Semua Bab Istri Muda sang Hot Duda: Bab 21 - Bab 30

120 Bab

Elang Dengan Segala Tingkahnya

Masih di hari yang sama, Elang nampak sedang disibukan dengan beberapa berkas yang berserekan di atas mejanya. Meski sebagian telah dia periksa dan dikasih tanda tangan, masih ada beberapa berkas yang harus dia periksa lagi dengan teliti.Sebagai pemlik beberapa bisnis yang tersebar di berbagai tempat, Elang memang harus lebih teliti dalam memeriksa segala sesuatu yang berhubungan dengan usahanya. Melalui tumpukan berkas tersebut, Elang bisa mendapatkan informasi semua yang berhubungan dengan cabang perusahaannya yang ada di tempat lain."Permisi, Tuan," Aldi, sang asisten menyapanya, setelah tadi sempat mengetuk pintu. Pria yang sudah memiliki satu orang anak laki-laki itu mendekat tanpa membawa apapun di tangannya, membuat Elang yang sempat meliriknya, mengangkat alis mata kanannya."Ada apa?" tanya Elang khas dengan suara baritonnya. Pria itu masih asyik dengan berkas yang cukup membuatnya pria itu pusing."Di bawah ada Nona Ayunda, Tuan," jawaban dari mulut Aldi sukses membuat Ela
Baca selengkapnya

Melengkapi Semua Kebutuhan

Saat ini, Ayunda sudah berada dalam satu mobil bersama pria yang akan menjadi suaminya. Untuk beberapa saat, wanita itu hanya terdiam dengan perasaan yang cukup rumit. Ingin mengajak ngobrol calon suaminya, tapi pria itu nampak sedang fokus mengemudikan laju mobil yang dikendarainya.Bagi Ayunda, sikap Elang memang sangat membingungkan. Entah pada dasarnya pria itu memang pendiam atau bagaimana, tapi yang pasti wajah datar yang Elang tunjukkan, membuat Ayunda merasa serba salah.Dalam benak, sebenarnya Ayunda ingin mengajak Elang berbincang, tapi raut wajah yang ditunjukkan Elang, membuat gadis berlesung pipi itu mengurungkan niatnya."Di mana tempat yang akan kita kunjungi?" sebuah pertanyaan tiba-tiba meluncur dari mulut Elang. Meski wajahnya tanpa ekpresi, pertanyaan tersebut cukup membuat Ayunda terkejut sampai wanita itu menoleh dan menatapnya dengan tatapan bingung."Kenapa malah lihatin saya?" sebuah pertanyan kembali meluncur dan hal itu sukses memebuat Ayunda salah tingkah.M
Baca selengkapnya

Memilih Baju Pengantin

"Ayunda!" suara seorang pria yang memanggil nama Ayunda dengan jelas, sontak membuat si pemilik nama dan juga orang di sekitarnya menoleh. Begitu melihat siapa yang memanggil, raut muka berbeda ditunjukan oleh Ayunda dan Elang juga si pemilik rumah."Ah, benar, ternyata itu kamu," dia seorang pria dan wajahnya terlihat begitu berbinar saat langkah kakinya mendekat ke tempat di mana Ayunda berada. "Kamu ngapain di sini?"Elang menatap pria tersebut dengan tatapan menyelidik. Bahkan pria itu sampai mengangkat satu alisnya karena Elang merasa aneh dengan sikap pria yang sudah dipastikan usianya lebih muda dari dirinya. Bukan hanya pria muda saja yang menjadi perhatian Elang, sikap Ayunda saat ini juga tidak luput dari perhatian pria itu. Dari raut wajah yang ditunjukan Ayunda, sepertinya wanita itu tidak terlalu senang dengan kehadiran pria muda tersebut. Entah ada hubungan apa, antara Ayunda dan pria itu, Elang akan mencari tahunya nanti."Yun, kok diam? Kamu ngapain ada di sini?" kare
Baca selengkapnya

