Semua Bab Istri Muda sang Hot Duda: Bab 11 - Bab 20

120 Bab

Bertemu Keluarga Pria

"Untuk apa?" tatapan mengintimidasi langsung Elang layangkan begitu mendengar permintaan Laras. Meski Elang sudah menduga, entah kenapa ada sedikit rasa khawatir pada pria yang sedari tadi bersikap tenang selama pembicaraan antar keluarga berlangsung."Untuk apa?" bukannya menjawab, Laras malah mengembalikan pertanyaan kepada Elang dengan alis mata kanan yang terangkat sedikit. Wanita yang masih kelihatan sangat sehat diusianya yang sudah menginjak kepala enam itu, menatap tak percaya kepada putranya."Astaga! Masa gitu aja pakai ditanyakan sih, Mas," Erna menyahuti dengan rasa geram yang kembali hadir. Menurut ibu anak satu itu, sikap kakak laki-lakinya kali ini sungguh ajaib dan diluar nalar. Tidak seperti Elang yang selama ini selalu terlihat lebih cerdas."Apa Mas Elang sudah terserang bucin akut? Sampai orang tua ingin ketemu sama calon menantu saja sampai dicurigai gitu? Kayak baru pacaran aja," gerutunya.Ekspresi berbeda langsung ditunjukan setiap wajah yang duduk dalam satu
Baca selengkapnya

Pembicaraan Keluarga

Suasana riuh nampak terdengar dari salah satu ruang pribadi yang ada di sebuah bangunan bertingkat. Suara riuh itu berasal dari suara beberapa anak yang sedang bermain dalam ruangan tersebut, serta beberapa orang tua yang ikut menambah ramainya ruangan tersebut.Ruang yang memang disediakan khusus untuk pemilik gedung hotel itu, hanya diisi sebagian kecil dari anggota keluarga pemilik hotel. Namun, suasana ramai cukup membuat ruangan tersebut terasa lebih hangat. Namun suasana riuh itu perlahan memudar kala dari arah pintu masuk, datang seseorang yang sedang mereka tunggu. Awalnya mereka bersikap biasa saja saat melihat wajah seorang pria yang muncul dari balik pintu, tapi beberapa detik kemudian reaksi wajah para orang dewasa berubah saat itu juga ketika mata mereka menangkap sosok wanita yang datang bersama pria yang mereka tunggu."Ayana!" Laras, wanita yang paling tua di sana tercekat begitu melihat wajah wanita yang baru saja datang. Bukan hanya dia, kedua anak dan menantunya j
Baca selengkapnya

Setelah Pertemuan

"Kamu sudah pulang?" suara bariton seorang pria terdengar cukup menggelegar sampai seorang wanita yang mendengarnya, langsung menghentikan langkah kakinya. Wanita itu tentu saja terkejut dengan suara berat itu. Bahkan kepalanya langsung menoleh untuk memastikan pemilik suara tersebut adalah orang yang sangat dia kenal."Eh, Bapak, kirain siapa, ngagetin banget," wanita muda yang tadinya akan langsung masuk ke kamar, merubah haluannya menjadi berbelok menuju ke tempat pria yang sedang menikmati kopi, di salah satu sudut ruang tengah."Babak pulang dari tadi apa gimana?" Wanita itu kembali bertanya hanya untuk sekedar basa-basi, setelah menempelkan pantatnya pada salah satu kursi yang tidak jauh dari tempat duduk Bapaknya."Ya, seperti biasa jam pulangnya Bapak, kamu kan tahu," jawab pria berusia 50 tahun itu sembari mengecilkan suara televisi yang sedang dia tonton. "Kok kamu pulang sendirian? Kata Ibu kamu habis pergi sama Elang?"Wanita muda itu langsung tersenyum dan tangannya ter
Baca selengkapnya

