All Chapters of Istri yang Tak Kau Percaya Ternyata Kaya Raya: Chapter 61 - Chapter 70

360 Chapters

Bab 61. Penampilan yang Berbeda

"Kamu ... sedang apa di sini? Bukankah seharusnya kamu berada di ruang meeting?" Hamid yang tadi sedang berdiri bersandar pada dinding, tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Kepalanya menunduk karena tatapan Fabian yang cukup tajam membuat nyalinya hilang seketika. "Iy-iyyaa, Pak. S-saya naik sekarang." Demi menghindari Fabian yang terkenal tegas dan dingin. Hamid mempercepat langkahnya menuju lift untuk naik ke ruang meeting. Fabian menarik napas panjang agar bisa meredam emosi yang muncul saat melihat Hamid tadi. Ia tau persis apa tujuan Hamid berdiri di dekat resepsionis itu. Setelah membetulkan jas dan dasinya yang ia rasa berubah letak saat tubuhnya menegang, Fabian bergegas berjalan tegak mendekati pintu kaca lobi. Dari kejauhan ia melihat Kaisar dan Analea telah turun dari mobil. Fabian memperlambat langkahnya saat Analea dan Kaisar sudah melangkah mendekatinya. "Wah, wah, kali ini kita disambut langsung oleh CEO PT Bina Sanjaya," Kaisar dan Fabian saling berjabat tangan. Kemudi
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

Bab 62. Tanda di Balik Telinga

"Kita sudah sampai. Ayo turun!" Kaisar yang duduk di belakang, keluar setelah salah seorang security membukakan pintu untuknya. Analea juga sudah berdiri di samping Kaisar. Mereka kini berada di teras hotel. "Pak Kaisar? Sebelah sini, Pak!" Seorang pria berpakaian safari menghampiri dan membawa Kaisar ke sebuah restoran yang berada di dalam hotel itu. Analea melangkah disamping Kaisar. Selama bekerja dengan Kaisar, Analea selalu merasa nyaman. Tidak seperti para CEO lainnya, Analea tidak pernah merasa tertekan ataupun terlalu sungkan berada di dekat Kaisar. Bahkan Kaisar lebih sering menganggapnya sebagai rekan kerja. Meski demikian, Analea tetap bersikap sopan dan sebagaimana seorang sekretaris pada atasannya. "Pak, Apa Mbak Risa juga hadir?" Kaisar menggeleng. "Kenapa? Kamu khawatir tidak ada teman? Kalau begitu, kamu jangan jauh-jauh dari saya," sahut Kaisar santai sambil tersenyum pada Analea. "Kira-kira, kenapa ya Bu Maira meminta saya untuk datang?" gumam Analea pelan,
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

Bab 63. Surat dari Pengadilan Agama

"Selamat, Bu Maira. Anaknya perempuan." Maira yang saat itu merasa sangat lemas, samar-samar mendengar suara dokter dan perawat di sekitarnya. Sejak awal ia memang memilih untuk melahirkan secara normal. Namun persalinan kali ini lebih membutuhkan tenaga yang ekstra. Hingga ia merasa sangat lemas dan penglihatannya sedikit buram. "Ini bayinya, Bu. Cantik sekali seperti mamanya. Matanya biru, mungkin seperti papanya." Seorang perawat meletakkan bayi merah yang baru saja lahir di atas dada Maira. Meski sekilas, ia bisa melihat dengan jelas tanda hitam yang ada di balik telinga kanan bayinya. Hanya itu yang dapat diingat oleh Maira, karena beberapa detik kemudian ia tak sadarkan diri karena teralu banyak mengalami pendarahan. Saat tersadar, Maira baru mengetahui bahwa ia tak sadarkan diri hingga hampir satu minggu. "Mana bayiku?" lirih Maira pelan. "Bayi kita sudah di rumah sejak tiga hari yang lalu, Sayang. Dia sehat. Semua orang menyayanginya. Mama Laura, Bu Nuri, Ayah Pratama.
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