Makan Bersama

Setelah mengungkap siapa jati diri calon suami Ayunda, sepasang suami istri yang tadi mengajak Ayunda berdebat, seketika itu mereka terbungkam. Dengan mata agak melebar. Suami istri itu serta si pemilik rumah menatap Ayunda dan calon suaminya dengan tatapan tidak percaya."Lebih baik sekarang kita pulang, Mas," ajak Vera sambil menyeret suaminya. "Pria itu bukan tandingan kamu!"Dari ucapan Vera, sepertinya wanita itu memang mengetahui siapa itu Elang Banu Altemose. Tanpa banyak protes, Rio melangkah, mengikuti istrinya, dengan tatapan yang cukup rumit. Selain terkejut, sepertinya pria itu tidak terima dengan pernikahan mantan kekasihnya tersebut."Bagaimana Ayunda bisa seberuntung itu? Apa Ayunda menggunakan guna-guna?" gumam Vera begitu langkah kakinya dan suaminya sudah agak jauh dari rumah Sandri."Hat-hati kamu kalau ngomong. Ayunda bukan wanita seperti itu," dengan ketus Rio malah membela wanita lain, membuat Vera langsung menatapnya tak suka."Bisa jadi, loh. Kamu tahu kan, aku
Baca selengkapnya

Semakin Dekat

Elang tidak menyangka, dirinya bisa menghabiskan makanan di tempat makan seperti ini. Tempatnya sangat sederhana dengan ruangan yang tidak terlalu luas. Pengunjungnya pun kebanyakan dari masyarakat dengan tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah.Meski tempatnya tidak semewah restoran mahal yang sering Elang kunjungi, tapi tempatnya cukup bersih. Dengan harga yang murah dan juga rasa yang enak, Elang menjadi tahu kenapa rumah makan tersebut cukup ramai oleh pengunjung dengan berbagai profesi."Apa kamu biasa makan di tempat itu?" Elang membuka obrolan, begitu dia dan wanita yang akan menjadi istrinya, sudah kembali berada di dalam mobil. Mobil itu telah melaju pelan sejak beberapa detik yang lalu.Ayunda menoleh sekilas, lalu dia mengangguk cepat dengan diiringi senyuman tipis. "Di sana selain enak, harganya juga sangat murah. Kalau tadi yang kita makan, itu sudah termasuk harga yang mahal, Tuan. Biasanya, sepuluh ribu juga saya sudah kenyang.""Apa! Tadi yang kita makan sudah terbilan
Baca selengkapnya

Dua Keluarga Bertemu Kembali

"Tuan.""Eh, iya, ada apa?"Ayunda menatap heran pada pria yang agak terperanjat saat tadi dia memanggilnya. Meski hanya melihatnya sekilas, tingkah Elang yang spontan itu membuat senyum Ayunda mengembang disertai dengan gelengan kepala beberapa kali."Tidak... tidak ada apa-apa," jawab Ayunda sembari mengedarkan pandangannya kembali ke tepi jalan, "mungkin Tuan enggan menjawab pertanyaanku, jadi Tuan mendadak terdiam gitu. Maaf."Sekarang gantian Elang yang menatap Ayunda sejenak dengan dahi yang berkerut. Elang memang harus fokus ke arah jalan karena sedang mengemudi, jadi dia tidak bisa berlama-lama menatap calon istrinya. Setelah beberapa detik mencerna ucapan Ayunda, Elang malah terkekeh lirih. "Hehehe, maaf, tadi aku hanya sempat keingat hal lain, sampai lupa menjawab pertanyaan kamu," kilahnya.Elang tidak mungkin menjawab jujur. Entah kenapa Elang sedikit merasa takut, Ayunda akan marah atau bertindak berlebih jika wanita itu tahu alasan Elang mengajaknya menikah dan tidak ad
Baca selengkapnya

Setelah Pertemuan Kedua

Pertemuan yang tidak direncanakan antara dua keluarga itu, kini telah berakhir. Dengan meraih berbagai kesepakatan bersama, mereka sudah mengambil keputusan demi lancarnya pernikahan yang akan terjadi pada salah satu anggota dari dua keluarga itu sendiri.Setelah merasa tidak ada lagi yang perlu dibahas, keluarga Elang memilih undur diri termasuk Elang juga. Cukup lama mereka ada di rumah tersebut karena yang menjadi bahan pembahasan memang cukup banyak juga. Meskipun acara pernikahan yang akan berlangsung dalam waktu tiga hari ke depan, adalah sebuah pernikahan sederhana, tapi persiapan yang dilakukan tidak harus asal-asalan begitu saja. Apalagi yang akan menjalani pernikahan bukan orang sembarangan, jadi acara sakral tersebut harus tetap terlihat sempurna saat pelaksanaannya nanti.Dari pertemuan dua keluarga itu juga berhasil menumbuhkan kesan mendalam bagi masing-masing keluarga. Mereka bisa saling menilai, sikap dan kepribadian satu sama lain dari interaksi dua keluarga yang ak
Baca selengkapnya

