Semua Bab Istri Muda sang Hot Duda: Bab 31 - Bab 40

120 Bab

Saatnya Tiba

Kesal, marah dan kecewa, itulah yang dirasakan seorang wanita, yang baru saja gagal menjalankan rencananya. Segala umpatan dan makian keluar dari mulut Amanda sejak dia ditolak tanpa kata satupun oleh pria yang akan dijebak olehnya.Dari awal Amanda memang telah berhasil menyelinap masuk ke kamar Elang di saat si pemilik kamar sedang bersama keluarganya. Lalu dia memasukkan obat yang sudah disiapkan ke dalam minuman yang memang biasa Elang sediakan di dalam kamar, berjalan dengan sangatvlancar. Namun, sayang, rencana selanjutnya tidak selalu sesuai dengan keinginan.Minuman yang sudah dicampuri obat perangsang memang berhasil masuk ke dalam tubuh Elang. Namun ketika Amanda akan menjalankan rencana penentu, wanita itu justru mendapat kegagalan yang sangat tidak dia duga. Tadi, saat Amanda mendatangi kamar Elang dengan sandiwara yang sudah dia siapkan, Elang justru sama sekali tidak membukaan pintu kamarnya. Setelah memakai jubah tidurnya, Elang memang melangkah ke arah pintu kamarnya,
Baca selengkapnya

Setelah Sah

"Bagaimana saksi? Sah?""Sahhhh!"Rangkaian kata syukur langsung dipanjatkan setelah kata sah menggema dari semua yang hadir dan menjadi saksi atas ikrar ijab qabul yang diucapkan dengan lantang dari mulut mempelai pria. Senyum pun turut menghiasi dari semua bibir yang ada di sana, menyaksikan jalannya pesta pernikahan yang berlangsung sejak beberapa menit tadi.Meskipun bukan pesta pernikahan yang terbilang mewah, tapi acara yang direncanakan dalam waktu singkat tersebut berlangsung tanpa kendala yang berarti. Semuanya lancar dari hal yang paling kecil sekalipun. Tentu saja suksesnya acara pernikahan Elang dan Ayunda, tak lepas dari pengaruh pemilik hotel yang menjadi mempelai pria itu."Apa kamu tidak bahagia?" bisik Elang kepada wanita yang sekarang telah menjadi istrinya. Elang melempar pertanyaan seperti itu karena sedari tadi setelah akad sampai keduanya duduk di pelaminan, ELang merasa senyum yang Ayunda kembangkan bukan senyum kebahagian seperti dirinya."Eh, em..." Ayunda jus
Baca selengkapnya

Di Rumah Mertua

Canggung dan bingung, itulah yang dirasakan Elang saat ini. Begitu petang tiba, Elang masih berada di dalam kamarnya sejak selesai mandi tadi sore. Elang tidak tahu, apa yang harus dia lakukan selama berada di rumah keluarga istrinya. Sebagai penghilang rasa bingung, Elang memilih memeriksa pekerjaannya melalui ponselnya. Bukan hanya pekerjaan saja, Elang juga mengecek beberapa media pemberitaan. Elang berpikir mungkin saat ini berita pernikahannya yang diam-diam, menjadi sebuah berita yang hangat untuk diperbincangkan. Jika memang ada, Elang akan memerintahkan tim khusus untuk menangani berita tersebut agar tidak meluas.Bukannya tidak senang kabar pernikahannya diketahui banyak orang, Elang hanya tidak mau berurusan dengan pihak media untuk sekedar memberi penjelasan yang menurutnya tidak penting bagi dirinya. "Mas, makan dulu," sebuah suara milik wanita yang sudah menjadi istrinya, berhasil mengalihkan pandangan Elang dari layar ponsel. Elang mendongak, menatap Ayunda yang masih
Baca selengkapnya

