Setelah menghubungi seseorang, pria yang saat ini masih duduk di sofa dalam kamarnya kembali terdiam. Matanya menerawang, menatap ranjang yang malam ini hanya akan dia gunakan sendirian. Pria itu mendesah, mengurai sesak yang menghimpit rongga dadanya."Baru tadi pagi kamu pergi, tapi entah kenapa, rasa sepi yang sering aku rasakan kembali melanda hatiku, Ay," gumam pria itu kala kembali teringat akan istrinya. Pria itu kembali terdiam, merenungi segala hal yang telah dia lewati bersama istri barunya. Beberapa kali pula pria itu mendesah, hingga pikirannya buyar saat telinganya mendengar pintu kamar ada yang mengetuknya."Iya, Bi," teriak pria itu menyahuti hingga si pengetuk pintu langsung mmenghentikan ketukannya."Di depan ada Tuan Marco, Tuan," balas sang Bibi dengan suara yang cukup lantang juga. Bukan karena Bibi tidak sopan, tapi agar majikannya mendengar karena pintu kamarnya tertutup."Iya, Bi, suruh tunggu sebentar," sahut pria itu, dan setelahnya suara Bibi pun menghilang.
Baca selengkapnya