Harus Ditindak Tegas

Geram, itulah yang dirasakan Pemegang saham tertinggi dari Harmoni Altemose grup saat ini. Mendengar kabar dari sang asisten membuat pria berusia 40 tahun itu tidak habis pikir dengan perbuatan orang yang paling dekat dengan keluarganya.Elang memang tidak memiliki bukti kalau Om dan tantenya yang membuat para pemegang saham dan juga rekan kerja mengetahui tentang rencana pernikahannya. Namun Elang sangat meyakini kalau yang melakukan semua ini adalah sepupu dari ibunya tersebut.Jarak 10 tahun perbedaan usia antara Elang dan Om Bonar, membuat Elang tidak terlalu menaruh rasa hormat kepada pamannya tersebut. Semua itu tentu saja disebabkan oleh sikap Bonar yang memang sok berkuasa sejak dahulu dikala Elang masih remaja.Dari usia belasan tahun, Elang memang tidak menyukai Bonar. Entah kenapa, Elang merasa kalau Pamannya itu hanya memanfaatkan Mamanya untuk menjadi orang yang terpandang. Ditambah lagi dukungan dari Papanya Elang, membuat pria itu semakin besar kepala saja."Apa kamu ya
Baca selengkapnya

Sebuah Sianat

Bonar dan Ratih begitu syok, mendengar ultimatum yang dilayangkan untuk mereka. Mata sepasang suami istri itu membulat sempurna, dan keduanya tidak menyangka kalau mereka akan mendapatkan ancaman yang begitu besar dari wanita yang mereka anggap sebagai Kakak.Siapapun orangnya,tidak akan ada yang menginginkan hidupnya berada dalam keadaan yang miskin. Begitu juga dengan Bonar dan Ratih Meski mereka juga bukan terlahir dari keluarga kaya raya, keduanya sudah dipastikan tidak ingin melepaskan begitu saja kehidupan mewah yang selama ini mereka jalani sejak menjadi bagian dari keluarga Altemose."Astaga, Mbak. Serius, aku tidak pernah menyebarkan berita tentang pernikahan Elang," Ratih masih berusaha membela diri, "Aku hanya tidak sengaja menceritakan niat Elang untuk menikah ke beberapa teman Mbak. Ibarat kata, aku tuh keceplosan.""Ya itu sama saja," sahut Erlin lantang. Terlihat dengan sangat jelas kemarahan dari wanita yang memilik dua anak tersebut."Sudahlah, Tante, nggak usah menge
Baca selengkapnya

Akal Bulus

"Sekarang, cepat katakan, apa yang ingin Om dan Tante bicarakan sama saya?" Elang langsung melempar pertanyaan begitu dia duduk di tempat yang sudah disediakan oleh sepasang suami istri di hadapannya. Dengan sikap yang biasa dia tunjukan, membuat nyali lawan bicara pria itu menciut."Apa tidak sebaiknya kita menikmati hidangan terlebih dahulu?" Ratih mencoba memberi penawaran. Meski sikap dingin Elang mampu membuat wanita itu takut, Ratih berusaha menepisnya dengan sikap yang dibuat setenang mungkin.Elang seketika menatap tajam wanita yang usianya lebih tua tujuh tahun dari dirinya untuk beberapa detik. Tanpa banyak kata, Elang bersiap untuk angkat kaki dari tempat tersebut membuat sepasang suami istri yang ada di sana sontak gelagapan."Kamu mau ke mana, Lang? Om kan belum bicara," bonar berkata sembari memegang lengan Elang agar sang keponakan tidak pergi.Elang melirik tajam tangan Bonar sampai tangan itu terlepas dengan sendirinya. Kemudian diw menatap tak suka kepada pria itu da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status