Happy Reading*****Tubuh kecil Fatih gemetar, bocah itu memeluk kaki bundanya dengan menahan tangis. Suara menggelegar yang dikeluarkan Purnama cukup membuat si kecil ketakutan."Papa ngomongnya jangan keras-keras. Fatih ketakutan," bisik Kamila. Saat itulah Purnama menyadari jika perkataannya sudah keterlaluan. Berjongkok, berusaha menyejajarkan dengan tinggi Fatih. Lelaki paruh baya itu menyentuh pipi si kecil lembut. "Maafkan Eyang, Sayang. Bicara terlalu kasar seperti tadi. Eyang Kakung janji, tidak akan membuatmu takut. Sini, peluk Eyang."Fatih mendongak, menatap sang Bunda yang menatap kosong. Raga si wanita memang masih berada di tempat tersebut, tetapi ruhnya sedang mengembara entah ke mana. "Maafkan suamiku, Bunga. Dia cuma terlalu khawatir dengan keadaan Fatih tadi, kamu tiba-tiba menarik pergelangannya dengan kasar seperti itu. Suami saya, sudah menganggap putramu seperti cucu sendiri. Oleh karena itulah, beliau bersikap demikian," jelas Kamila. Perempuan itu bahkan sa
Baca selengkapnya