Home / CEO / Anak Rahasia Sang CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Anak Rahasia Sang CEO: Chapter 41 - Chapter 50

54 Chapters

41. Ancaman yang Mungkin Datang

Fara sudah bangun saat pagi menyapa, bahkan sudah berganti pakaian. Dia berdiri di depan Rajang melihat ayah dan anak itu masih tertidur lelap di kasurnya. Usai bercanda dengan Daryn dini hari tadi, entah apa yang membuat pria itu akhirnya tertidur lelap. Fara memikirkannya, apa yang di katakan Daryn dan yang dia katakan tadi itu.“Kau sungguh akan menjadi kekasihnya, Fara?” Hatinya bertanya sementara pandangannya pada pria itu.Tidak ada yang Fara katakan, dia masih memikirkannya juga belum menjawab Daryn. Apa yang harus dia lakukan? Dia merasa apa yang Daryn sampaikan itu tulus, dari hatinya tapi apakah harus di saat seperti ini ketika hubungannya dengan Sandra masih terjalin walaupun tak begitu jelas. Fara tidak tahu apa pun soal itu, dan tidak mau tahu.“Aku butuh waktu,” katanya dalam hati.Ada luka juga dalam hatinya yang disebabkan dari sebuah hubungan. Dia ditinggalkan begitu saja tanpa pamitan, tanpa kata perpisahan. Bagaimana dia bisa mencintai seseorang yang meninggalkannya
Read more

42. Mencoba Menghadapi

“Kau baru bangun?” Dennda bertanya heran. Perhatiannya terpusat pada sang putra yang rambutnya tampak berantakan yang semakin membuat sang ibu bingung. Daryn hanya mengangguk acuh dan menuangkan air ke gelas lalu meminumnya. Sementara Dennda masih menatap Daryn dengan begitu dalam, menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada putranya yang tak biasanya bangun agak siang di pagi hari. Biasanya Daryn turun dengan baju rapi, tapi kini masih berbaju tidur? Fara juga menatap Daryn, hanya saja dia sedikit malu. Bagaimana kalau ibunya tahu dialah yang membuat Daryn kembali tertidur di kamarnya? Apakah itu bisa jadi masalah atau sebaliknya? “Nenek.” Suara kecil itu memanggil. Sosoknya muncul dari belakang Fara dan Daryn yang segera menoleh. “Oh. Sayang, selamat pagi,” sapa sang nenek riang. “Kemarailah,” ujarnya merentangkan tangan pada Delvin yang menghampirin
Read more

43. Keputusan Para Dokter

Di sinilah Fara berada sekarang bersama kepala departemen, dan dokter kepala spesialis anak. Para dokter itu hanya diam saja selama beberapa menit sejak Fara mendudukkan pantatnya di sofa maroon ruang khusus itu.Dokter kepala membuang napas untuk kesekian kalinya membuat Fara semakin gugup karenany. Apa yang sebenarnya terjadi?Ramalan yang Dennda katakan itu rupanya akan terjadi. Sebelum turun dari atap Ira mengatakan padanya kalau ada rumor gila tersebar di rumah sakit. Sebuah rumor yang akan menghancurkan profesi Fara sebagai seorang dokter dan juga menghancurkan hidupnya yang sejak lama Fara pertahankan untuk terlihat baik-baik saja.“Rumor itu mengatakan kalau kau adalah perebut calon suami orang, Fara. Kata lain adalah, kau selingkuhannya Direktur Daryn. Cowok yang sering barenga kau itu. Cowok asing yang tertarik padamu.” Ira menjelaskannya dengan penekanan di setiap suku katanya sebab Fara mungkin akan menampiknya.“Apa yang kau bicarakan? Rumor macam apa itu? Jangan gila,” b
Read more

