Home / CEO / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Chapter 131 - Chapter 140

152 Chapters

Bab 131 ( Anton)

Setelah mengantarkan Suci ke Villa, Rangga bergegas untuk kembali menuju ke kantor polisi. tidak ada waktu untuk bersantai, karena ia harus cepat bertemu dengan ibunya. Ada banyak hal yang ingin Ia bahas dengan ibunya itu.Di sepanjang perjalanan, Rangga memikirkan pendapat istrinya tentang orang yang telah membocorkan informasi terkait penangkapan Rahayu. Jika memang sandi adalah otak dari bocornya informasi itu, bagaimana cara Sandi menghubungi para wartawan itu. sedangkan, ponsel sandi saat ini sedang dijadikan alat bukti atas keterlibatannya Rahayu dalam beberapa kasus pembunuhan.Jika menurut Rangga Sandi bukanlah orang-orang yang patut dicurigai, baginya saat ini yang lebih mencurigakan adalah Restu. Karena pria itu lebih memiliki alasan yang jelas untuk dapat menghancurkan setiap hal yang berhubungan dengan dirinya Karena rasa cintanya pada suci.Rangga sudah tidak peduli lagi dengan keadaan saat mobilnya sudah sampai di depan gerbang kantor polisi, Ia segera turun dari mobil
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 132 ( Kecurigaan Joni)

“Mau saya buatkan teh, Nona?” tanya wanita paruh baya yang kemarin memergoki dirinya dan Rangga di ruang tamu. “Tidak, bi. Saya belum haus.” Suci masih sedikit malu jika bertemu dengan wanita yang belum Suci ketahui namanya itu. “Baiklah, saya tinggal beres-beres rumah dulu, ya.” Wanita itu pun meninggalkan Suci sendiri. Saat akan melangkah ke kamarnya, ponselnya berdering.Suci dapat melihat Anton yang sedang menghubungi dirinya. Kali ini, ada sedikit keraguan untuk mengangkat panggilan itu. Namun, ia mengabaikan hal itu. Dengan cepat, Suci mengangkat panggilan telepon.“Ada apa Anton?”Tidak ada jawaban. “Hallo, Anton?”“Anton, apa Rangga sudah sampai di kantor polisi?”Sunyi. Tidak ada suara yang menjawab pertanyaannya.Merasa ada yang aneh, Suci segera mematikan sambungan teleponnya.Lestari terus melangkah mendekat ke ruang rawat Sandi. Ia berharap agar Suci dan Rangga masih berada di Rumah Sakit.“Jadi, mereka sudah pergi ke kantor Polisi?” ada nada kecewa karena Suci telah
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 133 (Saling Menikmati)

Butuh waktu yang cukup lama bagi Suci untuk menunggu kedatangan Rangga. wanita cantik itu terlihat sedang duduk di pinggiran kolam renang dan memasukkan kedua kakinya ke dalam kolam renang yang terasa begitu dingin di kulit kakinyaSuci mendongak,menatap langit yang sudah berganti dengan malamSejak kepergian Rangga, pria berwajah Tampan itu belum juga memberikan kabar. Entah apa yang terjadi, namun Suci memutuskan untuk tidak mencari tahu,apa yang terjadi di luar sana. Ia ingin sebentar saja untuk tidak memikirkan apapun.Katakanlah Suci egois, tapi Ia sedang merasakan sakit dibagian kepalanya,membuat tubuhnya terasa tak enak. Alasan? Tentu saja tidak, Suci bukanlah tipikal orang yang mencari alasan untuk menjauhi sebuah masalah.Bahkan, Ia juga mematikan ponselnya, itu sebagai bentuk protes pada Rangga, karena tidak menjawab teleponnya. Katakanlah ia kekanak-kanakan, tapi Suci benar-benar merasa kesal pada Rangga.Saat memasuki Villanya, Rangga tidak menemukan Suci di ruang tengah m
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 134 ( Bayi)