Menjelang Tidur

"Siapa wanita itu? Apa mungkin itu kekasih Tuan Elang? Sepertinya iya? Tuan Elang mencium perut wanuta itu dengan segenap rasa. Sayang sekali wajah wanitanya tidak kelihatan," rentetan pertanyaan muncul dari benak Ayunda setelah tadi mengintip ponsel milik suaminya yang menyala.Di sana, di dalam layar ponsel, seperti yang Ayunda pertanyakan dalam hatinya, memang terpampang foto Elang yang sedang berdiri setengah lutut mencium perut rata seorang wanita. Elang terlihat sangat bahagia dalam foto yang digunakan sebagai wallpaper. Sayang sekali wajah wanita itu tidak kelihatan. Hanya nampak tubuh dari leher hingga ke bawah, dan dibalut dress selutut berwarna putih, senada dengan pakaian Elang."Mungkin ini tujuan Tuan Elang mengajakku nikah kontrak. Dia sedang menunggu kekasihnya pulang dari suatu tempat dan nanti mereka akan kembali bersama. Atau mungkin mereka sudah putus dan aku hanya dijadikan pelarian sebagai penutup rasa sakitnya. Terus nanti wanita itu kembali meminta maaf, dan El
Baca selengkapnya

Seranjang Berdua

"Eh, kamar pengantin sudah gelap aja, udah perasaan belum terlalu malam?""Baru pukul sembilan kurang ini. Wah! Pengantinya gerak cepat!""Mungkin pengantinnya kelelahan kali. Kan, mereka pasti kemarin malam tidak bisa tidur karena mau menikah.""Mending kalau mereka kelelahan, jika mereka saat ini sedang menambah kelelahan bagaimana?""Bisa jadi itu."Celetukan para ibu tetangga yang bertamu ke rumah Ayunda dan duduk di ruang tengah, dekat kamar pengantin, sontak membuat penghuni kamar dengan cahaya remang-remang semakin salah tingkah.Entah Ayunda lupa atau bagaimana, kalau ada yang melangsungkan pesta pernikahan, baik di kampung termasuk juga di komplek tempat tinggalnya, tamu akan masih berdatangan meski acara inti sudah selesai.Walaupun tamu yang banyak tidak membludak, tapi tetap saja mereka akan menyempatkan untuk datang, guna sekedar memberi doa restu dan turut membantu sedikit dana yang ditaruh dalam amplop putih.Apa lagi pernikahan di tempat Ayunda itu berlangsung secara me
Baca selengkapnya

Menjelang Pagi

"Kenapa malah diam? Apa ada yang sedang kamu pikirkan?" pertanyaan yang keluar dari mulut Elang, sontak membuat Ayunda agak gelagapan. Wanita yang sedang memikirkan perbuatan isengnya beberapa menit yang lalu, nampak salah tingkah sampai menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Apaan sih, Mas. Udah cepat bangun dan bersih-bersih, ibadah pagi dulu," karena Elang memasang senyum meledek, Ayunda jadi sengaja bersikap ketus agar suaminya tidak meledeknya dan perbuatan isengnya juga tidak ketahuan."Ibadah ya?" Elang berkata ragu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sudah pasti sikap Elang membuat Ayunda mengerutkan keningnya seketika."Kenapa? Nggak doyan sama yang namanya ibadah?" tanya Ayunda langsung ke intinya tanpa basa-basi sampai suaminya terkesiap dan senyum-senyum tidak jelas."Aku... sudah lupa cara melakukan ibadah," jawab Elang pelan dengan mata yang menatap ke arah mana saja."Astaga! Bagaimana mungkin kamu bisa lupa dengan kewajiban kamu, Mas?" entah kenapa tiba-tiba A
Baca selengkapnya

Menikmati Pagi Berdua

"Wahh, pengantin baru! Udah seger aja nih pagi-pagi. Jalan-jalan Mbak Yun?""Iya, nih, Bu, Mari.""Silahkan, Hati-hati ya, Mbak, nanti suaminya ilang loh. Tuh, banyak mata yang menginginkannya."Celetukan ibu penjual nasi uduk hanya dibalas senyuman oleh Ayunda dan juga Elang. Sepanjang kaki melangkah, sudah banyak mulut iseng para tetangga yang membuat pengantin baru harus bisa menahan diri dari rasa malu karena ledekan yang keluar dari mulut orang-orang yang mereka temui."Kamu di sini cukup terkenal yah, Ay?" tanya Elang sesat kemudian begitu langkah kaki mereka berada di jalan yang agak sepi."Ay?" Ayunda sampai menoleh begitu Elang kembali memanggilnya dengan dua huruf tersebut."Kenapa? Nggak suka aku panggil gitu? Aku lebih enak manggil kamu gitu, gimana dong? Nggak apa-apa kan?" balas Elang mencoba memberi alasan yang masuk akal."Bukannya nggak suka, cuma ya, ngerasa aneh aja. Aku sih nggak masalah Mas Elang manggil aku dengan cara apa," jawab Ayunda yang memang terlihat begi
Baca selengkapnya