44. Sisi Lain Fara

Fara membuka pintu depan mobil tengah dan benar saja dugaannya. Daryn duduk manis di balik kemudi.Daryn menyambut dengan senyuman sampai Fara masuk dan duduk pria itu tidak mengatakan apa-apa selain menatapnya cukup lama.“Kau siap? Ke mana tujuanmu, Nona? Saya akan mengantar Anda ke manapun kau mau,” kata Daryn dengan nada suara di buat semanis mungkin layaknya seorang pelayan yang siap melayani Fara kapan pun.Gadis itu tertawa kecil.“Tidak apa- apa. Ayo kembali saja. Aku pikir menghabiskan waktu di kamar baru tidaklah buruk,” katanya.Kepala Daryn mengangguk.“Tentu,” sahutnya singkat.Mobil mulai melaju meninggalkan halaman rumah sakit. Daryn memerintahkan agar mobil di depannya untuk terus maju sampai ke rumahnya karena Fara yang ingin kembali.Tidak ada percakapan apa pun di antara mereka sepanjang jalan menuju rumah besar itu. Daryn tampak ragu untuk berkata sebab semua terjadi karena dirinya. Sedangkan Fara bungkam seribu bahasa, pikirannya melanglang buana memikirkan kembal
Read more

45. Aku Bukan Kekasihnya!

Mereka berdua diam untuk beberapa saat lamanya. Fara masih mengedarkan pandangan ke sekitar taman. Keluarga kaya memang beda, selalu segala ada, tersedia tanpa susah."Apa yang kau tahu tentang dia?" Fara tiba-tiba bertanya. Daryn menatpnya tak mengerti. "Maksud aku, kekasihmu itu," kata Fara tanpa melihat Daryn. "Dia bukan lagi kekasihku!" seru Daryn menegaskan dengan suara keras. Fara menoleh tak mengerti dengan nada suara pria itu. Apa yang salah?"Ah, maaf. Aku hanya tidak suka dengan sebutan itu. Terutama kau. Aku benci saat kau mengatakan itu," aku Daryn dengan tatapan lurus pada wajah Fara yang terdiam mendengar apa yang dikatakan pria itu. menyadari apa yang baru saja Daryn katakan, dia membuang mukanya ke samping. Akhirnya Daryn mengatakan itu juga pada Fara yang selama ini dia hanya menanggapi dengan diam ketika Fara menyebut Sandra sebagai kekasihnya. "Maaf," ucap Fara pelaan. Dada Daryn yang naik turun karena marah perlahan terkendali saat mendengar Fara mengucap ma
Read more

46. Jawaban dalam Pertanyaan

Masih butuh waktu bagi Fara mengembalikan moodnya yang jelek karena kekacauan yang terjadi tadi pagi. Dia memasukan kakinya di kolam renang dan memainkannya sehingga air terciprat. Daryn hanya memperhatikannya dari belakang, duduk di kursi santai tak jauh dari gadis itu.“Kau seperti anak kecil saja,” komentar Daryn.“Biarlah. Aku dokter anak jadi tahu bagaimana bermain seperti anak kecil,” balas Fara ketus.“Ck!” Daryn berdecak mendengar tanggapan Fara.Membiarkan gadis itu dengan keasyikannya sendiri, Daryn memilih membaringkan dirinya di kursi santai dan memejamkan mata. Dia pikir Fara tidak akan kabur begitu saja meski tidak Daryn awasi. Lagi pula gadis itu bukan anak kecil, tapi dokter anak kecil.Bermain-main dengan air, sesekali Fara tersenyum. Dia sangat suka air layaknya anak kecil. Sampai beberapa menit setelahnya dia mengangkat kakinya ke tepi kolam dan berdiri. Kakinya yang basah dia biarkan begitu saja. tangannya menepuk-nepuk belakang tubuhnya yang sedikit kotor. Fara me
Read more

47. Ibu dan Anak

Tidak ada yang Daryn katakan atau lakukan selain hanya membiarkan Fara dalam pelukannya sampai gadis itu merasa lebih tenang barulah menarik diri dari pelukan. "Maaf," ucap Fara pelan. Kepala Daryn menggeleng. Fara mengusap pipinya yang sedikit basah dengan punggung tangannya sementara Daryn memperhatikannya. tangannya tiba-tiba terulur ketika di lihatnya setetes air mata di pipi gadis itu dan berniat untuk menghapusnya. Melihaat gaadiss itu menangiss, rasanyaa hati Daryn taak keruan. Dalam hati masih ada pertanyaan apa yang menjadi penyebabnya? Tadi mereka tengah bercanda tapi tiba-tiba terjadi tangisan. "Kau baik-baik saja?" tanya Daryn. Hanya anggukan kepala yang Fara lakukan sebagai jawaban. Hati gadis itu masih terasa sakit mengingat kembali masa lalu yang sesungguhnya amat sangat ingin Fara lupakan. "Aku sudah tidak apa-apa. Maaf, ini rasanya memalukan sekali," kata Fara."Apa yang memalukan? Biasa saja. Tidak apa-apa bila di depan aku, asalkan jangan di depan apalagi di
Read more

