Home / Romansa / Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda: Chapter 181 - Chapter 190

223 Chapters

Memasuki Istana Raja

Tepat pukul tiga, MUA yang dipanggil oleh Rajendra datang ke apartemen Quantis Tower. Ia diantar oleh Rajendra untuk menemui Catleya yang sudah menunggu di kamar. Tanpa membuang waktu, MUA itu segera mengeluarkan semua peralatan make up dan tata rambut yang ia bawa. “Boleh saya lihat gaunnya seperti apa? Nanti make up akan saya sesuaikan dengan warna gaunnya,” ucap sang MUA.“Boleh, sebentar, Mbak.”Catleya lantas memperlihatkan gaun berwarna abu-abu yang akan dia pakai malam ini. Setelah mengamati sebentar corak dan warna gaun itu, sang MUA memulai tugasnya untuk mempercantik Catleya. Tangan handalnya bergerak ke sana kemari, untuk memoles seluruh sisi wajah Catleya agar nampak lebih sempurna. Catleya pun diam tak bergerak, membiarkan sang MUA mengubah penampilannya. Ia percaya penuh pada orang yang ditugaskan Rajendra, sebab suaminya itu tidak pernah salah dalam memilih.Di ruang kerjanya, Rajendra juga bersiap-siap. Lelaki muda itu mengenakan setelan jas berwarna silver dengan dal
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Bicara Empat Mata

Sebelum pasangan paruh baya itu mencapai Catleya, Rajendra terlebih dulu maju untuk menghampiri kakek dan neneknya. Tampak jelas bahwa Rajendra bertindak sebagai garda terdepan yang selalu membentengi sang istri. Catleya pun bisa merasakan betapa suaminya itu selalu menepati janji yang ia ucapkan. “Opa, Oma, selamat atas ulang tahun pernikahan kalian yang ke lima puluh.” Rajendra memeluk Tuan Chandra dan Nyonya Tiara secara bergantian.Kedua pasangan lanjut usia itu membalas pelukan dari sang cucu dengan hangat. Tak ada tanda-tanda bahwa mereka sedang marah atau kesal atas pernikahan rahasia yang dilakukan Rajendra. “Jendra, Oma kira kamu akan datang terlambat,” kata Nyonya Tiara seraya membingkai wajah tampan sang cucu.“Tidak mungkin aku terlambat menghadiri momen spesial Oma dan Opa.”Rajendra lantas menyerahkan bingkisan di tangannya kepada sang nenek.“Oma, Opa, ada dua buah kado dari aku dan Leya. Yang ini isinya kolase foto, Leya sendiri yang membuatnya. Dan yang dibawa Leya
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Lahirkan Cicit Laki-laki

Melihat niat jahat Ibrahim untuk mempermalukan sang istri, Rajendra segera merangkul bahu Catleya. Ia tahu saat ini Catleya sedang merasa rendah diri akibat ucapan pedas Ibrahim. Karena itu, dia harus memberikan pelajaran terhadap sang paman yang tidak tahu diri.“Duduklah, Sayang. Kamu adalah istriku, tentu saja kamu pantas bergabung di meja keluarga.”“Istrimu? Kapan kalian berdua menikah?” tanya Ibrahim mengerutkan kedua alisnya.Rajendra mengangkat tangan kanan Catleya, lalu mensejajarkan dengan tangannya sendiri.“Bukankah Om Ibrahim belum mengalami rabun jauh maupun rabun dekat? Pasti Om bisa melihat cincin kembar yang ada di jariku dan jari Catleya. Ini adalah cincin pernikahan, artinya Catleya adalah istriku,” pungkas Rajendra.Sebelum Ibrahim memberikan tanggapan, Rajendra melambaikan tangan kepada salah satu pelayan yang berada di dekat mereka. “Kursi di meja ini kurang satu, Mbak, tolong segera ambilkan.”“Baik, Tuan Muda.”Ketika pelayan itu mengambil kursi, Rajendra meng
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