Kedatangan Orang Dekat

"Frida," panggil seorang wanita kepada wanita lain yang sedang duduk menunggunya. Wanita yang namanya baru saja disebut tentu saja langsung menoleh. Begitu matanya menangkap sosok yang tadi memanggilnya, wanita bernama Frida seketika tersenyum cukup lebar. "Ya ampun, Mbak Laras," Frida langsung bangkit dari duduknya menyambut kedatangan wanita yang usianya lebih tua dari dirinya. "Mbak Laras apa kabar?" tanyanya antusias sambil menjabat tangan wanita yang menghampiri dirinya."Ya.. seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja," jawab Laras, lalu keduanya duduk di kursi yang sama, yang tadi Frida duduki. "Kamu sendiri bagaimana? Kamu juga dalam keadaan baik, kan?"Frida tersenyum tipis. "Aku sih dalam keadaan baik, Mbak, tapi putriku yang saat ini sedang dalam keadaaan kurang baik," adu wanita itu.Laras seketika tertegun. Untuk sesaaat dia terdiam sembari menatap lawan bicaranya. Lantas Laras pun ikut tersenyum. Tapi senyum yang terkembang pada bibir Laras, adalah senyum dengan peras
Baca selengkapnya

Obrolan Ringan

"Sebelumnya aku minta maaf, Frida," setelah terdiam untuk beberapa saat, akhirnya Laras mengeluarkan suaranya. Dengan perasaan yang cukup berkecamuk, wanita itu berusaha agar bisa terlihat tenang di hadapan wanita yang sudah lama dia kenal."Sebenarnya, aku datang ke kota ini juga karena permintaan Elang, Da," sambungnya.Frida yang menangkap raut wajah berbeda dari lawan bicaranya sontak menatap Laras dengan tatapan yang butuh penjelasan lebih. Dan pastinya ucapan Laras juga membuat wanita itu jadi penasaran. "Karena Elang? Emang Elang kenapa, Mbak? Apa terjadi sesuatu?"Laras menghela nafasnya secara perlahan untuk melonggarkankan ruang dadanya yang sedikit terasa menyempit. "Di kota ini, ternyata ada wanita yang Elang inginkan dan aku datang untuk melamar wanita itu atas keinginan Elang.""Apa!" pekik Frida syok, "Bagaimana mungkin? Bukankah Mbak Laras bilang...""Aku tahu, aku sendiri juga kaget mendengarnya," terang Laras, "menurutku, ini juga terlalu mengejutkan. Apa lagi aku y
Baca selengkapnya

Masih Dalam Suasana Hangat

Dengan persaaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Ayunda melangkah menuju kamarnya. Wajahnya mengisyaratkan kalau wanita itu sedang dalam ambang kebingungan. Bahkan pikirannya, lebih fokus kepada permintaan sang sepupu yang membuatnya cukup heran."Astaga!" pekik Ayunda begitu membuka pintu kamar. Secara spontan dia kembali menutup pintu kamar dan membatalkan masuk ke dalamnya karena di dalam kamar, ada pemandangan yang membuat jiwa wanita dalam diri Ayunda, meronta dan resah secara bersamaan."Kamu kenapa?" Rumana yang baru saja menaruh hidangan dia atas meja, kebetulan melihat tingkah aneh anaknya. Wanita itu sontak melempar pertanyaan, "nggak jadi masuk kamar?""Nggak kenapa-napa, Bu," jawab Ayunda salah tingkah, "Ini mau masuk kok, hehehe...""Kirain ada apa apaan. Itu sarapan sudah ibu siapkan, Ibu mau ke warung Mbak Murni sebentar," ucap Rumana sambil bersiap untuk pergi."Aleta diajak sekalin, Bu.""Nggak usah, cuma sebentar doang. Lagian ngapain ngajak dia? Orang d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status