48. Akibat Cemburu

Hujan deras mengguyur bumi membuat udara terasa dingin tapi menciptakan kehangatan di antara mereka yang tengah berkumpul. Daryn membebaskan para pengawal untuk melakukan apa pun supaya mereka tidak bosan. Ada sebuah ruangan di belakang rumah itu jadi para pengawal berada di sana untuk istirahat sedangkan Daryn masih menemani Delvin nonton kartun.Fara bergabung tak lama kemudian bersama mereka, Delvin beringsut ke dekatnya sebelum kedahului sang ayah. Anak itu sepertinya paham sikap aneh ayahnya yang menempel pada sang dokter.Jam menunjukan pukul satu siang, itu sudah waktunya makan siang tapi karena mereka terlalu asyik menonton sambil sesekali tertawa jadi tidak sadar waktu berlalu.“Delvin kamu suka makan apa?” tanya Fara.“Apa saja, kecuali ikan dan kacang,” jawab anak itu polos.“On tentu. Suka telur atau daging bukan?”“Ya, suka. Apalagi daging ayam kripsi,” katanya.Fara tersenyum.“Aku akan masak. Di dapur ada bahannya. Tunggu sebentar, ya.”Delvin hanya mengangguk saja kare
Read more

49. Itu Karena Kau

Daryn masih asyik bermain game di ponselnya sementara Fara serta anaknya masih tidur siang. Hujan masih turun tapi tak begitu lebat, hanya saja udara kian dingin menjelang sore.Setelah bosan bermain game, tidur pun tidak bisa meski sudah berusaha untuk tidur lagi karena Daryn sempat tertidur tadi sebelum makan siang. Pria itu akhirnya memilih membuka ponselnya lagi dan membaca artikel yang muncul.Sesekali Daryn menghela napas saat membaca artikel yang membuat kabar tentang Fara dan dirinya yang dituduh berselingkuh sementar Daryn memiliki kekasih yaitu Sandra.“Siapakah sebenarnya gadis yang dikatakan perebut itu? Kabarnya dia seorang dokter anak kompeten, tetapi tidak diketahui apa niatnya.” Daryn membaca beberapa kalimat di artikel tersebut dan berdecih pelan.“Itu tidak benar. Ini sampah!” umpatnya marah tapi tidak bisa membanting ponselnya karena masih butuh.Daryn mencari sesuatu yang setidaknya memberikan komentar positif atau sebagainya. Hampir semua artikel memojokkan Fara.
Read more

50. Adakah Momen Lain atau Di situ saja?

Masih menatap Daryn dengan penuh kemarahan, Sandra berteriak agar melepaskan penjagaan supaya bisa menghampiri pria itu dengan leluasa. Namun sepertinya percuma, Daryn tak akan mengizinkannya.“Kenapa kau bersikap begitu? Apa yang kau pikirkan sehingga hidup orang lain kau hancurkan,” kata Brian tak mempedulikan protes Sandra.Mendengar apa yang pria itu katakan, Sandra mulai berhenti tapi tetap menatap Daryn dengan tajam.“Kau ingin tahu alasannya, hah?” Sandra membalas.Daryn menatap Sandra dengan sorot yang serius.“Bukankah sudah aku bilang, itu karena kau. Seandainya kau tidak datang padanya, aku tak akan melakukan hal itu,” kata Sandra.“Jadi kau memang sengaja melakukan itu?”“Memangnya kenapa? Kau tak senang, bukan? kalau begitu, kenapa kau tak bicara denganku?”“Apa gunanya? Kau tak akan berhenti menganggunya, bukan? Sampai kau puas. Jadi aku tak akan membiarkannya.”“Itu sebabnya kau begitu melindunginya? Jangan bilang kau mencintai gadis itu, hah?” Sandra tersenyum miring,
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status