Seketika itu juga aku tersadar. Benar juga, aku tidak boleh sampai kehilangan semua yang aku punya begitu saja. Kalaupun aku melawan, pada akhirnya aku yang akan rugi. Alhasil ponselku pun lama-lama berhenti berdering.Sembari menatap sorot mata Fanny yang begitu tegas, aku pun kembali tenang dan pikiranku jadi jernih kembali.“Aku ngerti sekarang! Untung saja di saat begini ada orang lain di sampingku yang terus mengingatkan aku harus gimana,” kataku.Saat itu ponselku kembali berdering. Aku sudah menenangkan diri dan Fanny mengembalikan ponselnya padaku, sambil berkata, “Kamu pasti bisa.”Aku menarik napas panjang dan mengangkat teleponnya. “Halo, sayang! Akhirnya kamu telepon juga. Aku mau tanya, uang yang ada di kartu kita ke mana, ya? Ini Adele lagi kena pneumonia akut, tengah malam tadi aku bawa dia ke rumah sakit. Pas itu aku lagi nggak bawa cash, pas aku mau tarik uangnya, ternyata uangnya sudah nggak ada!”Fanny langsung menepuk jidatnya seketika dia mendengar aku berkata sepe
Read more