Semua Bab Kakak Sahabatku Ayah dari Anakku: Bab 81 - Bab 90
202 Bab
Bab 81 Aku Akan Membalasmu
Lima orang sudah menuntaskan hasratnya pada Mawar atas perintah Regan dan kembali memakai pakaiannya, sementara lima orang hanya terpaku. "Kenapa kalian diam apa kalian sungkan padaku baiklah aku akan pergi setelah menalaknya dan kalian boleh bersenang-senang kembali," katanya lalu ia pun mengucapkan talak kepada Mawar sebanyak tiga kali kemudian pergi di ikuti kelima anak buahnya dengan perasaan tidak menentu.Sementara empat orang anak buah Regan pergi tanpa menyentuh Mawar dan tinggal satu orang menatap wanita yang tak mampu bicara apapun itu."Nyonya, Anda harus kuat, tuan tidak mengambil apa yang menjadi milik Anda saat ini, gunakan itu untuk bangkit," kata pria itu berjalan menuju kamar mandi, ia menyiapkannya untuk Mawar lalu kembali lagi dan melepaskan ikatan tangan Mawar lalu menggendongnya dan memasukkan kedalam bathub berisi air hangat dan aroma terapi."Kenapa kau tidak melakukannya seperti teman brengsekmu itu?" tanya Mawar"Maaf saya tidak sampai hati Nyoya, mandilah ji
Baca selengkapnya
Bab 82 Merencanakan Sebuah Misi
Dua bulan berikutnya, Seorang wanita mematut di depan cermin. 'Apa aku sudah seperti Naila,' bisiknya dalam hati.Setelah tiba di Korea tiga bulan yang lalu dan menetap di sana. Mawar meminta Doni untuk memperlihatkan foto Naila, ia bahkan meminta foto itu dikirimkan padanya, lalu meminta seorang dokter bedah plastik terkenal untuk merombak wajahnya mirip dengan Naila.Sungguh luar biasa hasilnya bahkan ia tidak bisa mengenali dirinya sendiri, ia terlihat seperti Naila. Ia masih menatap wajahnya dengan tidak percaya, saat Catrin temannya memanggilnya mengabarkan ada seseorang yang ingin menemuinya.Mawar tersenyum dia sudah bisa menebak siapa yang datang menemuinya. Satu Minggu yang lalu ia menelpon Doni untuk menemuinya di Korea. Ia bergegas keluar kamar untuk menemui pria itu."Mas Doni sudah lama menunggu?" tanyanyaDoni mendongak dan terkejut. "Apa yang Nyonya lakukan? Kenapa merombak wajah anda menjadi orang lain?" tanya Doni merasa terkejut.Aku ingin masuk dalam kehidupan Regan
Baca selengkapnya
Bab 83 Tolong Jaga Batasan Anda, Dok!
Di desa terpencil Naila menjalani hidupnya dengan kebahagiaan bayi mungil yang bernama satria itu sudah berusia tiga bulan semakin lucu dan menggemaskan semakin terlihat mirip dengan Bayu. Naila selalu menitikkan air matanya saat melihat wajah sang putra.Dokter Rizal sering datang ke rumah sekedar memeriksa kesehatan dan pertumbuhan Satria. Begitu pun hari ini dia datang ke rumah Naila untuk memeriksa Baby boy itu."Hai, Boy, kamu semakin sehat, ya?" sapanya pada bayi lelaki berusia tiga bulan itu."Ros, suamimu belum datang?" tanya Dokter Rizal."Belum, Dok," jawab Naila singkat."Kenapa? Apa suamimu tidak kangen dengan istri dan anaknya?" tanya Dokter Rizal ingin memastikan sesuatu "Dia sangat rindu, bahkan rindu yang mungkin amat parah. Anda tidak bisa menyimpulkan sesuatu hanya dengan pandangan sekilas, Dokter," ucap Naila."Maaf, jika kamu tersinggung dengan pertanyaanku? Aku hanya heran apakah uang lebih penting dari sebuah keluarga, sehingga suamimu tidak pulang hanya untuk m
Baca selengkapnya
Bab 84 Aku Terinfeksi, Mawar!