Bab 64. Informasi tentang Analea

"Kenapa Mbak Ratu menginginkan informasi tentang Ana?" Hamid berpikir keras. Ada apa antara Ratu dan Analea? Apa Analea membuat masalah di Eternal Group? "Ada apa, Mid? Itu pesan dari siapa? Kenapa kamu jadi melamun?" Irma mengguncang lengan Hamid yang tatapannya kosong kedepan. "Hamid!" sentak Irma karena Hamid tak kunjung menjawab. "Iy-iyaa, Bu. Ini pesan dari tunangannya Bos aku. Mau ajak ketemu. Aku keluar sebentar, Bu!" Hamid bergegas bangkit, lalu meraih kunci motornya. "Mau kemana, Mid?" Irma berteriak melihat putranya pergi dengan tergesa-gesa. "Sebentar, Bu. Nggak lama, kok!" teriak Hamid sebelum melajukan motornya ke alamat yang baru saja dikirim oleh Ratu. Irma mengikuti Hamid sampai ke depan pagar , lalu menggerutu karena Hamid tidak menjawab pertanyaannya dengan benar. "Semoga saja Hamid pergi bertemu Ana dan mereka tidak jadi bercerai," gumam Irma. Namun ia tidak menyadari ternyata ucapannya barusan terdengar oleh beberapa tetangganya yang baru saja pulang dari
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

Bab 65. Saling Melepas Rindu

"Rein, kamu yakin mau menjodohkan Ratu dengan Fabian? Kamu tau kan kelakuan Ratu kayak gimana? Apa Ratu nanti nggak bikin malu keluarga kita?" Rein yang sedang fokus dengan laptopnya tiba-tiba menoleh pada Maira. "Maira, kenapa kamu bilang seperti itu? Seharusnya seorang ibu itu mendoakan yang baik-baik untuk anaknya!" Rein sedikit tidak terima dengan perkataan Maira yang selalu memojokkan Ratu. "Bukan begitu, Rein. Ratu sudah sering kali kita nasehati dan ingatkan, tapi ia dia tidak juga berubah. Bahkan sekarang ini dia sudah sering bohongi kita. Rein menghela napas panjang. Dalam hatinya ia membenarkan apa yang dikatakan Maira. Namun, rasa sayangnya yang berlebihan pada Ratu kadang membuatnya buta dan selalu memaklumi apa yang dilakukan putrinya itu. "Aku berharap, Fabian bisa membimbing Ratu nantinya. Mereka sudah berteman sejak kecil. Fabian pasti bisa memahami Ratu." Rein menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, memandang kosong pada langit-langit ruangan yang berwarna pu
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Bab 66. Pelukan Hangat

"Ada apa, Kak? Ada masalah?" Analea menatap Fabian dengan cemas. Wajah Fabian terlihat cukup tegang. Pria itu memandangnya intens dan penuh arti. "Leaaa ... " Fabian meraih satu jemari Analea dan mengenggamnya. Tubuh pria itu sedikit bergeser hingga keduanya menjadi lebih dekat. Suhu dari mesin pendingin mobil sudah tak berpengaruh lagi. Karena ada kehangatan diantara mereka. "Ya, Kak." Analea masih memandang Fabian yang raut wajahnya tiba-tiba berubah. Walau pria itu diam dengan wajah datarnya. Analea dapat merasakan ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Fabian. "Leaaa ... aku ingin kita berjanji." Fabian meraih satu jemari Analea lagi. Kini, dua pasang jemari itu saling menggenggam. Fabian membawa jemari Analea ke dalam pangkuannya. Kemudian ia mengecupnya. Hati keduanya berdesir, merasakan letupan-letupan sesuatu yang bergejolak di hati mereka. Mereka sampai lupa ada seorang supir yang sedang menyetir di depan mereka "Janji apa, Kak?" Analea merasakan firasat yang tidak baik
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

Bab 67. Membongkar Rahasia

"Kak, firasatku tidak enak." Analea memandang dua mobil mewah yang ia kenal sebagai mobil Kaisar dan Rein. "Kita masuk saja dulu." Fabian menggenggam tangan Analea ketika sudah turun dari mobil. Lalu membawa wanita itu menuju rumahnya. Pintu utama rumah besar itu terbuka. Ada beberapa asisten rumah tangga yang lalu lalang. "Sebaiknya kita jangan begini, Kak." Analea berusaha menarik tangannya dari genggaman Fabian. "Kenapa? Jangan takut. Ada Aku." Fabian meremas jemari Analea agar wanita itu menjadi tenang karena ada Fabian di sampingnya. Setelah menghela napas dalam--dalam, Analea mengikuti langkah Fabian yang langsung menuju ruang keluarga. Dari kejauhan terdengar suara Arthur dan Rein berbincang. "Emm ...Selamat siang. Wah, ada tamu rupanya." Mendengar suara Fabian, spontan saja semua yang ada di ruangan itu menoleh. Mereka terkejut, terlebih melihat ada Analea di samping Fabian. Pandangan mata mereka jatuh pada genggaman tangan Fabian yang menggenggam erat jemari Anale
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 68. Terluka