Keesokan harinya, Suci bangun dalam keadaan tubuh yang terasa begitu sakit. Suci merasa Ia seperti baru saja menyelesaikan lari jarak jauh berkilo-kilo meter, saat akan turun dari ranjangnya, butuh waktu cukup lama agar kedua kakinya dapat menyentuh lantai.“Sayang, kau sudah bangun?”Tanpa melihat wajahnya, Suci tahu bahwa itu adalah Rangga. Pria itu nampak berjalan ke arahnya sambil membawa nampan berisi susu hangat dan juga roti yang sudah diolesi dengan selai kacang kesukaan Suci. Suci memicingkan matanya, menatap aneh pada nampan yang dibawa oleh Rangga.“Dari mana mas tahu, aku suka sarapan roti dan Susu?”“Ibu!” jawab Rangga setelah meletakkan nampan tersebut di atas nakas.Suci membenarkan Selimut yang membelit tubuhnya.“Tubuhku lemas mas, suapin!” Rangga menyentuh kedua pundak Suci, lalu berucap, “ Setelah kau tahu ini, aku yakin kau tidak akan pernah merasa lelah dan lemas lagi.” Senyum manis terpancar dari wajah Rangga, membuat Suci semakin penasaran atas apa hak yang se
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 135 ( Bahagia yang Sesungguhnya)

Sebuah kejutan besar membentang di hadapan suci. Pandangannya tertuju pada bayi mungil yang saat ini berada dalam gendongan polisi wanita itu. Melihat reaksi suci yang masih terkejut,polisi yang menggendong bayi itu mendekat ke arah suci dan menyerahkan bayi yang digendongnya.Suci tampak ragu,namun kedua tangannya tetap mengulur menerima bayi mungil yang saat ini masih dalam keadaan menangis itu. Lestari memapah tubuh Suci untuk duduk di sebuah kursi panjang di ruangan itu. beberapa saat kemudian, ada salah seorang wanita yang membawakan botol dot susu yang berikan pada Suci. dengan tangan yang masih sedikit gemetar, Suci memberikan dot susu itu ke dalam mulut sang bayi. dalam sekejap, bayi mungil itu menghentikan tangisnya dan terlihat begitu senang mendapatkan apa yang ia inginkan.Melihat bayi itu menyedot begitu kuat, mengingatkan suci bahwa air susunya sejak melahirkan itu tidak setetes pun keluar. mungkin, itu disebabkan karena dirinya yang banyak mengalami kejadian-kejadian m
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 136 (Perkara Susu)

Setelah mendapatkan surat persetujuan dari pihak kepolisian untuk membawa anaknya pulang, Suci terlebih dahulu ingin mengunjungi Rahayu. Namun, ibu mertuanya itu memilih untuk tidak bertemu dengannya.Mendapatkan penolakan dari Rahayu, membuat Suci sedikit kecewa. Namun, Ia tidak dapat melakukan apapun atas keputusan yang diambil oleh Rahayu. Suci hanya dapat mendoakan agar ibu mertuanya dalam keadaan sehat di balik tembok pembatas yang tidak dapat ia lewati, untuk saat ini.“Ibu sudah memiliki pengacara, jadi kita bisa sedikit bernapas lega. Besok, kita akan datang lagi untuk menjenguk ibu.” Rangga mencoba untuk menghibur Suci yang terlihat sedih saat akan keluar dari kantor Polisi.Saat akan mengambil langkah keluar, beberapa orang anak buah Rangga telah bersiap untuk mengawal langkah mereka untuk bisa menerobos gerombolan wartawan yang masih setia menunggu mereka keluar dari kantor polisi.Setelah berhasil masuk ke dalam mobil, Suci Kembali memperhatikan bayi mungil yang masih ber
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 137 ( Dasar Pengkhianat! )

“Kau sudah bisa membuatnya, mas. Kalau begitu, kau aku tugaskan untuk selalu membuatkan susu untuk anak kita!”Mendapatkan respon Seperti itu, bukannya membuat Rangga senang. Namun, pria itu nampak begitu terkejut dengan pernyataan yang baru saja keluar dari bibir Suci.“Bagaimana, kau setuju, sayang?”Rangga mengangguk lemah, tak ingin membuat Suci kecewa atas penolakan yang ia lakukan. Rangga hanya dapat pasrah saat Kembali harus membuatkan susu untuk anaknya dalam kurun waktu yang cukup lama.Ah, tidak masalah. Ia bisa mengandalkan para pelayannya dua puluh empat jam dengan tambahan gaji yang sepadan.Setelah bayi mungil itu kembali terlelap dalam tidurnya, Suci Kembali meletakkan bayi mungilnya diatas kasur.“Apa nama yang pantas kita berikan untuk anak kita, mas?” Rangga mendekat, ikut memandang wajah sang bayi.“Bagaimana kalau Asmaraloka?”"Asmaraloka?”Rangga mengangguk sambil menatap wajah istrinya itu“Karena anak ini adalah saksi cinta kita, jadi aku, memberikan nama Asma
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Bab 138 ( Maafkan Aku, Sayang!)

