornya. Maka, Justin pun menjawab pertanyaan Reiner dengan s
Read more

34. Ketegasan

Kelly membelalakkan matanya ketika mendengar saran Justin tersebut.Sungguh reaksi Justin di luar dugaannya.Gadis muda itu menatap Justin dengan penuh kekecewaan, "Justin, aku tahu aku telah berbuat salah kepadamu dan aku pun juga sudah meminta maaf kepadamu. Mengapa kamu tidak mau memaafkan aku dan menerimaku lagi tapi sekarang malah menyenangkan aku untuk pergi ke dokter? Demi memeriksakan kondisi kejiwaanku?"Dia kemudian tertawa miris dan seketika air matanya jatuh menetes. Justin hanya diam saja dan tak berbuat apapun. Padahal dulu ketika pacarnya itu sedang menangis dia akan berusaha mati-matian untuk menghibur dirinya.Dia rela melakukan apa saja jika itu demi membuat Kelly tersenyum karena senyumnya adalah kebahagiaan untuknya.Demi Kelly, dia akan mencoba untuk menerjang apapun termasuk badai yang menghadangnya. Semua itu dia lakukan untuk menjadikan dirinya seorang ratu di istananya sendiri.Ya, sedalam itulah cinta seorang Justin pada Kelly. Akan tetapi, rupanya perbua
Read more

35. Kepindahan

Sebuah gurat keheranan pasti terbentuk di dahi Mikael.Tak biasanya putranya tidur dengan istrinya seperti itu kecuali di saat-saat tertentu, sebagai contoh ketika putranya sedang begitu sangat merindukan ibunya.Namun, Mikael yang kelelahan tidak mau berpikir panjang sehingga dia segera meletakkan beberapa barang-barangnya di atas nakas lalu berganti pakaiannya dengan piyama dan naik ke atas tempat tidur.Sean yang menyadari ayahnya sudah naik ke atas tempat tidurnya itu tentu saja tak bisa bergerak. Dia pada akhirnya tetap berakting tidur."Selamat tidur, putraku," ucap Mikael yang kemudian mengecup pipi putranya lalu memeluknya hingga dia sendiri terlelap.Sean juga akhirnya bisa tertidur pulas hingga pagi menjelang.Ananta yang terbangun pertama kali menatap dua orang itu dengan penuh tanya."Ayah anak ini benar-benar ya," gumam wanita itu.Tapi, ada sedikit kelegaan di dalam hatinya ketika melihat pemandangan yang sangat memanjakan matanya itu. Hal itu juga telah membuat dirinya
Read more

36. Bandara

Justin tentu saja tak mau mengatakannya sehingga dia hanya berkata, "Tidak penting. Yang paling utama adalah aku yakin aku bisa lebih berkembang di negara itu karena mereka membutuhkan aku."Cindy pun tak bisa menanyai lagi teman kerjanya itu dan hanya bisa menanggapi, "Ya sudah, semoga apapun keputusanmu itu bisa membuatmu naik ke puncak tertinggi dan semoga di sana kamu mendapatkan gadis yang jauh lebih baik."Mata Justin kontak melebar ketika Cindy mengatakan hal itu."Kau? Apa maksudmu? Aku ke sana tidak untuk mencari seorang gadis, aku ingin bekerja di sana dan mencari uang," jawab Justin terlihat tidak terima dengan ucapan Cindy.Cindy mengibaskan tangannya seakan mengerti apa yang dikatakan oleh Justin tetapi gadis itu tetap saja berkata, "Aku paham, Justin. Hanya saja, tidak ada salahnya juga jika ternyata disana kamu menemukan seorang gadis yang bisa memikat hatimu.""Tapi, aku ....""Sudahlah, lagi pula kau kagum pada salah satu klienmu yang berasal dari negara itu. Berarti
Read more

37. Kebetulan yang Tidak Habis

Pertanyaan tersebut hanyalah sebuah retorika saja karena sebenarnya Justin pun juga sudah bisa menebak bila tujuan mereka adalah kota yang sama dan mereka terbang di dalam satu pesawat yang sama.Jakarta. Wanita itu juga memiliki tujuan ke kota yang sama dengannya. Oh, tapi dia tidak perlu khawatir. Seingat dirinya, Jakarta itu sangatlah luas sehingga tidak mungkin bila dirinya juga akan berada di lokasi yang berdekatan dengan wanita yang merupakan istri Mikael Alexander itu.Sekitar 10 menit sebelum keberangkatan dan ketika dia sudah duduk di kursinya, Justin lagi-lagi dibuat sangat keheranan karena Ananta dan Sean yang duduk tepat di depannya.Dia sungguh tak habis pikir dengan kebetulan-kebetulan yang datang kepadanya.Semoga nanti di Jakarta, kami tak benar-benar tidak tinggal berdekatan.Bahkan, kini dia juga lebih bisa mendengar pembicaraan dua orang itu dengan sangat jelas. Justin makin merapatkan jaket dan membenarkan letak topinya agar penyamarannya berhasil."Ma, nanti kita
Read more

38. Indonesia

Akan tetapi semua itu harus segera dia lupakan dikarenakan dia akan segera tiba di negara kelahirannya yang dia cintai itu."Indonesia," gumam Ananta pelan yang ternyata begitu sangat merindukan negaranya itu.Sekarang yang ingin dia pikirkan adalah bagaimana dia menghabiskan waktunya di Indonesia dan ingin menunda segala masalah yang terjadi di Inggris untuk sementara waktu.Maka, untuk menyibukkan otaknya agar teralih dari masalahnya dengan sang suami yang membuatnya pusing itu, Ananta segera merencanakan beberapa hal yang ingin dia lakukan di sana.Ketika hanya tinggal 2 jam lagi mereka akan mendarat di Jakarta, Sean yang sudah berkali-kali terbangun itu pun memilih untuk tidak lagi memejamkan mata."Mama, selain kita pergi ke rumah nenek dan kakek lalu ke rumah Tante Haruka, kita akan pergi ke mana lagi?" tanya Sean dengan wajah polosnya.Ananta tentu saja sangat senang mendengar pertanyaan itu dari putranya, "Hm, kita akan pergi ke the Himalaya Resort, Sayang. Kamu pasti juga ing
Read more

39. Kecemasan

Sungguh ketika putri sulungnya, Ananta Wiriyo yang dia dulu pernah sia-siakan dan dia sakiti dengan begitu amat kejamnya berkata seperti itu, hati Johan seketika terasa begitu sakit.Bagaimana bisa dia dulu memiliki hati yang keras hingga mencoret nama putri sulungnya itu dari dalam daftar keluarga Wiriyo?Dia sungguh merasa sangat bersalah kepada putrinya itu. Ananta terlalu baik dan bahkan memiliki hati yang begitu sangat lembut sampai-sampai putrinya itu masih menyimpan kepedulian yang sangat besar terhadap adiknya yang telah menyakiti hatinya.Padahal, Vina jelas-jelas masih menaruh rasa benci pada Ananta di detik-detik gadis itu menjadi gila. Ananta pun tahu bila adiknya itu begitu membencinya, tapi nyatanya Ananta mengabaikan fakta itu. Rasa malu pun kembali muncul di dalam hatinya hingga dia tak berani menjawab ucapan putrinya itu. Mana mungkin dia membebani Ananta masalah Vina? Dia tidak bisa melakukannya.Akan tetapi, Ananta sama sekali tidak menyerah dan malah berkata sekal
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status