Happy Reading*****Tepat pukul satu siang, Kamila dan Bunga sudah berada di sekolah Fatih. Oleh karena sudah berpesan pada Irsan untuk membawa si kecil ke kantornya terlebih dahulu sebab keduanya terlambat menjemput. Dua perempuan beda generasi tersebut langsung menuju kantor sahabat Yusuf.Pintu dibuka oleh sang pemilik Yayasan secara langsung. Wajahnya terlihat belepotan bedak. Kamila bahkan tertawa melihatnya, sedangkan Bunga malah mencari keberadaan Fatih. "Masuk, Tan, Bunga," ucap Irsan mempersilakan.Bunga menatap putranya setelah melihat wajah Irsan sekilas. "Pasti Fatih yang mencoret-coret muka Om Irsan seperti itu? Jangan nakal, dong, Nak?""Ini bukan nakal namanya, Bunga. Kami memainkan permainan dan aku selalu kalah. Anakmu ini benar-benar keturunan Yusuf," ucap Irsan.Bug ....Sebuah pukulan mengenai kepala Irsan. "Aduh," ucap sang pemilik sekolah memegang kepalanya yang terasa sakit. "Mengapa Tante memukulku?""Rasain, makanya jangan sembarangan kalau ngomong. Jelas-je
Baca selengkapnya