“Apa yang kau lakukan?” Fara protes, hendak mengurai pelukan itu yang mengunci tubuhnya.“Tetaplah seperti ini untuk beberapa saat,” kata Daryn, suara sedikit tercekat, emosi menguasainya, bayangan tentang bagaimana dia bertahan sejauh ini karena sebuah janji.Mendengar suara tercekat dari Daryn, Fara perlahan berhenti memberontak. Pria itu menjatuhkan dagunya di bahu lalu memejamkan matanya. Sesungguhnya Fara yang sadar, sama sekali tak mengerti bagaimana dia hanya diam saja, menuruti apa yang pria itu katakan. Dia sama sekali tak bisa memahaminya. Padahal biasanya dia menahan pria di batasnya, tapi Daryn lebih dari sekadar di batasan yang dia buat.Tubuh Fara kaku ketika merasakan rembesan basah di bahunya. Ada apa? apa yang terjadi? Tidak mungkin kan kalau Daryn menangis, atau lebih parahnya mengiler? Oh ayolah. Napasnya masih teratur, bukan mendengkur. Tapi Fara ragu untuk menoleh, bagaimana bila ternyata mamang pria itu menangis? Apa yang bisa dia perbuat untuk itu?Pada akhirnya
Read more