"Tuan Muda berhak tahu.""Aku memang berencana mmeberitahunya, tapi kita membutuhkan waktu yang tepat untuk itu.""Dan apa langkah kita selanjutnya, Tuan?""Siapkan jet, kita pulang sekarang!""Baik, Tuan."Sementara di tempat barunya, Lyra menendang kursi yang terpental dan membentur tembok. Kursi itu pun hancur. "Bedebah! Sepertinya dia mulai mencium rencanaku, dia sudah mengamankan Vano dan istrinya terlebih dahulu!""Tuan Muda cukup cerdik, Nona. Seharusnya kita langsung saja bawa Larena dari tangan Resya.""Aku justru ingin langsung menghabisi Larena dan anaknya!" akunya lugas. "Tuan Muda pasti akan mengamuk.""Haaa ... aku ingin melihatnya hancur, Jay. Jika mereka mati, sudah pasti Arfeen akan hancur!" "Kenapa kita tak biarkan saja mereka hidup?" usul Jay membuat Lyra melotot padanya. "Apa maksudmu?""Kita gunakan untuk menyiksa Tuan Muda. Yang harus mati adalah Tuan Muda Arfeen, biarkan istri dan anaknya hidup menjadi budak Nona, seumur hidup!""Idemu boleh juga, Arfeen past
Last Updated : 2024-02-26 Read more