“Jaga mulutmu dan jangan pernah memfitnah ibuku!” Anton menepis tangan Rangga, pria itu masih menyunggingkan senyum liciknya.“Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada ibu yang kau banggakan itu! Jadi sekarang, aku bukanlah lagi anak buah mu, jadi jangan pernah menyuruhku lagi untuk melakukan hal yang kau inginkan!”“Agghhhhhhh! Sialan!!” teriak Rangga dengan tatapan membara saat melihat Anton Meninggalkan dirinya sendiri.Selang setelah kepergian Anton, seorang pria dengan kaca mata besarnya masuk ke dalam ruangan.“Ini bukti yang saya dapatkan. Anda bisa memeriksanya. “Ucap pria itu sambil menyerahkan sebuah map coklat pada Rangga.Rangga segera mengambil map tersebut dan mengisyarakat agar orang itu pergi dari ruangan. ia masih butuh waktu untuk sendiri. Pria berkacamata besar itu adalah seseorang yang telah di kirimkan Lestari untuk memata-matai Anton selama ini.Rangga memilih untuk duduk terlebih dahulu, pikirannya masih terasa begitu panas dengan semua macam alasan yang An
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Bab 139 ( Cinta Lama Belum Kelar)

“Apa maksud ucapanmu, Mas?”“Apa.kau sama sekali tidak merasa bahwa, Anton menaruh harapan padamu?”FlashbackSaat Suci akan mengantarkan minuman ke ruangan yang sudah diarahkan oleh seniornya, pintu yang hendak di ketuk nya, terbuka dari dalam. Suci terkejut dan segera mundur agar tubuhnya tidak terlalu dekat dengan orang yang berada di dalam.“Pegawai baru?” tanya pria dengan senyum manisnya.Suci menanggapi pertanyaan itu dengan sebuah anggukan. Ia tidak berani menatap terlalu lama pria yang merupakan asisten pribadi pemilik perusahaan ini.“Kopi?” tanyanya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari Suci.“I, iya pak…” jawab Suci terbata-bata.“Nama saya, Anton.” Pria itu mengulurkan tangannya, berharap agar Suci menerima uluran tangannya.Suci kebingungan, kedua tangannya saat ini sedang memegang nampan yang berisi minuman kopi untuk Anton.Melihat raut wajah Suci yang gelisah, membuat Anton tersenyum.“Ayo, silahkan masuk!” Anton memundurkan tubuhnya agar Suci dapat masuk ke dalam
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Bab 140 ( Butuh Suntikan Semangat)

“Bagaimana dengan anak kami, Bu, jika aku terjun ke dunia bisnis?” tanya Suci bimbang atas saran yang diberikan oleh Ibunya.“Jangan khawatir, anak kalian akan aman bersama dengan ibu. Jadi, jangan patah semangat. Akan ada hal baik yang akan menunggu kalian.”Walaupun belum menjalankan apa yang dikatakan oleh mertuanya itu, Rangga tersenyum puas mendengar jawaban sang ibu mertua.Ia juga merasa mampu untuk melewati ini semua. Keesokan harinya, Rangga datang ke kantor dan memulai pekerjaannya. Walaupun sempat berpapasan dengan Anton, Rangga memilih untuk bungkam dan tidak menegur mantan asistennya itu.Beberapa karyawan yang melihat hal itu pun, nampak jelas menyetujui apa hal yang dilakukan Rangga.Walaupun sebagian mereka banyak yang tidak menyukai watak Rangga yang terlihat sombong, namun hal itu tidak berpengaruh, karena bagi mereka yang menjadi karyawan lama dan menetap di kantor ini, mereka sangat paham bahwa Anton hanyalah asisten pribadi Rangga.Namun, tidak ada angin dan huja
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status