Kedatangan Mantan Mertua

Setelah mendapat kabar tentang kedatangan seseorang yang sangat dikenalinya, untuk beberapa saat, Elang menghentikan pekerjaannya. Pikirannya menerawang dengan sesekali dahi pria itu berkerut. Dilihat dari sikap Elang yang mendadak gelisah, sepertinya tamu wanitanya saat ini, bukan tamu wanita yang biasa saja."Kenapa dia kemari? Apa hanya kebetulan saja? Tapi, yang aku tahu dia tidak memiliki kenalan di kota ini?" berbagai pertanyaan serta dugaan seketika bermunculan dalam pikiran Elang.Wajar saja dugaan itu datang karena Elang merasa heran dengan kedatangan wanita yang sudah lama tidak bertegur sapa dengan dirinya. Elang bahkan lupa, entah kapan dia bertemu dan ngobrol yang terakhir kalinya dengan wanita bernama Rebeca itu.Daripada semakin banyak dugaan bermunculan dan hanya akan menimbulkan perasaan tidak nyaman, Elang memilih segera bangkit dari kursi kerjanya lalu melangkah keluar untuk menemui wanita yang menunggunya di ruang sebelah.Sebagai informasi, Elang memang hampir tid
Baca selengkapnya

Paman Dan Bibi Ayunda

Petang ini, suasana hangat nampak jelas terlihat di kediaman Ayunda. Di rumah itu bahkan beberapa kali terdengar suara tawa yang menggema disela-sela perbincangan semua orang yang berada di sana. Orang-orang tersebut, terlihat mengenakan pakaian rapi demi menyambut tamu yang sebentar lagi akan hadir.Bukan hanya keluarga Ayunda saja yang berada di rumah itu. Beberapa tetangga terdekat mereka juga turut serta hadir atas permintaan pemilik rumah. Malik beserta keluarga, juga membutuhkan saksi dari tetangga karena peristiwa yang akan terjadi di rumah itu, merupakan peristiwa yang cukup penting.Tanpa orang-orang itu sadari, tak jauh dari rumah tersebut, ada dua pasang mata yang sedang mengawasi kehangatan di rumah itu, dari tempat yang agak gelap. Dua orang pemilik mata itu menatap penuh tanda tanya ke rumah Ayunda sejak beberapa saat yang lalu. Entah ada maksud apa dua orang itu melakukan hal aneh tersebut. Yang pasti dari gelagatnya, selain rasa heran, mereka juga menunjukan beberapa
Baca selengkapnya

Acara Lamaran Berjalan Lancar

Malam ini, acara lamaran berjalan dengan lancar. Dari acara tersebut, terjalin beberapa kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak diantaranya, kesepakatan tentang hari pernikahan yang akan berlangsung tiga hari dari sekarang.Awalnya pihak keluarga Ayunda nampak keberatan dengan keputusan itu, karena waktu tiga hari terlalu singkat dan mereka belum memiliki persiapan sama sekali.Namun dari pihak laki-laki malah tiidak mempermasalahkan akan hal itu, sebab semua biaya yang dibutuhkan dan segala keperlauan pernikahan, disiapkan oleh pihak laki-laki. Kedua belah pihak awalnya terus melakukan negoiasi, sampai pada akhirnya pihak Ayunda menyerah dan menyetujui kesepakatan tersebut.Sepanjang pembahasan kesepakatan yang terjadi antara dua keluarga, pihak dari keluarga laki-laki dibuat takjub dengan sikap yang Elang tunjukkan. Terutama Laras, wanita itu seperti melihat sisi lain dalam diri Elang yang kembali muncul setelah sisi itu hilang sekitar 14 tahun yang lalu.Elang nampak bersemang
Baca selengkapnya

Nasib Tamu Tak Diundang

"Sepertinya ada tamu, Pak," gumam Rumana begitu telinganya mendengar suara ketukan pintu. Bukan hanya dia, suami dan anak gadisnya juga mendengar suara ketukan tersebut sampai kepala ketiganya menoleh ke arah ruang tamu."Siapa yang bertamu jam segini?" Rumana kembali bersuara, saat matanya melihat petunjuk waktu yang terpajang di dinding, tepat di atas meja televisi. Di sana sudah menunjukan pukul sebelas malam."Mana nggak ada suaranya lagi," gerutunya."Mending jangan dibukain deh, Bu, biarkan aja. Takutnya malah orang jahat. Salah sendiri, bertamu cuma ketuk pintu doang," demel Ayunda sedikit kesal. Bagaimana mungkin tidak kesal, tamu itu sama sekali tidak bersuara, tapi malah mengetuk pintu sampai beberapa kali."Ya udah, mending Ibu masuk kamar aja," Rumana bangkit dan beranjak terlebih dahulu. Tak lama setelahnya Ayunda juga beranjak, dan terakhir, Malik yang tidak ada niat untuk menemui orang yang mengetuk pintu.Sementara itu di depan rumah Ayunda, orang yang sedari tadi men
Baca selengkapnya