Mewujudkan Permintaan Sang Nenek

Dalam beberapa detik, Catleya hanya tercengang seperti orang yang terkena hipnotis. Tidak menyangka Nyonya Tiara akan mengajukan persyaratan semacam itu. Harus melahirkan seorang anak laki-laki untuk meneruskan garis keturunan keluarga Aryaguna. Selain itu, dia hanya diberi tenggat waktu enam bulan untuk mengandung. Bukannya Catleya tidak ingin memiliki seorang anak, tetapi bukankah target seperti ini terlalu menekan? Anak adalah karunia Tuhan yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya, apalagi soal jenis kelamin. Tak ada satu manusia pun yang bisa memprediksi akan diberi anak laki-laki atau perempuan. Namun, Nyonya Tiara seolah tidak mau tahu.Catleya pun tidak dapat menyembunyikan rasa khawatirnya. Bagaimana bila selama enam bulan ke depan ia tidak kunjung hamil? Haruskah ia merelakan Rajendra menikahi wanita lain demi mendapatkan keturunan? Ah, tidak, itu sama saja dia akan menanggung penderitaan batin seumur hidup. “Apa yang sedang kamu pikirkan, Catleya? Kamu keberatan dengan p
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

Tetap Menjadi Sekretarismu

Catleya sedang berjinjit untuk membantu Rajendra mengenakan dasi berwarna biru. Akan tetapi, sang suami malah memandanginya lekat-lekat. Membuat Catleya jadi gagal fokus dalam menyelesaikan tugas sederhana itu. “Bisa tidak berhenti menatapku?” tanya Catleya gemas. “Memangnya kenapa? Masih gugup pada suami sendiri?” tanya Rajendra menaik-turunkan alisnya. “Padahal aku cuma mau memastikan kondisimu baik-baik saja. Sepertinya kamu masih lemas dan mengantuk, Sayang. Lebih baik kamu cuti, tidak usah masuk kerja,” lanjut Rajendra kemudian.Bibir Catleya mengerucut mendengar ucapan Rajendra. Padahal, lelaki itu yang membuatnya kurang tidur semalam, tetapi sekarang dia pura-pura tidak bersalah. Sungguh menyebalkan!“Kalau aku sering tidak masuk kerja, nanti aku dicap sebagai karyawan pemalas. Mentang-mentang punya hubungan dengan CEO, lalu bekerja seenaknya,” balas Catleya.Sembari menunjukkan lesung pipitnya yang menawan, Rajendra memegang tangan istrinya itu.“Bagaimana kalau kamu berhen
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

Aib Masa Lalu

Secara refleks, Nyonya Nandini memundurkan tubuhnya hingga hampir menabrak Meliana. Tak hanya Nyonya Nandini, wanita yang baru saja turun dari kendaraan itu juga tercengang. Nampaknya, ia juga mengenali sosok perempuan paruh baya yang berdiri di hadapannya. “Mama kenapa?” tanya Meliana dengan alis tertaut.“Tidak apa-apa. Ayo, kita pergi dari sini,” ajak Nyonya Nandini. Ia juga memberi tanda kepada Adrian agar menantunya itu beranjak pergi. “Kita belum menemui agen yang menjadi perantara rumah ini, Ma,” tolak Meliana. Ia menentang perintah sang ibu, lantaran terlanjur menyukai rumah bercat putih itu.“Kamu nurut saja pada Mama. Tidak usah banyak bertanya,” ketus Nyonya Nandini.Ketika mereka hendak berjalan pergi, wanita itu tiba-tiba berjalan mendekat sembari mengulurkan tangannya.“Anda Bu Nandini, kan? Saya tidak menyangka kita bisa bertemu lagi. Apa Bu Nandini ingin menyewa rumah ini?”“Maaf, saya tidak kenal siapa kamu. Tolong, minggir, saya sedang terburu-buru.” Nyonya Nandini
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Pengakuan Nela dan Lita

“Sebelah sini, Ibu kesayangan CEO!” panggil Ineke melambaikan tangannya.Suara Ineke yang lantang membuat karyawan lain yang berada di area parkir menoleh serempak. Sebagian dari mereka bahkan menganggukkan kepala sebagai tanda hormat kepada Catleya. Empat orang staf finance yang ikut bersama Ineke langsung terkikik geli.“Ke, gara-gara kamu mereka jadi melihatku,” tegur Catleta kesal. “Ck, kenapa harus malu? Tanpa aku bicara pun, mereka semua sudah tahu kalau CEO Berondong jatuh cinta berat padamu. Sudah, ayo, masuk,” ajak Ineke mengedikkan bahu. Catleya menggeleng pelan seraya menghela napas panjang. Beginilah risikonya jika menjadi pasangan bos sendiri di kantor. Seluruh gerak-geriknya pasti dipantau layaknya seorang selebritis.Mereka berangkat bersama ke restoran Yummy Ramen dengan memakai mobil Ineke. Selepas memesan makanan, para wanita itu membahas tentang model gaun yang akan mereka pakai di acara ulang tahun perusahaan. Karena berbeda pandangan, mereka memutuskan untuk men
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Keberadaanmu sudah Cukup Bagiku

Mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Nela, darah Rajendra berdesir hebat. Kedua pupil matanya melebar, sementara tangannya mengepal erat. Ekspresi wajah lelaki muda itu terkunci dalam kemarahan yang menyala-nyala. Membentuk garis-garis ketegangan yang tergambar jelas, layaknya sebuah gunung berapi yang siap untuk meledak.Melihat emosi suaminya yang sedang bergejolak, Catleya bergegas menghampiri Rajendra. Ia tahu dalam keadaan seperti ini, hanya dirinya yang mampu meredakan amarah sang suami. “Hubby, tenanglah,” ucap Catleya mengusap pelan punggung Rajendra.Merasakan sentuhan lembut Catleya, Rajendra mengangguk pelan. Setelah menarik napas untuk menenangkan diri, ia lantas berjalan ke arah Lita yang masih terisak di samping Nela.“Katakan, apa tantemu ini berkata jujur? Kalau sampai kalian menipu lagi, maka bersiaplah untuk menghabiskan sisa hidup kalian di penjara,” tegas Rajendra penuh ancaman.“Mana mungkin Tante Nela berani berbohong kepada Anda. Yang menyuruh kami memang
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Penyelidikan Penting

“Siapa dia, Ma?” tanya Adrian kaget.“Seorang janda muda dari desa, anak dari salah satu teman Bi Ijah. Dia sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ayahnya. Pasti dia bersedia menyewakan rahim untuk menjadi ibu pengganti.”Seketika, Adrian pun kehilangan kata-kata. Percuma saja dia berdebat lebih lama dengan Nyonya Nandini, karena pendirian ibu mertuanya itu tidak akan goyah. Daripada membuang waktu, Adrian memilih untuk pergi supaya bisa menjernihkan pikirannya yang kusut. Setibanya di rumah, Adrian langsung disambut oleh Nyonya Pamela. Perempuan paruh baya itu sudah memutuskan untuk mengalah demi keutuhan mahligai pernikahan putranya. Sekarang, ia juga tidak sendirian di rumah, karena Adrian mempekerjakan seorang asisten rumah tangga. “Ma, aku akan mengemasi bajuku dan Meliana. Hari ini juga kami akan pindah ke perumahan Belano,” kata Adrian sambil berjalan menuju ke kamar.“Perumahan Belano? Bukankah kemarin kamu tidak mencari rumah di tempat itu?” tanya Nyonya Pamela heran.“Me
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Dia Pelakunya

Ibu Rukmini terdiam, tak mampu menyangkal tuduhan yang dilemparkan Rajendra. Catleya pun mendekati perempuan itu sembari berusaha membujuknya.“Kalau Ibu bersedia membantu, kami berjanji tidak akan menyusahkan Ibu. Kami hanya minta Ibu menceritakan apa yang Ibu tahu dengan jujur, itu saja.”Bu Rukmini tak memberikan jawaban kepada Catleya. Ia justru menoleh kepada kedua anaknya yang berdiri di belakangnya.“Novi, Galih, kalian tolong bawa gorengan yang sudah matang ke warung depan. Ibu mau bicara dulu dengan tamu kita.”“Baik, Bu,” jawab anak itu serempak.Bu Rukmini kemudian mempersilakan Catleya dan Rajendra masuk ke rumahnya. Mereka duduk berhadapan di sebuah bangku yang terbuat dari kayu. Memang perabotan di rumah itu sangat sederhana, menandakan bahwa sang pemilik bukanlah orang yang berada.Rajendra hendak membuka suara, tetapi Catleya mencegahnya sampai anak-anak Ibu Rukmini keluar dari rumah. Sebagai wanita, Catleya bisa memahami jika Ibu Rukmini tidak ingin anak-anaknya mende
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status