Satu Minggu kemudian, Mawar melakukan foto shoot, di sebuah ruangan dari tadi ia merasa tidak enak badan tetapi ia harus profesional. Maka ia pun tetap melakukannya.Dua jam berlalu, akhirnya sesi foto pun selesai, Mawar merasa legah telah menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Sudah dua Minggu ia bekerja sebagai foto model.Disela-sela istirahatnya ia di panggil untuk ke kantor. 'Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?' pikirnya."Mbak Mawar, di panggil bos suruh ke kantor, " seseorang memanggilnya dan berbicara dengan menggunakan bahasa Korea.Mawar mengangguk, ia pun bergegas beranjak dari duduknya, dan berjalan menuju kantor, sesampai di depan ia pun berdiri dan mengetuk pintunya.Tak lama kemudian pintu terbuka dengan bantuan remote kontrol, ia pun masuk dan pintu itu kembali tertutup.Ia mengeryitkan dahinya kenapa ia menggunakan masker padahal sebelumnya ia tidak pernah memakainya."Apa ada sesuatu yang penting hingga kau memanggilku, Dae- hyun?" tanya Mawar setelah duduk di sofa.
Baca selengkapnya
Bab 85 Pertengkaran
Lima tahun kemudian, seorang bocah lelaki tengah berdebat dengan seorang teman yang tidak membolehkannya bermain. Dia adalah Satria."Kau tidak boleh bermain dengan kita, karena kau tidak punya Ayah," sahut salah satu dari temannya."Aku punya, ayahku kerja jauh, cari uang. Nanti kalau uangnya banyak ayahku akan pulang," jawab satria."Kau dibohongi ibumu, kau itu anak haram itu sebutan anak yang tidak punya bapak," sahut salah satu temannya lagi."Ardi, kau jangan begitu, kata ayahku menghina itu tidak baik, Satria memang punya Ayah, dia tidak bohong," jawab Nara."Kubilang tidak punya ya tidak punya. kamu itu anak haram!" teriak Ardi mengejek.Satria jengkel ia pun menerjang dan memukul wajah Ardi dengan sangat kencang mereka pun berkelahi, dan beberapa anak pun mengeroyok Satria. Nara berlari kencang memanggil Hatan. "Paman Satria berkelahi ia di keroyok anak-anak," lapor Nara yang usianya sudah enam tahun itu."Apa? Di mana?" tanya terkejut ia segera meninggalkan pekerjaan."Di s
Baca selengkapnya
Bab 86 Naila Sedih
Naila duduk di kursi panjang, ia menatap putra semata wayangnya, anak sekecil ini telah mendengar hal-hal yang seharusnya ia dengar.Ia membelai wajah lebam sang putra. air matanya terus menetes. "Maafkan Mama," ucapnya berulang kali.mata sikecil mengerjab anak itu perlahan membuka matanya. "Mama, sakit!" teriaknya.Naila memeluk sang putra dengan sangat eratnya. "Maafkan Mama, tidak bisa menjagamu," ucap Naila."Mama gak salah, Tria yang nakal tidak nurut apa kata Mama, harusnya Tria gak main jauh-jauh, harusnya Tria main sendiri saja agar mereka tidak mengejek Tria," jawab Satria membuat Naila menangis tersedu."Mama jangan nangis, nanti Tria sedih," ucap kembali sikecil."Enggak, Mama ngak nangis, Nak," jawab Naila pada anaknya.Tak lama kemudian terdengar suara salam, dan mereka menjawabnya lalu seorang pria masuk dengan membawa tasnya."Om Dokter!" teriak satria."Bagaimana jagoan om yang ganteng ini. Kenapa wajahnya lembam semua ini?" tanyanya."Tria berkelahi Om, tetapi mereka
Baca selengkapnya
Bab 87 Aku Mau Papa, Ma!
Naila merawat anaknya dengan penuh kasih sayang, hari mulai senja, kembali Naila menyeka badan sang putra dengan air hangat, sambil menangis."Kanapa Mama menangis? Maafkan Tria, sudah buat Mama menangis."Tidak, Maafkan Mama karena Mama kamu berkelahi," jawab Naila"Bukan, Karena Papa aku berkelahi, kenapa Papa tidak pulang sama sekali untuk sekedar menjegukku? Apa Papa harus punya uang banyak untuk bisa pulang menjengukku? Kalau begitu aku tidak mau uang banyak, aku mau Papa, Ma!" rengek Satria.Membuat Naila bingung dan kelabakan, ia tidak tahu apa dan bagaimana menjelaskan pada Satria. Bisa saja ia pergi menemui sang suami. Akan tetapi itu sama saja dengan bunuh diri. Regan akan tahu keberadaannya dan pria itu akan melakukan banyak cara untuk bisa mendapatkan tubuhnya."Nak, dengarkan Mama, saat ini Mama belum bisa membawamu, untuk menemui Papa, suatu saat nanti kamu akan bertemu dengan Papa," jawab Naila."Kenapa, Ma? Mama tinggal telpon Papa dan minta dia pulang katakan Satria t
Baca selengkapnya
Bab 88 Panggil Saya Papa!