"Tante Mira ?" Analea spontan berdiri melihat wanita yang sangat ia kenali berada di hadapannya. " A-ana .." Wanita yang dipanggil tante Mira oleh Analea itu terkejut. "Kamu siapa? Kenapa kamu kenal dengan Analea?" tanya Arthur dengan pandangan tak suka pada Mira. "M-mmaaf, Tuan. Saya kenal banget sama Ana ini. Rumah kami bersebelahan di Gang Mangkal." Wajah wanita bernama Mira itu tampak takut-takut menoleh pada Analea. "Apa? Gang Mangkal? Bukannya itu tempat ...." Arthur tidak melanjutkan kalimatnya. Wajahnya merah padam memandang Fabian dan Analea bergantian. Dilihat dari wajah Fabian yang tidak terkejut, ia berkesimpulan bahwa sebelumnya Fabian sudah tau kalau Analea tinggal di Gang Mangkal, daerah yang dikenal sebagai tempat lokalisasi. "Analea, kamu bisa jelaskan pada saya?" Kini tatapan Arthur sangat tajam pada Analea. "Iy-iyaa, Pak. Memang benar saya dibesarkan di sana oleh orang tua angkat saya," jawab Analea menunduk. Dadanya begitu sesak. Lagi-lagi asal usul tempat
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 69. Putus Komunikasi

"Ada apa, Ratu? Ngapain kamu bisik-bisik sama perempuan itu?" "Mamaaa?" Ratu nyaris terlonjak melihat Maira muncul dari balik dinding teras dengan netra tajamnya. "Uang apa itu?" tanya Maira curiga. Wanita anggun itu menyipitkan matanya yang tertuju pada uang yang berada di tangan Ratu. "Kasian, Maa. Rumahnya jauh. Aku kasih dia ongkos aja." Ratu menutupi uang dalam genggamannya agar tidak terlihat oleh Maira berapa jumlahnya. Tapi terlambat, sejak awal Maira sudah melihat uang ratusan ribu yang jumlahnya itu lebih dari sepuluh lembar. "Sebanyak itu? Mama nggak percaya itu untuk ongkos. Ayo Mbak, kamu kita antar pulang saja! Silakan naik ke mobil saya!" pinta Maira sembari menunjuk mobilnya tak jauh dari teras. "Iy-iyaaa, Nyonya." Mira gemetar dan terpaksa menurut mengikuti Maira ke mobil. Setelah pamit dengan Arthur, Fatma dan Fabian, mereka pun kembali ke Jakarta. "Benar kamu tinggal di Gang Mangkal?" Maira mulai mengorek keterangan dari Mira sambil menatap wanita berpakaian
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 70. Pria Penyelamat

"Jangan lupa hari ini kita ada pertemuan dengan PT Bina Sanjaya. Bagaimana persiapan untuk rapat hari ini, Risa? Ana, siapkan semua berkas yang dibutuhkan!" Pagi ini Kaisar sedang memberi arahan pada dua sekretarisnya. Risa dan Analea yang kini duduk berhadapan dengan Kaisar di ruang presdir, telah mendapat bagian tugasnya masing-masing. "Apa Pak Rein dan Bu Maira juga akan hadir, Pak?" tanya Risa sembari mencatat siapa saja yang akan hadir di rapat ini. "Tidak. Mereka sedang sibuk mempersiapkan acara pertunangan Ratu." Jawaban Kaisar sempat menghentikan hembusan napas Analea beberapa detik. Ada sesuatu yang menusuk dadanya saat ini. Namun ia berusaha untuk tidak memperlihatkan hal itu. Diam-diam Analea mengatur napasnya yang tiba-tiba sesak. "Ana, bagaimana? Apa semua berkas yang saya perlukan sudah ada? Ana, kamu baik-baik saja?" tanya Kaisar sembari memandang Analea ya sejak tadi hanya diam saja. "B-baik, Pak. Maaf!" jawab Ana gugup. "Bagaimana, berkas-berkasnya apa sudah si
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
36
DMCA.com Protection Status