Suasana Pagi Di Tempat Berbeda

Keesokan harinya, keluarga Ayunda sedang menjalankan pekerjaan pagi yang tidak seperti biasanya. Jika setiap pagi Ayunda akan sibuk belanja dan menyiapkan bahan untuk jualannya, pagi ini dia lebih santai, hanya membantu ibunya membersihkan rumah.Malik juga terlihat lebih santai dari hari sebelumnya. Biasanya tiap pagi, pria itu disibukan dengan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan barang dagangannya, tapi pagi ini, Malik terlihat sedang duduk sembari menikmati berita pagi di layar televisi.Yang nampak lebih sibuk hanya Rumana. Meski sebagian pekerjaan rumah sudah dipegang oleh Ayunda, tapi wanita itu harus tetap melakukan tugas lainnya seperti mempersiapkan keperluan dua anak laki-lakinya yang hendak berangkat sekolah."Lagi sibuk beres-beres, Yun," celetuk salah satu tetangga, yang sedang menjemur baju di halaman rumahnya. Ayunda yang saat itu sedang menyapu teras rumah, langsung mendongak dan mengarahkan pandangan matanya ke arah tetangga sembari melempar senyum. "Iya, Bu
Baca selengkapnya

Sikap Saudara Kandung

Masih di waktu pagi menjelang siang, suasana yang sedari tadi cukup hangat, kini berubah menjadi agak tegang. Kedatangan dua tamu di rumah Ayunda, menyebabkan suasana pagi itu menjadi tak enak karena munculnya rasa kesal dan geram dalam benak si pemilik rumah."Kenapa kalian kembali lagi? Kalian nggak malu datang kemari? Apa uang hasil menjual sertifikat rumah ini sudah habis?" sebuah pertanyaan yang sangat menohok, keluar dari mulut Rumana. Setelah dari tadi kedua tamunya hanya berbasa-basi tanpa menunjukkan rasa bersalahnya, sekarang dua tamu yang tidak lain adalah Hisyam dan Wati, nampak menunduk dan saling lirik tanpa bisa membalas ucapan kakak ipar mereka."Bu," Malik langsung menatap isrinya. Dengan tatapan matanya, pria itu memberi peringatan kepada istrinya agar bisa menjaga ucapannya.Rumana sontak mendengus semakin kesal dengan sikap suaminya. "Kenapa, Pak? Ada yang salah dengan ucapan Ibu?" sungut Rumana."Mbak, kami sengaja datang ke sini, karena kami ingin minta maaf. Ka
Baca selengkapnya

Jemputan Dari Camer

"Mobil siapa itu, Yun?""Nggak tahu, Bu, baru lihat aku.""Mobilnya sangat bagus, apa mungkin milik Elang?"Ayunda hanya mengangkat kedua pundaknya sebagai jawaban.Kelima orang yang sedang duduk di ruang tamu, serentak memperhatikan mobil hitam yang baru saja terparkir di halaman rumah. Dengan benak yang diliputi pertanyaaan, mata mereka terus menatap ke arah mobil sampai seorang pria yang tidak mereka kenal keluar dari mobil tersebut."Permisi," pria itu kini sedikit berseru, menyapa penghuni rumah dari depan pintu. Mungkin dari teras rumah, pria tersebut sudah melihat kalau di ruang tamu ada orang, jadi pria itu memberi sapaan hanya satu kali saja dengan suara yang tidak terlalu lantang.Ayunda mendekat dan langsung menyapa pria yang usianya diperkirakan sudah memasuki angka 50 tahun. "Cari siapa ya, Pak?""Maaf, Non, Nona yang bernama Ayunda kan?""Iya, benar, saya sendiri.""Saya supirnya Nyonya Laras, Non. Saya diminta beliau untuk menjemput Nona."Semua telinga yang mendengar u
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status