Bayu mengerem mobil dengan sangat cepat saat seorang anak menyebrang tanpa melihat jalan. dan dengan buru-buru ia keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah bocah lelaki yang tengah terjatuh karena terkejut."Kau tidak apa-apa?" tanyanya pada anak lelaki itu."Aku tidak apa-apa," jawab bocah lelaki itu sambil mendongak sebab hidungnya berdarah. Bayu terkejut, selain karena melihat darah yang mengalir di hidungnya ia juga melihat wajah yang begitu mirip dirinya saat kecil."Kau berdarah, Nak. Ayo Om antar ke rumah sakit!" tawarnya tanpa menunggu bocah kecil itu ia menggendong anak Itu.Mobil dipacunya dengan sangat cepat. Bocah lelaki itu mengambil tisu dan membersihkan darahnya yang keluar dari hidungnya."Om saya tidak apa-apa, antar saya pulang saja!" pinta bocah kecil itu."Benar sudah tidak apa-apa?" tanya Bayu pada anak itu.Anak itu mengangguk sambil tersenyum, sedangkan bayu memelankan mobilnya dan berhenti di bahu jalan. "Om punya seorang istri yang hilang, pada waktu itu ia ha
Baca selengkapnya
Bab 89 Tampak Nyata
Jelita menelpon Frans untuk minta dijemput, padahal Frans sudah hampir sampai ke kantornya dan ia harus balik lagi menjemput Jelita.Tak lama kemudian dia pun sampai dan mobil berhenti tepat di depan Jelita. Gadis itu segera membuka pintu depan dan duduk di samping Frans."Kenapa mukanya ditekuk begitu? Kukira akan berangkat dengan Pak Bayu?" tanya Frans."Mas Bayu, mulai sekarang biasakan untuk memanggil Mas Bayu," jawab jelita pada Frans.Ia terkekeh. "Nantilah kalau sudah resmi jadi adik iparnya," jawabnya."Kamu harus membiasakan diri Frans!" tekan Jelita."Baiklah Tuan putri, sekarang aku tanya kenapa cemberut?" tanyanya pada Jelita."Aku tidak tahu Kenapa kakakku itu begitu muncul dari kamarnya wajahnya tidak enak di lihat dan pergi begitu saja, tanpa menungguku masuk kedalam mobilnya," jawabnya kesal."Kenapa tidak bawa sendiri?" tanya Frans."Aku sedang malas mengemudi, apa kau keberatan aku menumpang mobilmu?" tanya Jelita ketus."Tidak, bagaimana aku keberatan jika yang menu
Baca selengkapnya
Bab 90 Celoteh Si Kecil
Serly segera bangkit dari duduknya dan menghadang langkah Bayu. "Anda tidak bisa melakukan ini pada saya, Anda selaku pimpinan harusnya Anda bisa menghargai saya sebagai mitra bisnis Bapak!" protes Serly.Saya hanya tidak nyaman dengan pakaian Anda, karena itu proyek ini saya limpahkan pada Firda sesama wanita pasti akan lebih nyaman, 'kan Nyonya," jawab Bayu pada Serly."Saya tidak mau saya hanya ingin mendiskusikan dengan Anda, bukan yang lainnya," jawabnya sambil semakin mendekat pada Bayu.Kesepakatannya Tidak harus saya langsung menangani proyek ini, 'kan, Bu Serly? Jika Anda keberatan Anda boleh mundur. Bukan perusahaan Anda saja yang menangani proyek ini, Jika Anda mundur kami tidak akan rugi. Silahkan terima apa yang menjadi keputusan saya, atau mundur!" jawab Bayu dengan tegas.Lalu bergegas keluar dari ruangannya. Ia berjalan memasuki lift dengan langkah cepat. Ia tidak mau terlibat dengan wanita-wanita yang sengaja mendekatinya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
21
DMCA.com Protection Status